Mengenal Typica, Kopi Arabika Tertua di Dunia yang Kini Langka

Ngopi Yuk!

Mengenal Typica, Kopi Arabika Tertua di Dunia yang Kini Langka

Riska Fitria - detikFood
Jumat, 31 Jan 2025 07:30 WIB
Mengenal 3 Biji Kopi Eksotik yang Unik, Chiroso hingga Tabi
Foto: Istimewa
Jakarta -

Kopi Typica disebut-sebut sebagai kopi Arabika terbaik sekaligus tertua di dunia. Sayangnya, varietas biji kopi ini sudah mulai langka.

Typica bukan sekadar varietas kopi, tetapi juga merupakan 'tulang punggung' kekayaan sejarah kopi. Typica merupakan varietas kopi Arabika asli dan paling signifikan di dunia.

Di sini lah perjalanan kopi di mulai. Dikutip dari Bevarabia (29/0125) kopi ini dibawa dari Ethiopia, kemudian menyebar melintasi Yaman, India, dan beberapa negara seperti Indonesia dan Amerika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profil rasa dan aroma kopi Typica menjadi keistimewaan tersendiri. Kopi ini memiliki rasa yang manis, asam, clean, dan teksturnya yang lembut, terasa kompleks serta seimbang.

Selain itu, kamu akan sering menemukan aroma bunga, buah-buahan, dan rasa manis karamel yang halus pada Typica. Inilah mengapa varietas kopi ini menjadi favorit banyak orang.

ADVERTISEMENT

Namun, kisah Typica bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang ketahanan. Meskipun Typica terkenal akan kualitasnya yang tinggi, tetapi kopi ini terbilang langka.

Ini Daftar 3 Biji Kopi Terbaik di Asia, Indonesia Peringkat Satu!Typica merupakan varietas kopi Arabika asli dan paling signifikan di dunia. Foto: Site News

Hasil panennya sedikit dan biji kopi ini rentan terhadap penyakit. Itulah sebabnya di banyak daerah telah digantikan oleh biji hibrida yang lebih kuat.

Meskipun begitu, masih banyak petani yang membudidayakan Typica karena kualitas yang tak tertandingi dan hubungannya dengan asal muasal kopi.

Di Indonesia sendiri, biji kopi ini dibawa dari Kannur, Malabar, ke Jawa oleh para serdadu VOC tahun 1696. Ini merupakan kopi pertama yang ditanam di Nusantara, meski penanaman pertama kali itu gagal.

Lalu VOC kembali membawa bibit ini untuk ditanam di Cianjur, Jawa Barat. Dan, di tanah Preanger itulah, Typica kemudian tumbuh subur, seperti yang dikutip dari buku The Road To Java Coffee.

Dalam buku tersebut juga menceritakan bahwa kopi Typica ini mendapatkan perhatian dunia saat memenangi lelang kopi di Amsterdam tahun 1711. Bahkan harganya lebih tinggi dari Mokha yang tersohor saat itu.

Jangan Terkecoh, Ini 5 Tanda Biji Kopi Sudah Tidak SegarTypica pernah memenangi lelang kopi di Amsterdam tahun 1711 Foto: Getty Images/iStockphoto/Alexthq

Penanaman kopi Typica di Nusantara dilanjutkan ditanam di Sulawesi pada 1740, sebelum akhirnya menyebar ke penjuru Nusantara seiring era sistem kerja paksa.

Lalu, pada 1707, biji kopinya diperbanyak dengan disebar ke kebun botani ternama Eropa. Dari Kebun Raya de Royal Jardin de Plantes Paris, tanaman itu dibawa menyeberangi samudra ke Martinique, koloni Perancis di Karibia.

Dari sana lah, Typica Jawa menyebar ke Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kopi ini memilih harga yang relatif tinggi. Per cangkir yang diseduh dibanderol sekitar Rp 70.000.

Sementara harga per 250 gramnya untuk biji kopi yang disangrai mencapai Rp 295.000. Kini, biji kopi ini terbilang langka karena tanamannya mudah terserang hama.




(raf/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads