Di dalam kopi terdapat kandungan kafein yang memiliki manfaat kesehatan. Lantas bagaimana dengan kopi decaf yang kandungan kafeinnya sedikit?
Kopi decaf merupakan jenis kopi yang kandungan kafeinnya jauh lebih sedikit daripada kopi pada umumnya, atau bahkan tanpa kafein sama sekali.
Banyak yang mempertanyakan, apakah kopi decaf dapat memberikan efek kesehatan yang sama seperti kopi pada umumnya mengingat kandungan kafeinnya hanya sedikit.
Sementara itu, kafein merupakan stimulan yang berperan besar dalam memberikan manfaat kesehatan. Manfaatnya bisa jadi pembangkit energi, menjaga metabolisme tubuh, dan menyehatkan otak.
Berikut fakta tentang kopi decaf:
1. Cara Membuat Kopi Decaf
Menurut tinjauan sistematis 2017, kopi decaf memiliki komposisi yang mirip dengan kopi biasa, tetapi mengandung sedikit kafein atau bahkan tanpa kafein.
Untuk menghilangkan kafein, biasanya produsen merendam atau mengukus biji kopi yang belum disangrai menggunakan kombinasi air dan bahan kimia lainnya.
Mulai dari arang aktif, karbon dioksida superkritis, metilen klorida, dan etil asetat. Produsen menggunakan air karena kafein adalah zat yang larut dalam air.
Ditambahkan bahan kimia agar senyawa lain seperti protein dan gulanya tidak hilang. Jadi hanya meminimalisir kafein tanpa mengubah rasa dan aroma kopi.
2. Apakah Kopi Decaf Berbahaya?
Menurut studi yang dilakukan pada 2017, mengonsumsi kopi tanpa kafein tidak memiliki efek kesehatan yang berbahaya. Namun, penggunaan bahan kimia menimbulkan kekhawatiran.
Terutama pada bahan kimia metilen klorida yang jika dihirup dalam jumlah kecil dapat memperlambat sistem saraf pusat untuk sementara waktu.
Selain itu, paparannya juga menyebabkan gejala, seperti sakit kepala, kantuk, pusing, dan batuk. Karenanya penggunaan bahan kimia dalam proses ekstraksi kafein harus dibatasi.
Food and Drug Administration (FDA) mengatakan untuk penggunaan metilen klorida selama produk akhir mengandung tidak lebih dari 10ppm atau 0,001% residu metilen klorida.
Simak Video "Video: Sensasi Nyeduh Kopi Langsung dari Kebun di Puncak Gunung Muria"
(raf/odi)