Sebuah rumah sederhana yang terkesan tua ternyata rumah makan legendaris milik seorang chef. Menunya ada fuyunghai hingga udang kuluyuk bercita rasa oriental.
Cita rasa makanan oriental atau Chinese melekat di lidah masyarakat Indonesia sebab pengaruh budayanya yang kuat di masa lampau. Mulai dari restoran di dalam hotel mewah hingga pedagang kaki lima menyajikannya.
Begitupula RM Rico yang lokasinya terbilang tak wajar. Bagi tim detikfood yang baru pertama kali menyambanginya, mungkin takkan tahu kalau bangunan tersebut adalah rumah makan jika tak ada plang nama di depannya.
Namun ketika masuk dan memesan makanannya kami seolah mendapat jawaban mengapa rumah makan tersebut bertahan hingga sekarang. Sedikit berbincang dengan Arpah, pemiliknya, ia mengungkap keahliannya memasak datang dari profesinya dulu yaitu mantan chef hotel mewah.
Detail Informasi | |
Nama Tempat Makan | RM Rico |
Alamat | Jalan Bukit Barisan, Serua, Tangerang |
No Telp | - |
Jam Operasional | Setiap hari, 10.00 - 15.00 WIB |
Estimasi Harga | Rp 20.000 - Rp 45.000 |
Tipe Kuliner | Chinese food |
Fasilitas |
|
Mantan Chef di Hotel Bersejarah
Arpah, pemilik Rumah Makan Rico, bukan mendirikan rumah makan tanpa alasan. Ia yang memasuki usia senja, ketika ditemui oleh detikcom (1/7) masih gagah memasak di dapur rumah makannya.
Ternyata keahliannya memasak dari datang pengalamannya sebagai seorang chef. Pada 1962 Arpah bekerja di Hotel Indonesia yang diawali sebagai pencuci piring di dapurnya.
"Ada satu hari itu salah satu kokinya gak masuk, terus chefnya suruh saya masak. Saya bilang mana bisa saya masak, orang di sini setiap hari cuma cuci piring. Tapi dia yakin, saya dikasih coba masak. Ya karena setiap hari ngeliat cara masak aja, jadi pelan-pelan bisa," ujarnya kepada tim detikcom.
Lebih lanjut Arpah mengatakan sejak di Hotel Indonesia ia bekerja oleh seorang chef keturunan China untuk menyajikan makanan oriental. Pengalamannya tersebut yang membuat Arpah kini piawai memasak makanan Chinese.
Uniknya, Arpah juga memiliki andil dalam sejarah Hotel Indonesia. Ia menjadi salah satu pekerja yang sudah menggerakan dapur hotel tersebut sejak tahun pertama restoran tersebut didirikan oleh Presiden Soekarno dalam menyambut delegasi Asian Games ke-4 di Jakarta.
Kisah Perjuangannya Mendirikan Rumah Makan
Menjadi seorang chef di hotel bintang lima pertama di Jakarta, perjalanan Arpah tak selamanya mulus. Gejolak politik dan finansial negara yang saat itu belum stabil menjadi salah satu alasan Arpah dikeluarkan dari Hotel Indonesia.
"Dulu pas berhenti dikasih uang, zaman dulu mah Rp 100.000 udah banyak banget. Saya beli sawah di sini, dapet 1.200 meter. Sekarang ya tanahnya udah jadi rumah makan," jelasnya.
Rumah makan Rico sendiri baru didirikan Arpah pada 1984. Keputusannya bulat ketika sawah yang dimiliki kurang menghasilkan hingga sebagian dijual pada orang lain.
Sejak dahulu hingga sekarang Arpah mengelola sendiri rumah makan tersebut dibantu anaknya. Ada juga beberapa pekerja, satu yang membantunya masak dan satu lagi yang membantu Rico, anaknya, untuk mencatat serta mengantarkan makanan kepada pelanggan.