Bagi umat nonmuslim, babi termasuk makanan yang sering mereka konsumsi. Ternyata ada dampak kesehatan konsumsi babi yang diungkap para ahli kesehatan.
Konsumsi daging babi diperbolehkan untuk umat nonmuslim. Banyak dari mereka bahkan menyukai daging babi berikut olahannya seperti sosis dan bacon.
Daging babi disebut memiliki rasa gurih yang nikmat. Teksturnya juga juicy sehingga disukai banyak orang. Namun konsumsi daging babi juga perlu diperhatikan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa risiko kesehatan yang mungkin timbul dari konsumsi daging babi berlebih. Hal ini diungkap para ahli kesehatan terkait nutrisi yang terkandung dalam daging babi.
"Daging babi mungkin menjadi jenis yang paling populer di dunia, tapi konsumsinya bisa menimbulkan efek serius untuk kesehatan dan kekebalan tubuh. Daging babi punya kaitan dengan penyakit kanker dan jantung," kata ahli gizi Trista Best.
Mengutip Eat This, Not That! (18/11/21), inilah 5 hal yang bakal terjadi kalau kamu makan daging babi:
1. Membangun massa otot
![]() |
Daging babi tergolong jenis daging merah, bukan daging putih. Karenanya konsumsi daging babi juga bisa memenuhi kebutuhan protein harian. Protein dari daging babi bahkan disebut sangat bagus untuk mereka yang membangun massa otot dan meningkatkan performa otot mereka.
"Daging babi mengandung protein komplet, yang berarti menyediakan seluruh asam amino termasuk 9 asam amino esensial. Meski begitu, sangat penting untuk memilih daging babi tanpa lemak berkualitas tinggi sebagai bagian dari program pembentukan otot," kata Best.
Daging babi juga mengandung asam amino kreatin dan taurin. Kreatin berperan penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan otot, sedangkan taurin memaksimalkan fungsi otot karena kandungan antioksidannya yang ampuh.
2. Tingkatkan asupan zinc hingga zat besi
Selain sumber protein, konsumsi daging babi juga bisa meningkatkan asupan zat gizi mikro berupa vitamin dan mineral, seperti zinc dan zat besi. Hal ini amat bermanfaat mengingat konsumsi vitamin dan mineral banyak orang masih tergolong rendah.
"Daging babi bisa menjadi sumber zinc dan zat besi. Daging babi juga merupakan sumber selenium yang berperan penting dalam fungsi tiroid," kata Best. Hanya saja konsumsi daging babi tetap harus diperhatikan.
Best menyarankan konsumsi daging babi dengan cara sehat. Pilih yang bukan olahan, rendah lemak, dan dimasak dengan sempurna. Konsumsi daging babi secukupnya, jangan berlebihan.
3. Risiko terkena penyakit kardiovaskular
![]() |
Daging babi mengandung sodium dalam jumlah tinggi. Sodium memang punya peranan untuk kesehatan, namun seringkali konsumsinya berlebihan sehingga malah berdampak buruk.
Sodium utamanya terkandung dalam daging babi olahan seperti sosis, bacon, dan ham. Ketiga produk ini faktanya banyak dikonsumsi, terutama oleh orang-orang di negara Barat.
Contohnya dalam produk sosis babi standar mengandung 400 mg sodium per sajian, yang mana sudah sekitar 20% dari kebutuhan harian. Best juga mengingatkan untuk berhati-hati dengan kandungan lemak daging babi.
"Daging babi bisa dalam versi berlemak atau minim lemak, layaknya jenis daging kebanyakan. Ketika memilih produk daging babi, konsumen harus hati-hati mengenai kualitasnya. Pilih yang rendah lemak," kata Best.
Ia menyebut lemak jenuh pada daging babi merusak kesehatan jantung jika dikonsumsi berlebihan. Dampaknya bisa memicu penyakit jantung, stroke, dan obesitas.
4. Kemungkinan infeksi parasit
Seperti yang ditekankan para ahli kesehatan, daging babi harus dimasak dengan sempurna. Konsumsi daging babi mentah dan tak matang sempurna sangat berbahaya bagi kesehatan.
"Konsumsi protein hewani memiliki risiko keracunan makanan karena adanya kontaminasi silang atau temperatur masak yang tidak tepat," kata Best. Daging babi sendiri memiliki parasit yang dikenal dengan nama cacing pita, serta cacing gelang trichinella parasit. Makan daging babi mentah atau setengah matang dapat menyebabkan infeksi parasit yang serius dan terkadang mengancam nyawa.
5. Memicu obesitas
![]() |
Mengonsumsi daging babi terlalu banyak juga erat kaitannya dengan obesitas. Hal ini sebenarnya bukan hanya disebabkan oleh daging babi, melainkan juga daging merah lainnya seperti daging sapi.
Hal ini lantaran daging babi tinggi kandungan lemak dan protein. Penelitian yang dilakukan tahun 2014 dengan sampel dari 1 juta peserta membuktikan daging babi berkaitan dengan kenaikan berat badan berlebih.
Untuk diketahui, tiap 100 gram daging babi giling matang mengandung 297 kkal, 25,7 gram protein, dan 20,8 gram lemak. Jenis lemak yang terkandung pada daging babi adalah lemak jenuh dan lemak tak jenuh tunggal.
(adr/odi)