Makanan yang digoreng atau gorengan sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan. Itu karena kandungan di dalamnya berbahaya untuk kesehatan tubuh.
Menggoreng merupakan metode memasak yang paling sering digunakan di seluruh dunia. Mulai dari masakan rumah hingga restoran fast food pun sering menyajikan makanan yang digoreng.
Tekstur renyah pada makanan yang digoreng mungkin menjadi kenikmatan tersendiri. Namun di balik teksturnya yang renyah, gorengan mengandung zat berbahaya.
Itulah mengapa gorengan sering dikaitkan dengan risiko penyakit, seperti jantung, diabetes, obesitas dan kanker. Hal itu dihasilkan dari minyak yang dipanaskan dalam suhu yang tinggi.
Karenanya kurangi konsumsi gorengan atau memilih alternatif lain seperti jenis minyak yang lebih sehat dan metode memasaknya.
Dilansir dari Healthline (19/11) berikut alasan mengapa gorengan berbahaya:
1. Tinggi Kalori
Salah satu alasan mengapa gorengan berbahaya adalah karena kandungan kalorinya yang tinggi. Makanan yang digoreng biasanya dilapisi dengan adonan seperti tepung.
Ketika digoreng, makanan itu akan kehilangan air dan menyerap lemak, sehingga meningkatkan kandungan kalorinya. Misalnya satu porsi kentang panggang biasanya mengandung 93 kalori dan 0 gram lemak.
Namun saat digoreng, kentang akan mengandung 319 kalori dan 17 gram lemak. Begitu juga dengan 100 gram ikan filet cod panggang hanya mengandung 105 kalori dan 1 gram lemak.
Ketika digoreng, kandungan kalorinya akan meningkatkan menjadi 232 kalori dan 12 gram lemak.
Baca Juga: Minyak Goreng Mahal, Netizen Berikan Tips Masak Telur di Atas Garam
2. Tinggi Lemak Trans
Lemak trans adalah lemak yang terbentuk ketika lemak tak jenuh mengalami proses hidrogenasi. Biasanya produsen makanan sering menghidrogenasi lemak menggunakan tekanan tinggi dan gas hidrogen.
Proses tersebut dilakukan untuk meningkatkan umur simpan dan stabilitasnya. Proses hidrogenasi juga dapat terjadi ketika minyak dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi selama masak.
Proses tersebut akan mengubah struktur kimia lemak, sehingga sulit untuk dipecah oleh tubuh. Apalagi menggunakan minyak sayur atau dari biji olahan yang mungkin mengandung lemak trans sebelum dipanaskan.
(raf/odi)