Jangan Percaya! 7 Mitos Tentang Telur Ini Sudah Terbukti Tak Benar

Tim Detikfood - detikFood
Rabu, 13 Okt 2021 06:30 WIB
Foto: iStock
Jakarta -

Telur menjadi makanan paling populer di dunia. Ada banyak mitos tentang telur yang terbukti tak benar. Karenanya tak perlu dipercayai lagi.

Telur sejak dulu menjadi sumber protein andalan. Murah harganya, gampang diolah dan harganya murah serta gurih enak rasanya. Mudah diolah menjadi beragam jenis makanan.

Telur memang punya banyak manfaat dan nutrisi, namun masih banyak mitos-mitos yang menyertainya. Berikut mitos soal telur yang sebaiknya tak perlu dipercaya lagi.

1. Makan telur bikin kolesterol naik

Fakta: Telur tidak mempengaruhi kadar kolesterol

Selama ini mereka yang memiliki risiko penyakit jantung atau masalah kardiovaskular lain disarankan untuk menghindari makanan yang tinggi kolesterol. Telur termasuk yang dihindari sebab mengandung 211 miligram kolesterol (70 persen dari kebutuhan harian). Namun studi terbaru menunjukkan telur tidak benar-benar mempengaruhi kadar kolesterol.

"Apa yang kita makan yang mempengaruhi kadar kolesterol itu lemak jenuh, lemak tans dan gula sederhana," jelas Marjorie Nolan Cohn, ahli diet dan pemilik MNC Nutrition di Philadelphia, mengutip dari The Healthy.

Jangan Percaya! 7 Mitos Tentang Telur Ini Sudah Terbukti Tak Benar Foto: iStock

2. Putih telur lebih sehat daripada telur secara utuh

Fakta: Kuning telur lebih banyak nutrisi daripada putih telur

Sajian telur ceplok akan menghadirkan bagian putih telur yang tipis dan renyah di bagian pinggir. Pun ada yang menganggap bagian putih telur lebih sehat daripada bagian kuning atau telur secara keseluruhan. Kenyataannya, kuning telur justru lebih kaya nutrisi.

Putih telur mengandung protein. Sedangkan kuning telur lebih kaya dengan kandungan vitamin B12, vitamin D juga kolin. Bagian kuning telur pun akan membuat menu sarapan lebih seimbang berkat kandungan lemak.

3. Protein pada telur mentah lebih banyak daripada telur matang

Fakta: Tubuh menyerap protein lebih baik dari telur yang dimasak.

Konsumsi telur mentah tidak aneh untuk sebagian orang. Telur dicampurkan pada jamu atau ada pula yang memakannya langsung. Padahal konsumsi telur mentah cukup berisiko termasuk infeksi bakteri salmonella.

Di samping itu, bukan berarti telur mentah lebih banyak protein. Justru konsumsi telur matang membuat tubuh menyerap protein dua kali lipat lebih baik daripada konsumsi telur mentah.

Apa saja mitos tentang telur yang terbukti tak benar? Cek daftarnya DI SINI !



Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"

(odi/odi)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork