Banyak orang sarapan roti gandum dan menganggap menu ini lebih baik ketimbang nasi pulen atau bubur sekalipun. Namun chef Edwin Lau mengungkap fakta mengejutkan dari konsumsi roti gandum.
Selain nasi dan mie, banyak orang Indonesia menjadikan roti sebagai sumber karbohidrat mereka. Roti paling sering dikonsumsi saat sarapan, baik dengan topping manis maupun gurih.
Tak sedikit yang menganggap makan roti, terutama roti gandum, lebih sehat dibanding makan bubur atau nasi. Mereka bahkan cenderung menghindari menu tersebut dan memprioritaskan roti.
Namun, chef Edwin Lau yang merupakan chef sekaligus health coach ini mengungkap fakta soal roti. Melalui unggahan Instagram @edwinlau yang detikfood kutip atas seizinnya, ia menjelaskan mengapa sarapan bubur atau nasi pulen sekalipun lebih bagus ketimbang roti gandum.
Ia bilang kecuali roti gandum yang dikonsumsi adalah 100% whole grain yang rasa, tekstur, dan aromanya seperti kardus. Peneliti di Swedia, tepatnya dari Chalmers University of Technology menyebut konsumsi roti gandum utuh pada pagi hari justru dapat menurunkan berat badan.
Namun rotinya harus mengandung 30 gram serat! Roti yang dimaksud dalam penelitian adalah roti rye. Jenis roti ini terkenal dengan rasa, aroma, dan teksturnya yang kurang enak.
Lantas kalau kamu mengejar asupan 30 gram serat dari makan roti putih yang mayoritas mengandung 1 gram serat per lembarnya, maka kamu harus makan 30 gram lembar roti putih dalam sekali makan.
Langkah ini tentu bukan solusi yang tepat karena justru bisa memicu diabetes, obesitas sentral, malnutrisi, hingga risiko gangguan pencernaan.
"Jadi, akui, pahami, dan yakini bahwa roti pada dasarnya adalah junk food. It's highly processed food," kata chef Edwin Lau.
Ia bilang mau bentuknya roti gandum murni sekalipun, masih lebih baik jika kamu makan gandumnya ketimbang yang sudah diolah jadi roti. "Karena untuk membuatnya menjadi roti, artinya gandum harus dibuat dalam bentuk tepung halus yang lebih cepat meningkatkan gula darah," kata chef kelahiran 1982 ini.
Roti juga harus dibuat menggunakan ragi yang berisiko meningkatkan asam urat, lemak dan gula yang berpotensi memicu obesitas dan malnutrisi, serta ditambahkan bahan kimiawi yang dapat meningkatkan risiko kanker serta gangguan metabolik.
Tak hanya itu, roti melalui proses pemanggangan dan penggorengan yang mungkin mengandung zat acrylamide yang bersifat karsinogen. "Belum lagi kalau kalian tidak sadar bahwa tubuh kalian sebenarnya alergi atau intoleran terhadap gluten," tulis chef Edwin Lau.
Ia menyarankan lebih baik makan makanan alami dalam bentuk aslinya, bukan olahannya. Chef Edwin Lau bilang inilah dasar dari pola makan yang sehat.
Sebagai solusi, sarapanlah dengan menu lebih sehat seperti buah-buahan, sayuran, bijian, kacang-kacangan, serta sumber protein alami lain alih-alih makan roti. Ia bilang makan roti akan meninggalkan efek negatif bagi tubuh.
(adr/odi)