Saat menjalani suatu pola diet biasanya tubuh akan memberikan respon tertentu. Banyak yang belum tahu, lima reaksi tubuh ini wajar dialami saat pertama kali jalani intermittent fasting.
Intermittent fasting merupakan salah satu pola diet yang tengah populer. Pola diet dengan pengaturan waktu yang cukup ketat ini diklaim memiliki efek menurunkan berat badan yang cukup cepat.
Banyak pelaku hidup sehat mencoba jenis diet ini, paling tidak sekali dalam seumur hidup. Dalam diet intermittent fasting, pelakunya punya 'jendela waktu makan' dimana mereka bisa makan bebas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Layaknya pola diet yang lain, pada awal-awal melakukan diet ini tubuh juga akan memberikan respon. Beberapa orang yang belum mengetahuinya cenderung akan menyalahartikan gejala ini sebagai sesuatu yang buruk. Sebenarnya, gejala-gejala yang dirasakan tubuh ini sangat wajar dan normal terjadi.
Baca juga: 5 Tips Diet Meisya Siregar yang Kian Bugar Usai Turun BB 26 Kg
Berikut ini 5 gejala normal yang sering dialami saat awal menjalankan intermittent fasting menurut Times of India (13/12):
![]() |
1. Bingung Pilih Makanan
Saat awal jalani diet, banyak orang terlalu fokus memilih makanan yang boleh dikonsumsi dan yang harus dihindari. Hal ini yang biasanya menyulitkan para pelaku diet karena terlalu berhati-hati untuk menyesuaikan asupan makanan dengan pola makan yang dikonsumsi.
Sebenarnya pada praktik intermittent fasting cenderung lebih kepada mengubah gaya hidup bukan hanya pola makan. Berdasarkan yang diungkapkan para ahli gizi, intermittent fasting cenderung lebih santai terhadap aturan bahan makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.
Intermittent fasting lebih mengatur kepada bagaimana cara memilih makanan dengan bijak hingga melatih kebiasaan untuk clean eating. Secara garis besar, makanan yang disarankan untuk pelaku intermittent fasting seperti sayur-sayuran, buah-buahan, protein dan beberapa lemak sehat.
2. Merasa Lapar Sepanjang Waktu
Intermittent fasting sendiri memiliki dua jenis pola populer yaitu 16:8 atau 10:14 yang menentukan jeda waktu makan dalam sehari. Maksudnya adalah 16 jam berpuasa dan 8 jam diperbolehkan makan atau 10 jam berpuasa dan 14 jam bebas makan sepuasnya.
Kesulitan mengatur energi yang dikeluarkan ini akan cukup sulit dirasakan oleh pelaku intermittent fasting. Banyak yang merasa lebih cepat lelah ketika awal-awal menjalankan intermittent fasting.
Tidak ada peraturan khusus, pelaku intermittent fasting dibebaskan untuk memilih pola makan yang paling aman. Sehingga diharapkan pelaku intermittent fasting bisa mengatur asupan energi pada waktu makan dengan energi yang akan dikeluarkan.
Baca juga: Miris! Setelah Dapat Tip Rp 63 Juta, Pelayan Ini Justru Dipecat
3. Melewatkan Waktu Makan
Saat menerapkan pola makan yang baru biasanya tubuh akan memerlukan waktu untuk beradaptasi. Saat kamu dibatasi waktu makannya, biasanya banyak orang yang fokus untuk menahan makan saja.
Pada banyak praktik intermittent fasting pelakunya cenderung lebih sering melupakan waktu makan. Membatasi asupan kalori dengan periode yang ketat cukup sulit untuk dilakukan terutama bagi para pelaku intermittent fasting.
Pada saat pagi hari biasanya pelaku intermittent fasting merasa begitu lapar tetapi karena pembatasan waktu makan pelaku intermittent fasting akan menahan rasa laparnya. Kemudian saat waktu makan tiba, banyak pelaku intermittent fasting yang sudah lupa akan rasa laparnya dan melupakan waktu makan.
4. Kesulitan Tidur
![]() |
Pada minggu pertama, kesulitan tidur akan dirasakan para pelaku intermittent fasting. Pada malam hari rasa haus dan lapar akan memuncak sedangkan pelaku intermittent fasting diharuskan sudah kembali berpuasa.
Biasanya akan banyak yang memilih untuk minum di malam hari. Mengganjal lapar dengan segelas air mineral tetapi cukup sulit rasanya untuk kembali tidur dengan lelap.
Para ahli kesehatan juga mengatakan hal ini sangat wajar terjadi karena tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan pengetatan konsumsi kalori yang dilakukan. Tetapi setelah seminggu pertama banyak pelaku intermittent fasting yang akan merasa lebih nyaman.
5. Kesulitan Mengatur Porsi Makan
Intermittent fasting lambat laun akan membuat kamu lebih handal dalam menyusun pola makan. Menghindari makanan cepat saji dan tinggi kalori bukan lagi hal yang sulit untuk dilakukan.
Terbiasa memilih menu makanan dengan bijak dan lebih mudah memilih asupan makanan yang lebih sehat dan sesuai. Selain itu pelaku intermittent fasting yang telah terbiasa juga akan lebih handal menentukan porsi makan.
Sudah terlatih memilih makanan, menyusun porsi makan dan menentukan waktu makan. Biasanya pelaku intermittent fasting yang sudah lama menjalani diet ini akan cenderung memilih makanan tinggi serat dalam porsi kecil.
Baca juga: Tips Diet Shanty Denny yang Turun BB 14 Kg, Konsumsi 7 Makanan Ini
(dfl/adr)