Tak Takut Virus Corona, Orang-orang Ini Tetap Jualan dan Makan Hewan Liar

Tak Takut Virus Corona, Orang-orang Ini Tetap Jualan dan Makan Hewan Liar

Sonia Basoni - detikFood
Jumat, 13 Mar 2020 16:00 WIB
Tak Takut Virus Corona, Orang-orang Ini Tetap Jualan dan Makan Hewan Liar
Jakarta -

Konsumsi hewan liar mengundang pro dan kontra sejak virus corona merebak di seluruh dunia. Tapi masih saja ada penjual hingga orang-orang yang makan dan menjual hewan liar.

Konsumsi daging hewan liar disebut sebagai salah satu penyebab menyebarnya virus corona yang berasal dari kota Wuhan, China. Meski sejumlah negara termasuk China sudah melarang perdagangan hingga konsumsi daging hewan liar, tapi masih ada oknum yang tidak bertanggung jawab.

Beberapa orang-orang dan pasar tradisional masih menjual daging hewan liar atau hewan liar yang masih hidup. Seperti kasus pasar Chatuchak di Thailand, lalu ada pria yang menjual hewan liar secara online, sampai penyelundupan dendeng tikus ke pesawat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum dari berbagai sumber berikut orang-orang yang masih jualan dan makan hewan liar di tengah virus corona.

Penyelundupan Dendeng Tikus

virus corona Foto: Istimewa
Tikus merupakan salah satu makanan yang cukup populer di Asia, tapi sejak virus corona merebak konsumsi daging tikus ini semakin menambah pro dan kontra. Pada pertengahan bulan Februari lalu ada kasus penyelundupan dendeng tikus di Malaysia.

Petugas Bea Cukai di Penang International Airport menemukan seorang penumpang asal Kamboja yang membawa dendeng tikus di dalam kopernya. Dendeng tikus ini jumlahnya mencapai 780 gram.

Apalagi dendeng tikus itu masuk tanpa adanya dokumen pendukung atau surat medis sehingga dikhawatirkan daging tersebut dapat membawa virus corona. Karena kasus penyelundupan ini, penumpang tersebut langsung diinvestigasi dengan ancaman denda RM 100,000 (Rp 330,241,700) atau kurungan penjara selama enam tahun.

Baca Juga: Di Tengah Wabah Virus Corona, Pria Ini Selundupkan Dendeng Tikus ke Pesawat

Pasar Chatuchak

virus corona Foto: Istimewa
Sejak akhir bulan Januari lalu pemerintah China mengeluarkan larangan perdagangan hingga konsumsi daging hewan liar. Tapi itu semua tidak berlaku di Thailand karena ternyata masih banyak pasar tradisional yang menjual daging hewan liar.

Lewat acara investigasi '60 Minutes Australia', jurnalis bernama Liam Barlett pergi ke Bangkok dan berkunjung ke pasar tradisional Chatuchak. Di sana ia melihat banyak penjual masih menawarkan daging hewan liar.

Salah satu hewan liar yang dijual di pasar Chatuchak ada iguana, anjing, monyet, kucing, rubah, marmoset, ular, dan lainnya. Banyaknya hewan liar yang ada di sana membuat pasar Chatuchak berpotensi bernasib sama dengan kota Wuhan yang dilumpuhkan virus corona.

Baca Juga: Virus Corona Merebak, Pasar Chatuchak Tetap Jual Daging Hewan Liar

Sisik Trenggiling

virus corona Foto: Istimewa
Pangolin atau trenggiling merupakan hewan dari Asia Tenggara yang memiliki nilai tinggi dan diburu banyak orang. Trenggiling dikenal memiliki sisik yang berharga fantastis karena biasanya disulap menjadi makanan, obat kesehatan, hingga obat-obatan terlarang.

Namun semenjak wabah virus corona ada, konsumsi dan perdagangan trenggiling ini dihentikan oleh pemerintah China. Tapi petugas Bea Cukai di China masih menemukan adanya oknum yang menjual sisik trenggiling secara ilegal.

Mereka menemukan adanya 829 kg sisik trenggiling yang akan dimasukkan ke China secara ilegal. Tersangka penyelundupan ini bernama Wang yang diduga bekerja sama dengan anggota geng dari luar negeri. Pemerintah China pun akan menindak tegas penyelundupan ini.

Baca Juga: Larang Perdagangan Hewan Liar, China Sita 820 Kg Sisik Trenggiling Ilegal

Pasar Anjing

virus corona Foto: Istimewa
Pada awal Februari bulan lalu muncul video berdurasi pendek yang menunjukkan beberapa anjing tengah dipanggang hidup-hidup. Video ini dipercaya diambil di wilayah Yulin, China, saat virus corona tengah menyebar ke seluruh kota-kota di China.

Tentu saja video ini langsung viral dan mendapatkan banyak kecaman serta kritik dari netizen hingga organisasi pecinta hewan. Bahkan ada juga video yang menunjukkan anjing-anjing di dalam kandang yang ada di pasar tersebut.

"Sudah saatnya mengakhiri pembantaian dan kekejaman kepada anjing dan kucing, di pasar tradisional di China, termasuk di Wuhan. Sudah saatnya perdagangan anjing dan kucing, sebagai makanan hingga pakaian dilarang," bunyi kecaman dari aktivis hewan ke pemerintah China.

Baca Juga: Hii..! Video Anjing Dipanggang Hidup-hidup di China Ini Dikecam Keras

Sup Kelelawar

virus corona Foto: Istimewa
Virus corona mulai menyebar dengan ganas sejak akhir Januari lalu di China dan berkembang ke setiap negara. Pada saat itu muncul video seorang presenter asal China yang terlihat memakan sup kelelawar utuh dan mengundang banyak kritik pedas dari netizen.

Presenter bernama Wang Mengnyun itu bahkan diancam oleh banyak orang, karena dinilai mempromosikan kelelawar yang saat itu diduga sebagai penyebar virus corona. Menanggapi hal ini Wang langsung meminta maaf secara terbuka.

Ia menjelaskan bahwa video dirinya memakan sup kelelawar itu diambil pada tahun 2016 jauh sebelum virus corona muncul. Selain itu Wang juga menjelaskan bahwa kelelawar yang dimakannya berasal dari peternakan bukan dari alam bebas.

Baca Juga: Dihujat Setelah Makan Sup Kelelawar, Presenter Asal China Ini Minta Maaf

Halaman 2 dari 6
(sob/odi)

Hide Ads