Selain Arabica dan Robusta, Liberica merupakan biji kopi langka yang mulai populer. Bentuknya lonjong sebesar biji kurma beraroma nangka.
Beberapa tahun ini pencinta kopi mulai mengenal kopi liberica. Meskipun kopi ini sudah cukup lama ada di Indonesia.Varietas kopi ini dinilai langka karena populasinya tidak sampai 1 persen dari jumlah populasi tanaman kopi di dunia.
Menurut Peneliti Pascapanen Kopi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka), Ir Yusianto, kopi Liberica ini didatangkan Belanda ke Indonesia pada tahun 1870an. Kopi Liberica sendiri merupakan jenis Arabika.
Belanda sejak menduduki Indonesia telah mendatangkan kopi Arabika dan ditanam di seluruh Indonesia. Kopi dari Indonesia ini sejak dulu dikenal dengan nama Java Coffe karena jalur perdagangannya melalui Pulau Jawa, tepatnya Jakarta.
Asal Muasal Varietas Kopi Liberica
Varietas kopi Liberica tergolong bukan yang pertama kali ditanam di Indonesia. Hal itu bermula dari serangan penyakit karat daun pada tanaman kopi Arabika yang lain pada tahun 1870an.
Ada spot-spot di daun kopi itu yang warnanya mirip besi. Namanya virus Hemileia Vastatric. Kopi Arabika yang ditanam dibawah 1000 mdpl pun hancur semua.
"Saat itu Belanda kemudian mengkonversi tanaman kopi menjadi teh. Kemudian didatangkan juga varietas Liberica. Ternyata tidak tahan penyakit karat daun juga. Namun ternyata, masih ada sisa-sisanya sampai sekarang," kata Yusianto kepada detikjatim Sabtu (22/10/2022).
Biji kopi Liberica awalnya dinilai rasanya tidak cocok dengan lidah orang Indonesia. Panelis uji citarasa kopi ini menyebut, rasa Arabika itu manis dan asam. Sedangkan Liberica rasanya pahit, sepet dan getir. Mirip aroma daun dan getah.
Kopi Liberica Beraroma Mirip Nangka
Menurut Yusianto, tanaman kopi Liberica awalnya berpusat di Lampung yang dikenal dengan sebutan kopi Robinson. Lalu di Tanjung Jabung (Jambi), dan Tulang Pisau (Kalimantan Tengah).
Sedangkan di Jawa Timur, terkonsentrasi di Wonosalam (Jombang). Wilayah tapal kuda juga ditemukan beberapa tanaman kopi Liberica masih bertahan hidup. Seperti di Banyuwangi, Bondowoso dan Jember.
Kopi Liberica juga dikenal dengan sebutan kopi Azizah, Buryah atau Nangkah. Karena aroma kopinya mirip nangka.
Yusianto menambahkan, saat ini para pedagang kopi mulai melirik Liberica. Karena pembeli kopi banyak yang tertarik mencoba dan penasaran dengan kelangkaan serta rasanya.
"Di Blitar, saya temukan ada satu pohon di belakang rumah warga. Tingginya hampir tiga meter itu," ungkapnya.
Simak Video "Video: Sensasi Nyeduh Kopi Langsung dari Kebun di Puncak Gunung Muria"
(yms/odi)