Makin Nyeleneh! Kini Ada Daging Tiruan Rasa Daging Singa hingga Gajah

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Selasa, 05 Apr 2022 11:30 WIB
Foto: Oddity Central
Jakarta -

Kecanggihan teknologi membuat peneliti bisa membuat daging tiruan di lab. Bukan hanya daging ayam atau sapi, melainkan juga daging yang tak umum dikonsumsi yaitu daging singa, macan, hingga gajah!

'Lab grown meat' atau daging tiruan yang dibuat di laboratorium menunjukkan betapa majunya teknologi saat ini. Tanpa hewan sungguhan, peneliti bisa menghasilkan produk daging imitasi yang tekstur dan rasanya menyerupai daging hewan asli.

Kreasinya pun tak terbatas pada daging hewan yang umum dikonsumsi saja, tetapi juga hewan eksotis. Sebut saja singa, macan, dan gajah yang bagian dagingnya sebenarnya tidak umum dimakan manusia, namun ternyata bisa dibuat di lab.

Mengutip Oddity Central (1/4), produsen daging tiruan lab ini adalah Primeval Foods yang berbasis di London. Pihaknya sengaja memperkenalkan produk daging imitasi dari hewan-hewan eksotis agar beda dari produk yang sudah ada.

Mereka mengatakan tak ada satupun hewan sungguhan yang disakiti atau dikorbankan dalam proses produksi daging di lab ini. Primeval Foods menggunakan sel yang dikultur.

"Alasan kita mengonsumsi daging dari hewan tradisional seperti sapi dan ayam bukan karena daging ini yang paling enak, sehat, atau bergizi. Hal ini lantaran hewan tersebut adalah yang paling mudah dibuat jinak," kata Yilmaz Bora, Managing Partner di Ace Ventures (perusahaan di belakang Primeval Foods).

Steak daging macan, salah satu produk daging tiruan lab keluaran Primeval Foods. Foto: Oddity Central

Ia melanjutkan daging tiruan lab memungkinkan inovasi melampaui batas. Salah satunya dengan menciptakan rasa daging dari hewan lain yang paling enak, sehat, dan bergizi meski tidak melibatkan hewan itu secara sungguhan.

Bora menilai konsumsi daging ini dapat membawa manusia ke evolusi baru untuk otak dan mikrobioma ususnya. Hal ini karena profil protein dan asam amino unik yang terkandung dalam daging tiruan lab. Daging ini juga bebas kolesterol dan lemak jenuh yang tentu saja lebih bagus untuk kesehatan.

"Kami membayangkan masa depan di mana kami mengonsumsi daging jaguar yang dibuat di lab untuk mendapatkan tidur dan suasana hati yang lebih baik, atau mengolah daging gajah untuk meningkatkan kinerja kognitif kami. Ini hanyalah puncak gunung es," kata Bora.

Baca Juga: Daging Manusia hingga Bebek, Ini 5 Daging Tiruan Buatan Laboratorium

Primeval Foods optimis daging tiruan lab varian singa, macan, hingga gajah ini bisa diterima masyarakat. Pasalnya orang-orang selalu ingin mencoba dan bereksperimen dengan hal baru, termasuk untuk pengalaman kuliner.

Lalu bagaimana Primeval Foods mengolah daging lab ini? Mereka mengambil sel yang dibutuhkan dari hewan-hewan di penangkaran. Sebagian lagi diambil dari pasar daging eksotis.

"Dalam beberapa bulan mendatang, kami berencana mengadakan acara cicip makanan di London dengan salah satu menu daging eksotis yang kami budidayakan. Hal ini untuk memberitahu dunia seperti apa babak makanan selanjutnya," kata Yilmaz Bora.

Daftar menu berbahan daging tiruan yang akan ditampilkan di London. Foto: Oddity Central

Dalam gambar daftar menu yang beredar, terlihat menu dari daging tiruan lab ini sangat unik. Untuk hidangan utama misalnya, ada ravioli bayam dengan saus putih, serta daging singa panggang dengan kentang.

Lalu untuk menu anak-anak ada nugget daging macan dengan ubi. Dessert-nya berupa cheesecake panggang yang creamy dengan tambahan minyak gajah.

Sebelumnya, produk inovasi daging tiruan lab juga termasuk steak yang dicetak 3D menggunakan sel sapi asli. Produk ini diperkenalkan perusahaan teknologi asal Israel, MeaTech.

Ada alasan mulia mengapa MeaTech mengembangkan daging steak buatan lab atau lab-grown meat sebagai produk utama mereka. Langkah ini diambil karena besarnya dampak lingkungan dari peternakan hewan konvensional.

Baca Juga: Ini Daging Steak Buatan Lab Terbesar di Dunia Dicetak dari Sel Sapi Asli



Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"

(adr/odi)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork