Kanker payudara salah satunya dipicu gaya hidup tidak sehat. Mengonsumsi makanan tertentu dikaitkan dengan risiko tinggi alami kanker payudara. Bagaimana dengan makan kedelai?
Ada penelitian yang membuktikan gaya hidup mempengaruhi risiko kanker. Meskipun banyak faktor yang menyebabkan kanker payudara, tetapi makanan juga berkontribusi dan berperan terhadap risiko perkembangan kanker payudara.
Dalam hal ini, jalani pola makan sehat adalah salah satu cara penting untuk menurunkan risiko kanker payudara. Kegemukan dan obesitas mampu meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penting bagi kamu mengetahui kebiasaan makan dan minum agar terhindar dari risiko kanker payudara. Merangkum huffpost.com (11/10), berikut penjelasannya.
1. Diet yang Cocok untuk Mengurangi Risiko Kanker Payudara
![]() |
Banyak penelitian yang sudah membeberkan bukti bahwa kelebihan berat badan atau obesitas bisa menimbulkan risiko kanker payudara yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, Dr. Polly Niravath, ahli Onkologi bersertifikat dengan Houston Methodist Neal Cancer Center merekomendasikan beberapa asupan diet sehat, seperti makanan dengan protein tanpa lemak, buah-buahan dan sayuran, hingga menghindari makanan dengan olahan gula tinggi.
Dr. Eleonora Teplinsky juga mencatat, ada beberapa jenis diet yang dirasa paling cocok untuk membantu mengurangi pertumbuhan sel kanker. Diet tersebut antara lain pola makan yang lebih fokus terhadap makanan nabati dan juga diet Mediterania.
Kedua diet itu mampu mengurangi pertumbuhan sel kanker melalui sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan antiproliferative. Mereka juga dapat mengurangi kerusakan DNA, yang mengarah terhadap pengurangan risiko kanker.
Menurut Dr. Thomas Starck, kepala petugas medis di Faeth Therapeutics mengungkapkan bahwa peningkatan produksi estrogen dan insulin juga telah dikaitkan dengan perkembangan kanker payudara.
Untuk itu, diet yang berisi makanan yang dapat menurunkan kadar hormon perlu diterapkan. Salah satunya diet Mediterania tersebut.
Diet Mediterania sendiri merupakan diet yang melibatkan sumber protein hewani sehat tanpa lemak seperti daging ayam tanpa kulit dan ikan.
Dr. Strack merekomendasikan untuk meningkatkan konsumsi makanan berserat tinggi, makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda seperti minyak ikan, buah-buahan dan sayuran, untuk mengurangi hormon estrogen dan insulin serta faktor-faktor yang menyebabkan peradangan kronis.
2. Makanan Terlalu Gosong Memicu Risiko Kanker
![]() |
Para ahli mengatakan cara memasak makanan juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Niravath mengungkap, "Makanan yang hangus memang membuatnya bersifat karsinogenik."
Menurut American Institute for Cancer Research, daging, ayam, atau ikan yang hangus dapat menyebabkan pembentukan amina heterosiklik. Nama lainnya adalah HCA yang terbukti berpotensi menyebabkan kanker.
Oleh karena itu, mulai saat ini perhatikan juga cara memasak. Hindari menggoreng atau memanggang makanan sampai terlalu hangus. Lebih baik untuk memasaknya dengan api kecil secara perlahan.
3. Mitos Makan Kedelai Tingkatkan Risiko Kanker Payudara
![]() |
Selama beberapa dekade, banyak laporan yang mengungkap mengenai efek negatif dari konsumsi kedelai dan hubungan potensial dari makanan itu terhadap risiko kanker.
Namun ternyata, laporan itu hanyalah kesalahpahaman dari fakta bahwa penelitian pada manusia dan hewan menunjukkan hasil berbeda. Hasil penelitian pada tikus yang terpapar senyawa dosis tinggi dalam kedelai menunjukkan peningkatan risiko kanker payudara. Itu diduga karena isoflavone dalam kedelai bertindak seperti estrogen dalam tubuh.
Namun, hewan memproses kedelai secara berbeda dari manusia. Itulah sebabnya, hasil serupa belum ditemukan dari penelitian terhadap manusia.
Dr. Strack menjelaskan kedelai tidak lagi dianggap sebagai makanan yang berisiko menyebabkan kanker payudara. Sebaliknya, kedelai memiliki lebih banyak kandungan yang mampu mengurangi peradangan dan meningkatkan metabolisme sehat.
4. Konsumsi Alkohol Meningkatkan Risiko Kanker Payudara
![]() |
Secara keseluruhan, penelitian telah menemukan bahwa terlalu banyak konsumsi minuman alkohol memang dapat berkontribusi pada peningkatan risiko kanker payudara.
Menurut American Cancer Society, alkohol atau minuman seperti itu dapat meningkatkan kadar estrogen yang berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan jaringan payudara.
Studi secara konsisten mengaitkan peningkatan risiko kanker payudara dengan asupan alkohol. Data dari 118 individu menunjukkan bahwa peminum ringan memiliki lebih sedikit tingkat risiko kanker payudara daripada mereka yang minum.
Sementara, untuk peminum moderat, risikonya bisa 1,23 kali lebih tinggi dan peminum berat bisa 1,6 kali lipat jauh lebih banyak.
Mereka yang mungkin menyukai minuman alkohol sebenarnya tetap bisa mengonsumsinya, tetapi Niravath merekomendasikan untuk membatasi diri setidaknya tiga atau lebih sedikit minuman beralkohol per minggu.
Simak Video "Mengenal Lebih Dekat Kanker Payudara"
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)