Kampanye merapikan meja bekas makan sendiri di restoran cepat saji tengah gencar dilakukan. Sayangnya kampanye ini justru menimbulkan perdebatan di kalangan netizen.
Di restoran cepat saji konsep pelayanan yang diterapkan berupa self service yang artinya pelanggan harus melayani dirinya sendiri. Para pekerja yang tersedia hanya bertugas di pos pemesanan makanan dan di dapur saja.
Hal ini seharusnya juga diterapkan pada meja makan yang sudah selesai digunakan. Kampanye membersihkan meja makan sendiri yang sudah selesai digunakan memang tengah gencar dilakukan untuk membantu meringankan beban para pekerja.
Membersihkan meja makan sendiri juga sangat membantu bagi pelanggan selanjutnya sehingga mereka bisa langsung menempati meja yang sudah selesai digunakan dalam keadaan bersih. Sayangnya, kampanye ini justru membuat netizen berdebat.
Mengutip Says (21/7) seorang netizen asal Malaysia membagikan aksi tak terpuji seorang pelanggan di restoran cepat saji yang meninggalkan meja dengan kondisi sampah bekas makannya begitu berantakan. Netizen bernama Eilham ini menyoroti aksi tersebut dengan kondisi restoran yang kini tengah mengalami kekurangan pekerja.
"Dia bersikap seperti ini apa dia tidak tahu restoran sedang mengalami masalah kekurangan pekerja? Di pos pemesanan satu orang dan di dapur hanya ada dua orang saja. Ditambah lagi pelanggan yang tidak mengerti harus merapikan bekas makannya sendiri. Sedih sekali melihat perilaku orang sekarang," tulis Eilham.
Ternyata cuitan Eilham pada akun Twitter pribadinya ini justru menimbulkan perpecahan di kalangan netizen. Eilham yang bermaksud untuk membantu meluaskan kampanye merapikan meja sendiri justru habis diserbu netizen.
Sebagian netizen ada yang merasa setuju dengan aksi yang dilakukan Eilham untuk mengingatkan orang lain merapikan meja. Tetapi sebagian lainnya justru menyebut orang-orang yang menjalankan kampanye ini adalah orang-orang yang dibodoh-bodohi.
Baca juga:
Salah satu netizen menyebutkan bahwa seharusnya pelanggan tidak perlu merapikan mejanya sendiri setelah makan. Hal ini lantaran pelanggan sudah membayar pajak pelayanan yang seharusnya dilayani dengan baik.
"Perusahaannya sudah untung banyak saat pelanggan harus membayar pajak pelayanan, tetapi disuruh merapikan meja sendiri daripada seperti itu sekalian saja aku memasak makananku sendiri," tulis salah satu netizen.
Menjawab balasan tersebut ada netizen yang menjelaskan bahwa pajak pelayanan bukan berarti biaya membayar pelayanan dari para pekerja. Hingga sebagian lainnya yang justru mengharapkan kampanye ini juga bisa dilakukan di kedai mamak dan tempat makan kecil lainnya.
"Pajak pelayanan itu nanti masuknya ke dana pemerintahan bukan perusahaan. Hal ini lah yang membuat gaji para pekerja restoran kecil. Sudah mana tidak ada biaya pelayanan tetapi harus membersihkan meja," tulis netizen lain.
"Kalau di restoran cepat saji sudah jelas ada tempat sampah dan jelas buang sampahnya di mana. Tetapi mengapa tidak diterapkan juga di Kedai Tom Yum atau Kedai Mamak? Butuh juga disediakan tempat sampah agar pelanggan membersihkan meja sendiri," sambung netizen lainnya.
Simak Video "Menikmati Durian Langsung dari Kebun Seluas 14 Hektar di Depok"
(dfl/odi)