Apa Itu Diet Intermittent Fasting 16:8 yang Jadi Favorit Seleb?

Apa Itu Diet Intermittent Fasting 16:8 yang Jadi Favorit Seleb?

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Jumat, 09 Sep 2022 13:30 WIB
Diet Intermittent Fasting, Ini Panduan dan Menunya untuk Turunkan Berat Badan
Foto: Getty Images/iStockphoto/everydayplus
Jakarta -

Diet intermittent fasting digandrungi banyak orang, termasuk Jennifer Aniston. Aktris Hollywood ini mengaku alami perubahan besar saat diet intermittent fasting 16:8. Seperti apa pola dietnya?

Belakangan diet intermittent fasting semakin disukai oleh mereka yang mau menurunkan berat badan. Banyak selebriti Hollywood mengakui keberhasilan diet ini. Mulai dari Beyonce, Ben Affleck, sampai Nicole Kidman.

Ada juga Jennifer Aniston yang memberi testimoni positif akan diet ini. Mengutip Health (8/9), wanita 53 tahun yang tampak awet muda ini menyatakannya dalam sebuah wawancara bersama CNBC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya jalani diet intermittent fasting, jadi tidak makan pada pagi hari. Saya alami perubahan besar ketika puasa makan makanan padat selama 16 jam," ujarnya.

Ahli gizi di New York, Tanya B. Freirich menjelaskan diet yang dijalani Jennifer Aniston adalah intermittent fasting pola 16:8. Artinya, dalam sehari ia bebas makan selama 8 jam dan harus puasa pada 16 jam sisanya.

ADVERTISEMENT

Pola ini bukanlah satu-satunya pada intermittent fasting. Ada juga pola 5:2 yang berlangsung seminggu. Pelakunya harus puasa 2 hari berturut-turut, lalu 5 hari sisanya boleh makan 'bebas'.

Menurut Freirich, diet intermittent fasting kian populer karena dianggap mudah dijalankan dan tak memiliki banyak aturan. Pada tahap awal, pemula juga tak perlu repot menghitung-hitung asupan kalori.

Lantas apakah diet intermittent fasting benar-benar efektif? Berikut penjelasan ahli gizi:

Jam yang disarankan untuk diet intermittent fasting 16:8

Intermittent Fasting Weight Loss dieting conceptAhli gizi menyarankan jam tertentu untuk jalani diet intermittent fasting 16:8. Foto: Getty Images/iStockphoto/clubfoto

Beberapa pelaku intermittent fasting 16:8 meyakini diet ini membantu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan fungsi otak mereka, namun hanya ada sedikit bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.

Jika pelaku diet tidak mengonsumsi makanan bergizi selama 8 jam waktu makan, efek positif apapun tidak akan didapat. Artinya, kebebasan memilih menu makanan saat diet intermittent fasting 16:8 tidak boleh disalah artikan.

Bebas yang dimaksud sebaiknya tetap pada koridor memilih makanan sehat. Jangan semena-mena makan junk food, makan manis, atau makan tinggi kalori lainnya.

Freirich juga menyarankan jam terbaik untuk diet intermittent fasting 16:8 yaitu dimulai pagi-pagi sekali, sebaiknya tak lebih dari sekitar pukul 10 pagi. Hal ini agar pelaku diet bisa selesai lebih awal pada malam hari.

"Ini memungkinkan energi yang Anda konsumsi selama jendela makan Anda dipakai untuk aktivitas Anda sepanjang hari, ditambah itu sejalan dengan ritme sirkadian alami kita, dengan asumsi Anda bangun sekitar pukul 6 pagi hingga 9 pagi," jelas Freirich.

Ia melanjutkan, "Jika Anda memilih jendela makan yang lebih lama, katakan pukul 4 sore sampai jam 12 malam, Anda benar-benar bisa melihat penambahan berat badan."

Meski terdengar menjanjikan, faktanya ada beberapa orang yang tidak disarankan jalani diet intermittent fasting 16:8. Siapa saja mereka? Baca halaman selanjutnya.

Baca Juga: 7 Cara Mudah Menjalankan Pola Makan 'Intermittent Fasting'

Tak semua orang cocok dengan diet intermittent fasting 16:8

Freirich menekankan tidak semua orang bisa menjalani pola diet berprinsip puasa ini. Para penderita diabetes atau mereka yang punya masalah tekanan darah dan gula darah rendah, sebaiknya tak jalani diet intermittent fasting 16:8.

Pun untuk para atlet dan wanita hamil. Keduanya berisiko tinggi alami efek samping dari diet intermittent fasting 16:8. "Kelompok orang ini membutuhkan asupan makanan yang lebih konsisten sepanjang hari atau memiliki kebutuhan energi tinggi yang sulit dipenuhi dengan keterbatasan waktu," jelas Freirich.

Ahli gizi Lauren Harris-Pincus juga mengingatkan agar diet intermittent fasting 16:8 tidak menimbulkan efek samping yang buruk seperti mengambil alih hidup pelakuya.

"Terkadang orang menghindar dari acara sosial karena mengganggu waktu diet mereka," kata Harris-Pincus. "Saya tidak pernah merekomendasikan membiarkan perilaku makan menentukan interaksi Anda dengan teman, keluarga, atau rekan kerja," ujarnya.

Penting juga untuk memperhatikan aktivitas olahraga harian. Harris-Pincus memperingatkan agar tidak berolahraga saat berpuasa atau menunggu beberapa jam setelah berolahraga untuk menyantap makanan pertama Anda. "Anda ingin memberi makan otot-otot itu dan mengisi kembali simpanan karbohidrat setelah latihan yang intens," kata Harris-Pincus.

Harris-Pincus memperingatkan agar tidak berolahraga saat berpuasa atau menunggu beberapa jam setelah berolahraga untuk makan makanan pertama Anda. "Anda ingin memberi makan otot-otot itu dan mengisi kembali simpanan karbohidrat setelah latihan yang intens," kata Harris-Pincus.

Baca Juga: Keren! Ini Kisah Sukses Pejuang Diet Turunkan BB dengan Pola Makan Tepat

Cara kerja diet intermittent fasting

Diet Intermittent Fasting, Ini Panduan dan Menunya untuk Turunkan Berat BadanCara kerja diet intermittent fasting adalah dengan memperpanjang periode tubuh membakar kalori yang dikonsumsi selama makan terakhir. Foto: Getty Images/iStockphoto/everydayplus

Membicarakan kehebatan diet intermittent fasting, rasanya tak lengkap tanpa mengungkap seperti apa cara kerja diet ini pada tubuh kita? Ahli saraf Mark Mattson sudah mempelajari diet intermittent fasting selama lebih dari 25 tahun. Ia mengungkap hal ilmiah di balik diet ini.

Mattson menjelaskan setelah beberapa jam tubuh tidak mendapat asupan makanan, tubuh akan menghabiskan simpanan gulanya dan mulai membakar lemak. Ia menyebut proses ini sebagai peralihan metabolik.

"Diet intermittent fasting kontras dengan pola makan normal kebanyakan orang Amerika yang makan sepanjang jam bangun mereka. Jika seseorang makan tiga kali sehari, ditambah camilan, dan mereka tidak berolahraga, maka setiap kali mereka makan, mereka kehabisan kalori dan tidak membakar simpanan lemak mereka," ujar Mattson.

Ia menjelaskan diet intermittent fasting bekerja dengan cara memperpanjang periode tubuh membakar kalori yang dikonsumsi selama makan terakhir dan mulai membakar lemak.

Baca Juga: Diet Intermittent Fasting, Ini Panduan dan Menunya untuk Turunkan Berat Badan




(adr/odi)

Hide Ads