Banyak pola diet populer yang informasinya tersebar di internet, seperti intermittent fasting (IF). Ternyata cara diet yang salah juga bisa timbulkan efek samping.
Tren hidup sehat kian meningkat, pegiatnya berlomba-lomba hidup sehat mulai dari olahraga rutin hingga menjalani diet sehat. Banyak pola diet populer yang informasi cara melakukannya dapat diakses melalui internet.
Salah satunya intermittent fasting yang menerapkan jendela makan pada pelaksanaan dietnya. Banyak pelaku IF yang percaya dan membuktikan diet ini ampuh untuk menurunkan berat badan. Faktanya, dilansir dari Times of India, Kamis (3/9), IF juga punya efek samping berbahaya.
Hal ini disebut-sebut sebab dari pengaturan jendela makan yang tidak tepat. Walaupun dianggap ampuh untuk menurunkan berat badan tetapi melewati waktu makan sembarangan justru memiliki konsekuensi yang tinggi.
Baca juga: Jago! Bocah SD Raup Untung Rp 9 Juta per Bulan dari Jualan Milk Tea
Berikut ini 5 efek samping diet IF pada kesehatan:
1. Lemas dan Sakit Kepala
Ketika menjalani IF artinya tubuh akan tidak mendapat asupan makanan selama beberapa waktu. Artinya tubuh tidak menerima asupan bahan bakar untuk dibakar dan diubah menjadi energi.
Melewati waktu makan dengan berbagai alasan akan membuat tubuh terasa menjadi lemas. Pada kondisi yang lebih serius, sebagian orang akan merasa pusing jika terlalu lama tidak menerima asupan makanan.
Kondisi tubuh yang dibiarkan kelaparan tanpa pengaturan dan penanganan oleh ahli dapat menyebabkan beberapa efek lanjutan. Misalnya seperti tekanan gula darah yang rendah, dehidrasi, hingga ketidaksimbangan elektrolit yang juga menyebabkan lemas serta sakit kepala.
2. Risiko Kesehatan Jantung
Alasan seseorang hendak menerapkan pola diet sehat adalah demi kesehatan tubuh jangka panjang. Tetapi diet yang tidak dilakukan secara terstruktur dan benar justru akan berisik mengganggu kesehatan jantung.
Pada sebuah penelitian terhadap 2.000 orang dewasa di Amerika Serikat, ditemukan partisipan yang membatasi waktu makannya kurang dari 8 jam sehari memiliki risiko kematian 91% lebih tinggi.
Risiko tersebut datang dari gangguan kardiovaskuler yang dibandingkan dengan orang-orang yang makan 12-16 jam sehari. Pada penelitian lainnya juga ditemukan kenaikan 135% risiko kematian akibat serangan jantung dari orang-orang yang terlalu ketat membatasi asupan makan mereka.
Simak Video "Menikmati Keseruan di Bibir Pantai Ngiroboyo, Pacitan"
(dfl/adr)