Makanan tiruan mungkin terlihat enak dan praktis. Namun, perlu cermat dalam mengonsumsinya karena makanan 'palsu' itu ada yang aman dan juga berbahaya bagi tubuh.
Produk tiruan atau imitasi sering menarik perhatian banyak orang. Makanan ini terlihat enak dan menggiurkan, padahal bahan-bahan pembuatannya tidak seperti yang dikira. Sejumlah produk menawarkan kualitas di bawah standar yang mungkin kurang bergizi atau bahkan berbahaya bagi kesehatan.
Contohnya crab stick yang banyak digemari. Crab Stick dalam bentuk frozen sering dibeli karena dianggap enak dan cocok jadi pelengkap beberapa makanan. Misalnya ditumis biasa atau direbus dengan kuah kaldu dan sayuran.
Crab stick sebenarnya tidak murni terbuat dari olahan daging kepiting. Produk ini cenderung menawarkan makanan versi yang sangat mirip dengan aslinya, tetapi harganya lebih murah. Kualitasnya pun dikenal lebih buruk.
Meskipun begitu, sebenarnya makanan tiruan tidak selalu buruk. Terdapat sejumlah makanan tiruan yang sebenarnya cukup baik. Karenanya kamu perlu cermat dalam memilih dan mengonsumsinya. Jika tidak, makanan imitasi bisa memberi dampak buruk bagi kesehatan.
Merangkum The Daily Meal (28/10), berikut 5 makanan imitasi yang aman dan tidak dikonsumsi:
1. Crab Stick
Crab stick menjadi salah satu makanan tiruan yang paling banyak ditemui di pasaran. Makanan ini sebenarnya terbuat dari bahan disebut surimi, yaitu pasta yang terbuat dari ikan putih yang dihaluskan. Setelah diproses, dibentuk, dan dimasak, surimi akan memiliki tekstur, rasa dan penampilan mirip dengan daging kepiting.
Meskipun crab stick populer, tetapi banyak juga yang tidak suka dengan makanan ini. Terlepas dari itu, crab stick sebenarnya memiliki beberapa manfaat. Crab stick jauh lebih murah daripada kepiting asli, sehingga kamu bisa menikmati sensasi makan kepiting dengan harga jauh lebih terjangkau.
Crab stick juga menjadi pilihan lebih baik bagi mereka yang ingin makanan praktis. Crab stick mengandung natrium lebih rendah dibandingkan kepiting asli. Makanan ini juga awet lebih lama jika disimpan di kulkas.
2. Ekstrak vanilla
Vanila sering dibutuhkan dalam dunia kuliner, mulai dari tambahan perasa pada adonan kue hingga menjadi perasa dalam minuman. Namun, vanilla yang lebih sering dipakai yaitu ekstrak vanilla tiruan. Rupanya ini dibuat dari bahan bernama vanili. Vanili merupakan senyawa berasal dari biji vanilla. Vanili jauh lebih terjangkau dan mudah diproduksi.
Sedangkan ekstrak vanila asli terbuat dari biji vanili dan alkohol, serta air. Karena bahan utama biji vanili mahal, sehingga cukup sulit diproduksi.
Ekstrak vanilla imitasi tidak selamanya buruk. Kenyataannya, ekstrak vanilla ini dianggap lebih dari cukup untuk menambah rasa pada hidangan yang kamu buat. Produk ini juga bisa digunakan dalam jumlah yang dapat ditentukan sendiri takarannya.
Ketika digunakan dalam resep yang dipanggang, ekstrak vanila tiruan bisa memberi rasa vanila yang tidak kalah kuat seperti vanila asli, tetapi harganya lebih murah.
Namun, ada kalanya ekstrak vanila asli lebih disukai, terutama pada hidangan yang hanya memerlukan proses memasak seminimum mungkin.
Makanan imitasi yang sebaiknya dihindari bisa dilihat pada halaman selanjutnya!
(aqr/adr)