Ada begitu banyak mitos seputar dampak yang diberikan gula apabila Anda mengonsumsinya berlebihan. Memang tubuh manusia membutuhkan glukosa untuk bertahan hidup, namun tetap Anda harus menahan keinginan mengonsumsi manisan yang berlebihan.
Dikutip dalam This Is Insider (29/09) Dr. Jennifer Haythe, seorang ahli jantung di Columbia Presbyterian Hospital di New York, Rebecca Lee, seorang perawat dan pendiri RemediesForMe dan Colette Heimowitz, seorang ahli gizi di Atkins Nutritionals membeberkan beberapa masalah yang ditimbulkan ketika Anda sering konsumsi makanan manis dalam jumlah banyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Memicu Kenaikan Berat Badan
![]() |
Penyebab utama kenaikan berat badan adalah kebanyakan konsumsi makanan manis. Karena makanan manis kaya akan kandungan kalori. Sumber gula dalam makanan terdapat di dalam minuman bersoda, kue-kue dan cake yang lezat, serta di dalam permen, minuman, dan juga es krim.
Penelitian yang dipublikasikan oleh "American Journal of Clinical Nutrition" pada tahun 2011 mengonfirmasi adanya hubungan positif antara mengonsumsi minuman ringan secara teratur dengan meningkatnya epidemi obesitas.
"Minuman manis, terutama soda memberikan sedikit manfaat nutrisi dan meningkatkan pertambahan berat badan dan mungkin risiko diabetes serta karies gigi," jelas para peneliti.
Walaupun glukosa juga dibutuhkan untuk simpanan energi. Akan tetapi menurut Lee, bila seseorang mengonsumsi dalam jumlah banyak daripada yang digunakan oleh tubuh maka tubuh akan mengubahnya menjadi asam lemak. Lalu menyimpannya untuk cadangan di sel lemak adiposa seperti pinggul, paha, lengan dan perut.
2. Menyebabkan Kerusakan Gigi
![]() |
Makanan dan minuman manis memang enak dikonsumsi, namun jangan terlalu berlebihan karena dapat menyebabkan kerusakan pada rongga gigi. Bukan rasa manisnya yang menyebabkan hal tersebut, namun asam yang disebabkan oleh interaksi gula dengan permukaan gigi Anda akan menyebabkan kerusakan rongga gigi.
Studi yang pernah melansir mengenai gula pada tahun 1967 yang menyatakan rusaknya rongga gigi di akibatkan karena banyaknya konsumsi gula. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
"Hubungannya antara rongga gigi dan gula yaitu, ketika bakteri yang menempel pada gigi memakan gula yang juga masih menempel pada gigi, maka bakteri tersebut akan membusuk kemudian menciptakan asam yang menghancurkan enamel gigi," jelas , Anahad O'Connor kepada The New York Times.
3. Masalah Kulit
![]() |
Konsumsi gula berlebih bukan hanya buruk bagi kesehatan, namun juga bagi kesehatan wajah. Studi pada tahun 2014 melansir pernyataan di The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology bahwa, "Penelitian telah dibuktikan peran makanan tertentu, seperti produk susu, serta pola diet, termasuk diet beban glikemik tinggi khas Barat."
Selain itu bisa menyebabkan keriput pada wajah, memerah dan permukaan kulit yang kasar, serta bisa menyebabkan dehidrasi.
4. Selalu Ingin Makan
![]() |
Hingga saat ini memang belum ada titik temu ilmiah mengenai apakah gula sama adiktifnya dengan kokain. Ketika Anda mengonsumsi gula yang banyak, otak Anda akan melepaskan dopamin. Dopamin berfungsi mengantar pesan atau rangsangan antar saraf dan sebagai hormon.
Molekul ini dilepas saat sebuah saraf terangsang untuk menstimulasi saraf lainnya yang letaknya berdekatan. Meskipun para ilmuwan belum sampai pada titik temu tentang bagaimana gula bisa jadi zat yang adiktif. Penelitian tahun 2008 yang dipublikasikan dalam jurnal "Neuroscience & Biobehavioral Reviews" mencatat bahwa ketika diberi akses tak terbatas terhadap gula maka tubuh manusia akan menunjukkan empat tanda kecanduan. Seperti makan berlebihan, keinginan makan berlebih dan selalu menginginkan konsumsi minuman keras seperti alkohol.
5. Risiko Menderita Diabetes
![]() |
"Bila Anda makan dengan kandungan gula di dalamnya atau makanan yang mengandung karbohidrat, maka tubuh akan melepaskan insulin untuk membantu tubuh memproses glukosa menjadi energi," kata Haythe.
Dengan resistensi insulin, tubuh tidak dapat menyerap glukosa dengan cepat dan hal tersebut menyebabkan glukosa terbentuk di aliran darah dan hati Anda. Faktor genetik dan lingkungan juga berpengaruh untuk menyebabkan pra-diabetes dan akhirnya bisa saja alami diabetes.
"Dengan mengubah diet protein, lemak sehat dan makanan karbohidrat yang tinggi serat, Anda dapat menghindari lonjakan gula darah dan respon dari insulin yang menyebabkan obesitas dan pra-diabetes," jelas ahli gizi Colette Heimowitz.
Selain itu penelitian lain yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health bekerjasama dengan Brigham and Womens Hospital pada tahun 2010. Orang yang meminum minuman manis secara rutin sebanyak 1 sampai 2 gelas sehari bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe-2 hingga 26%, jika dibandingkan dengan orang yang jarang minum minuman manis.
Baca juga: Kabar Gembira! Peneliti Sedang Kembangkan Gula Sehat Mirip Gula pada ASI
(adr/odi)