Legendaris dari Blitar! Ini Nikmatnya Soto Bok Ireng Sejak 1940

Street Food 101

Legendaris dari Blitar! Ini Nikmatnya Soto Bok Ireng Sejak 1940

Diah Afrilian - detikFood
Minggu, 23 Okt 2022 07:00 WIB
Legendaris dari Blitar! Ini Nikmatnya Soto Bok Ireng Sejak 1940
Foto: detikcom
Blitar -

Makanan legendaris ini datang dari Bumi Bung Karno. Bernama Soto Bok Ireng, soto yang dilengkapi daging dan jeroan ini sudah eksis sejak tahun 1940-an.

Soto menjadi comfort food orang Indonesia yang juga sudah menjadi ciri khas pada setiap daerah. Di Indonesia ada banyak sekali jenis soto, bahkan di setiap daerah disajikan dengan cara berbeda.

Hangatnya kuah soto membuat mulut terasa nyaman dan tubuh ikut merasa rileks. Di Blitar ada sebuah soto yang konon sudah dijual, bahkan sejak sebelum Indonesia merdeka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soto di sini menjadi menu sarapan hingga makan siang yang digemari masyarakat setempat dan wisatawan yang sedang berkunjung ke Blitar. Bernama Soto Bok Ireng, ada keaslian rasa yang terus dijaga hingga 82 tahun lamanya secara turun temurun.

Legendaris dari Blitar! Ini Nikmatnya Soto Bok Ireng Sejak 1940Berdiri sejak tahun 1940an, warung soto ini sudah hadir sejak Indonesia belum merdeka. Foto: detikcom

Berjualan sejak tahun 1940an

Menempati sebuah bangunan sempit tepat di persimpangan lampu merah, ada sebuah kedai yang ditutupi oleh spanduk besar. Pada spanduk tersebut tertulis "Soto Bok Ireng Yang Lama". Saat detikfood mampir (30/9), kondisi warung soto sedang dipadati pengunjung hingga sebagian lainnya harus antre demi mendapatkan tempat duduk.

ADVERTISEMENT

Bukan pemiliknya yang bernama Mbok Ireng. Nama 'Bok Ireng' ternyata diambil dari jembatan berwarna hitam yang berada di sisi warungnya. Dalam bahasa Jawa 'Bok' berarti jembatan dan 'Ireng' berarti hitam. Jembatan tersebut menjadi identitas tempat ditawarkannya soto berisi daging dan jeroan sapi ini.

Soto Bok Ireng dikatakan oleh pemiliknya, Kayatin, sudah hadir sejak tahun 1940an. Saat itu warung soto ini dikelola ibunya dan masih dijajakan secara kaki lima dengan gentong yang dipikul.

"Saya sudah berjualan selama 40 tahun, meneruskan usaha ibu saya. Sekarang usia saya sudah 77 tahun," kata Kayatin.

Penasaran dengan slogan 'Yang Lama' kami mencoba bertanya apakah ada Soto Bok Ireng yang baru atau cabang lain? Ternyata tak ada gerai Soto Bok Ireng lainnya, hanya saja untuk membuat para pembeli tak terkecoh dengan soto serupa.

Keaslian rasanya dijaga turun temurun

Legendaris dari Blitar! Ini Nikmatnya Soto Bok Ireng Sejak 1940Seluruh resep dan keaslian cita rasanya dijaga Kayatin secara turun temurun. Foto: detikcom

Seluruh resep, bumbu hingga bahan pelengkap yang digunakan di sini tak ada satupun yang berubah. Kayatin mengatakan dirinya hanya ingin terus menjaga keaslian resep hingga seluruh proses memasak sama seperti saat ibunya memasak soto sejak zaman dahulu.

Mulai dari gentong untuk kuah soto, bakul nasi, hingga pikulannya masih menggunakan peralatan yang digunakan oleh ibu dari Kayatin dahulu. Hanya saja karena termakan usia, bambu penyangga pikulan yang sudah diganti 3 kali tetapi tidak dengan bagian pikulan yang lain.

