Liberica, Kopi Langka di Blitar yang Beraroma Semerbak Nangka

Ngopi Yuk!

Liberica, Kopi Langka di Blitar yang Beraroma Semerbak Nangka

Erlina Riady - detikFood
Senin, 24 Okt 2022 06:00 WIB
Warga menunjukkan tanaman kopi yang tumbuh di Pegunungan Meratus di Desa Alat, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Kamis (26/8/2021). SPI Kalimantan Selatan merencanakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah menjadi pusat pengembangan tanaman kopi di Kalimantan Selatan dengan menyiapkan 100 ribu bibit kopi yang akan di tanam di desa-desa pedalaman sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat, hingga saat ini pihak SPI Kalsel telah menemukan tiga jenis tanaman kopi yang tumbuh di wilayah Pegunungan Meratus yaitu jenis kopi Robusta, Liberika dan Ekselsa. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa.
Foto: ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S
Jakarta -

Selain Arabica dan Robusta, Liberica merupakan biji kopi langka yang mulai populer. Bentuknya lonjong sebesar biji kurma beraroma nangka.

Beberapa tahun ini pencinta kopi mulai mengenal kopi liberica. Meskipun kopi ini sudah cukup lama ada di Indonesia.Varietas kopi ini dinilai langka karena populasinya tidak sampai 1 persen dari jumlah populasi tanaman kopi di dunia.

Menurut Peneliti Pascapanen Kopi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka), Ir Yusianto, kopi Liberica ini didatangkan Belanda ke Indonesia pada tahun 1870an. Kopi Liberica sendiri merupakan jenis Arabika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belanda sejak menduduki Indonesia telah mendatangkan kopi Arabika dan ditanam di seluruh Indonesia. Kopi dari Indonesia ini sejak dulu dikenal dengan nama Java Coffe karena jalur perdagangannya melalui Pulau Jawa, tepatnya Jakarta.

Asal Muasal Varietas Kopi Liberica

Varietas kopi Liberica tergolong bukan yang pertama kali ditanam di Indonesia. Hal itu bermula dari serangan penyakit karat daun pada tanaman kopi Arabika yang lain pada tahun 1870an.

ADVERTISEMENT

Ada spot-spot di daun kopi itu yang warnanya mirip besi. Namanya virus Hemileia Vastatric. Kopi Arabika yang ditanam dibawah 1000 mdpl pun hancur semua.

"Saat itu Belanda kemudian mengkonversi tanaman kopi menjadi teh. Kemudian didatangkan juga varietas Liberica. Ternyata tidak tahan penyakit karat daun juga. Namun ternyata, masih ada sisa-sisanya sampai sekarang," kata Yusianto kepada detikjatim Sabtu (22/10/2022).

Biji kopi Liberica awalnya dinilai rasanya tidak cocok dengan lidah orang Indonesia. Panelis uji citarasa kopi ini menyebut, rasa Arabika itu manis dan asam. Sedangkan Liberica rasanya pahit, sepet dan getir. Mirip aroma daun dan getah.

Kopi Liberica Beraroma Mirip Nangka

Inilah Liberika, Kopi Langka yang Bijinya Sebesar Biji KurmaInilah Liberika, Kopi Langka yang Bijinya Sebesar Biji Kurma Foto: detikcom/Erliana Riady

Menurut Yusianto, tanaman kopi Liberica awalnya berpusat di Lampung yang dikenal dengan sebutan kopi Robinson. Lalu di Tanjung Jabung (Jambi), dan Tulang Pisau (Kalimantan Tengah).

Sedangkan di Jawa Timur, terkonsentrasi di Wonosalam (Jombang). Wilayah tapal kuda juga ditemukan beberapa tanaman kopi Liberica masih bertahan hidup. Seperti di Banyuwangi, Bondowoso dan Jember.

Kopi Liberica juga dikenal dengan sebutan kopi Azizah, Buryah atau Nangkah. Karena aroma kopinya mirip nangka.

Yusianto menambahkan, saat ini para pedagang kopi mulai melirik Liberica. Karena pembeli kopi banyak yang tertarik mencoba dan penasaran dengan kelangkaan serta rasanya.

"Di Blitar, saya temukan ada satu pohon di belakang rumah warga. Tingginya hampir tiga meter itu," ungkapnya.



Simak Video "Video: Sensasi Nyeduh Kopi Langsung dari Kebun di Puncak Gunung Muria"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads