Nasi gudeg identik dengan dominasi rasa manis, namun di tempat ini, kamu bisa menemukan nasi gudeg yang pedasnya nampol! Nasi gudeg ini juga jadi incaran banyak anak muda Jogja karena buka malam hingga dini hari.
Gudeg adalah salah satu kuliner Jogja yang ikonik. Kebanyakan penjualnya menawarkan gudeg pada pagi hingga siang hari, namun ternyata ada juga penjual gudeg spesialis malam hari.
Namanya Gudeg Bromo Bu Tekluk yang terkenal di kalangan mahasiswa Jogja, anak muda, dan pencinta makanan pedas. Kamu baru bisa menyantap gudeg ini pukul 11 malam hingga warungnya tutup pukul 5 dini hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim d'foodspot (13/4) pun tertarik mencicipi nasi gudeg yang pernah dicicipi Ganjar Pranowo hingga Nikita Mirzani ini. Kami menyambangi tempat makannya yang berkonsep lesehan di emperan ruko Jalan Affandi.
Detail Informasi Gudeg Bromo Bu Tekluk | |
Nama Tempat Makan | Gudeg Bromo Bu Tekluk |
Alamat | Jl. Affandi No.2-A, Santren, Caturtunggal Yogyakarta |
No Telp | (0274) 545547 |
Jam Operasional | 23.00-05.00 WIB |
Estimasi Harga | Mulai dari Rp 13.000 |
Tipe Kuliner | Gudeg tradisional Jogja |
Fasilitas |
|
Awalnya dijajakan sampai terkantuk-kantuk
![]() |
Tiba pukul 12 malam, kami melihat banyak anak muda tengah menikmati Gudeg Bromo Bu Tekluk. Uniknya, semakin larut malam, tempat makan ini malah makin ramai.
Mengenai asal-usulnya, Pak Wanto selaku pengelola usaha Gudeg Bromo Bu Tekluk, mengatakan pada kami kalau usaha gudeg ini ada sejak November 1984. Sosok perintisnya, ibu Pak Wanto yang bernama Ibu Sumijo.
Adapun nama 'Bromo' disematkan karena lokasi tempat mereka tinggal di Jalan Bromo. Nama 'Bu Tekluk' juga unik karena diberikan oleh para pengunjungnya.
"Ibu itu dulu kalau jualan malam ngantuk, sampai tekluk-tekluk," kata Pak Wanto. Kata 'tekluk' sendiri berasal dari bahasa Jawa. Artinya terkantuk-kantuk yang membuat kepala sampai tertunduk.
"Dulu, ibu juga ngemilin makanannya sendiri karena biar nggak ngantuk," kata Pak Wanto sambil tertawa. Ia mengakui, ibunya menjadi ikon dari tempat makan ini karena banyak pembeli suka mencari ibu Sumijo.
Dahulu ibu Sumijo menjual gudegnya malam-malam karena menempati area emperan ruko. "Dulu buka sempat pukul 19.00, cuma kehadiran kita yang ramai mengganggu bisnis toko, jadi bukanya lebih malam lagi pukul 23.00 sampai 05.00," kata Pak Wanto.
Kini sang ibu sudah tak berjualan malam. Gudeg Bromo Bu Tekluk punya cabang di Prambanan yang buka pagi pukul 08.00 hingga 19.00. Di sinilah sekarang ibu Sumijo berjualan.
Krecek pedas dan areh kacang jadi ciri khasnya
![]() |
Seporsi nasi gudeg di sini sekilas mirip dengan tempat lain dimana lauk pelengkapnya ada aneka olahan telur dan potongan ayam, namun ciri khasnya ada pada krecek yang super pedas.
Tampak di baskom, krecek direndam kuah oranye kemerahan. Di antaranya terselip potongan cabe rawit utuh yang banyak. Saat digigit, pedasnya benar-benar nonjok!
Tekstur kreceknya sendiri agak garing dan kokoh, bukan tipe yang basah lembek. Karenanya menggigit krecek ini jadi kenikmatan tersendiri.
Untuk cacahan nangkanya lebih kecil-kecil dan halus daripada gudeg biasanya. Rasa manisnya pas, tak terlampau kuat dengan tekstur yang empuk.
![]() |
Keunikan lain pada nasi gudeg di sini ada pada siraman kuah arehnya yang bukan dibuat dari blondo atau ampas santan, melainkan pakai kacang.
"Kita pakai kacang. Dulu ibu melihat ada anak-anak yang sensitif sama minyak jadi batuk-batuk. Jadi ibu buat resep yang aman dengan pakai kacang sebagai pengganti blondo. Kacangnya pakai kacang tanah," kata istri Pak Wanto menambahkan.
Alhasil, nasi gudeg ini memiliki rasa yang jauh lebih gurih dan tekstur sedikit lebih kental. Saat kuah ini menyatu dengan nasi panas, rasanya amat nikmat!
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video "Video Berbuka Puasa dengan Hidangan Kampung ala Warung Joglo di Denpasar"
[Gambas:Video 20detik]