Cara menjaga kuah sotonya tetap hangat juga masih menggunakan kayu bakar dan bara api. Gentong berukuran sangat besar diposisikan miring agar memudahkan Kayatin menciduk kuah soto untuk dituang ke mangkuk makanan pelanggan.

Bagi Kayatin, duduk di dekat bara api dari pagi hingga siang hari tidak lagi terasa panas. Dirinya yang sudah bersahabat dengan bara api selama 40 tahun lamanya tak terlihat merasa kegerahan sekalipun sambil menyiapkan soto-soto pesanan pelanggannya.

Salah satu hal unik yang kami temukan saat mengunjungi gerai soto ini adalah penggunaan kecap yang bahkan tidak sembarangan. Kecap lokal dengan merek Kecap Extra digunakan oleh Kayatin dan menurutnya rasanya akan berubah jika kecapnya diganti.

"Bumbunya dan semua ya sesuai yang ibu saya pakai, saya pakai sendiri juga. Iya (resepnya) turun temurun. Tidak diganti-ganti," kata Kayatin.

Porsinya yang kecil tetapi mengenyangkan

Legendaris dari Blitar! Ini Nikmatnya Soto Bok Ireng Sejak 1940Walaupun porsinya kecil tetapi Soto Bok Ireng ini cukup mengenyangkan. Foto: detikcom

Soto Bok Ireng ini tak bisa dibayangkan sebagai soto yang disajikan dalam mangkuk besar. Penyajiannya hanya di mangkuk kecil yang besarnya tak lebih besar dari telapak tangan.

Di dalam mangkuk tersebut sudah dimasukkan nasi yang memenuhi 3/4 bagiannya, baru kemudian ditambahkan potongan daging dan jeroan, kuah soto hingga pelengkap seperti kecap dan sambal. Walaupun terlihat kecil tetapi porsi soto yang disajikan ini cukup mengenyangkan jika disantap sebagai menu sarapan atau selingan sebelum makan siang.

Selama datang dan mencicipi soto di sini, kami tidak melihat ada pelanggan yang menambah mangkuk soto lain. Mangkuk soto yang padat dengan nasi serta kecambah terbukti mengenyangkan bagi pelanggannya baik pria maupun wanita hanya dengan satu porsi saja.

Seporsi soto dibanderol Rp 10.000. Dibantu oleh anak dan saudaranya, Kayatin juga menyediakan tambahan pelengkap lain seperti minuman dingin serta berbagai macam kerupuk untuk melengkapi waktu makan soto.

Lembutnya daging dan jeroan yang tidak amis

Legendaris dari Blitar! Ini Nikmatnya Soto Bok Ireng Sejak 1940Potongan daging dan jeroannya diolah sedemikian rupa hingga empuk dan tak bau amis. Foto: detikcom

Soto Bok Ireng khas Blitar ini terdiri dari beberapa isian di dalam mangkuknya. Ada nasi, kecambah, potongan daging, potongan jeroan serta kecap dan sambal sebagai pelengkap.

Menggunakan kecap lokal membuat Soto Bok Ireng memiliki rasa yang unik. Gurihnya kuah soto berubah menjadi manis legit ketika kecapnya diaduk merata dengan soto.

Rasanya lebih terasa seperti menggunakan gula merah yang dilelehkan karena manis, lengket tetapi tidak menusuk di tenggorokan. Potongan daging-dagingnya pun juga begitu lembut termasuk jeroan sapi seperti babat yang tidak amis.

Walaupun harganya murah meriah, potongan daging dan jeroan yang ditambahkan ternyata memiliki ukuran yang cukup besar. Pada semangkuk soto yang didominasi oleh nasi di dalamnya tetapi rasa daging dan jeroannya tidak kalah karena potongannya yang besar-besar.

Racikan sambal khas Soto Bok Ireng ternyata juga memengaruhi cita rasanya. Ciri khas sambalnya seperti sambal yang pedas perlahan terasa dan tidak mendadak menusuk di tenggorokan pada suapan pertama.

Perpaduan rasa antara kuah soto, kecap manis serta sambalnya yang khas berpadu sempurna dan cukup nyaman di mulut. Pantas saja, soto ini masih tetap eksis dengan usia yang sudah lebih tua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.




(dfl/adr)

Hide Ads