Batasi Konsumsi Es Krim Agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas

Ulasan Khusus: Es Krim

Batasi Konsumsi Es Krim Agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas

- detikFood
Selasa, 03 Sep 2013 19:02 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Testurnya yang lembut dengan rasa manis pastinya membuat semua orang selalu ingin menikmati es krim. Tapi, konsumsi es krim berlebihan ternyata bisa mengakibatkan munculnya beberapa penyakit serius hingga obesitas.

Susu, krim, gula dan bahan penambah rasanya menjadikan es krim mempunyai tekstur lembut. Tapi kandungan lemak dan kalori yang tinggi patut diperhatikan. Meski di dalam es krim terdapat protein yang bisa membuat tubuh langsing karena menyebabkan perut kenyang lebih lama.

“Kalau untuk takaran biasa pakai saja hitungan kalori untuk snack per hari. Berdasarkan diet 2000 kkal per hari (jumlah kalori rata-rata orang indonesia per hari), maka jumlah kalori untuk snack itu antara 300-400 kalori per hari,” tutur Atin Nurafiatin, Ahli Gizi My Meal Catering kepada DetikFood (03/09/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk efek yang akan terlihat jika mengonsumsi banyak es krim sudah pasti kelebihan berat badan dan diabetes. Karena dessert tersebut kaya akan gula, lemak dan karbohidrat. Dilansir dalam Fox News (03/09/2013) terlebih lagi jika es krim dikonsumsi sebelum tidur es bisa membuat tidur tidak nyaman.

Lemak tidak sempat mengakami proses metabolisme dalam tubuh sebelum tidur, sehingga semua kandungan gula di dalamnya malah membuat tubuh berenergi. Selain itu, sebuah penelitian terbaru menyatakan konsumsi makanan kaya lemak sebelum tidur bisa memicu mimpi buruk.

Pengaruh buruk es krim tidak hanya berasal dari kandungan di dalamnya, tapi juga kondisi dingin dessert tersebut. Pada tahun 1892, seorang pekerja hotel di Chicago dilaporkan meninggal setelah mengonsumsi es krim dalam jumlah besar hingga membekukan bagian dalam perutnya.

Tapi, hal ini tidak perlu ditakutkan untuk orang yang tidak sensitif terhadap udara dingin atau masalah pencernaan. “Nantinya tubuh akan bekerja menyesuaikan suhu es krim ke suhu normal dalam proses metabolisme,” tambah Atin.


(dni/odi)

Hide Ads