Hampir setiap wilayah di Indonesia punya biji kopinya sendiri, termasuk Flores yang kopinya berkualitas terbaik. Sayangnya, biji kopi di sana terancam punah.
Indonesia termasuk salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. Baik robusta, arabika, hingga liberika semuanya bisa ditemukan di Indonesia.
Setiap wilayah Indonesia juga seolah memiliki hasil produksi biji kopi andalannya masing-masing. Salah satunya wilayah Bajawa di Flores, Nusa Tenggara Timur yang terkenal dengan produksi biji kopinya.
Kopi arabika dari Flores memiliki tempat khusus di mata dunia, sampai banyak penggemarnya. Sayangnya gegara perubahan iklim, biji kopi dari Flores disebut terancam punah.
Baca juga: Kacau! Ditipu Teman Kencan, Pria Ini Bayar Makan hingga Rp 7,7 Juta
Berikut ini fakta kopi dari Flores yang dibanggakan:
Sejarah Kopi Bajawa
Dilansir dari JYN Coffee, kopi yang ditanam di Flores telah ditanam sejak ratusan tahun silam. Suburnya tanaman kopi di Flores tidak terlepas dari budaya para petani lokal yang telah dilakukan sejak berabad-abad lalu.
Sejak dahulu hingga sekarang, tanaman kopi Bajawa tetap memegang teguh praktik penanaman yang mengedepankan kelestarian lingkungan. Tanaman kopi yang tumbuh di Flores berada pada ketinggian 1.200 - 1.600 meter di atas permukaan laut.
Karakteristik tanah vulkanis menjadi alasan maksimalnya pertumbuhan tanaman dan kualitas kopi di sana. Mulai dari perawatan tanaman hingga proses pasca panen semua dilakukan secara tradisional.
Dibudayakan turun temurun
Para petani kopi di Flores meninggalkan keahlian mengelola kebun kopi sebagai warisan kepada generasinya. Dilansir dari Mongabay, Rabu (20/8), Anselmus Menge, mantan Ketua Kelompok Tani Fa Masa menceritakan warisan budaya menanam kopi pada keluarganya.
"Orang tua kami mulai menanam kopi sejak 1968. Kopi langsung dijual ke tengkulak dengan harga maksimal Rp600," ujarnya.
Namun ia menjelaskan, seiring berjalannya waktu para penerus petani kopi di Flores melakukan banyak penyesuaian. Salah satunya menerapkan pelatihan untuk mengelola biji kopi agar mendapat harga jual yang lebih tinggi.
Anselmus mulai menanam kopi tahun 2004 di atas tanah seluas 1,5 hektar. Sejak saat itu harga kopi gelondong merah melonjak hingga Rp 2.500 per kilogram.
Simak Video "Video Ngepoin UMKM Kerupuk Petai di Purwakarta"
(dfl/adr)