Banyak makanan mahal yang kini identik sebagai menu restoran kelas, tapi ternyata dulunya merupakan makanan rakyat jelata. Ini daftarnya!
Selama ratusan tahun banyak kasta makanan yang berubah dari yang tadinya dianggap sebagai makanan untuk orang biasa, mendadak berubah naik kelas jadi makanan mahal yang banyak ditemukan di restoran mewah dan berkelas.
Truffle, lobster dan caviar misalnya, dulu dianggap makanan menjijikkan dan hanya dikonsumsi oleh kalangan rakyat jelata karena melimpah dan mudah didapat.
Akan tetapi, seiring waktu beberapa faktor mengubah ini semua. Mulai dari kelangkaan bahan, teknik memasak yang makin rumit, serta citra mewah yang dibentuk di kalangan bangsawan membuat makanan-makanan ini naik kelas. Kini hidangan tersebut menjadi simbol status sosial, disajikan di restoran mahal dengan harga selangit.
Dilansir dari Listverse (18/07/2025), berikut lima makanan yang dulunya dianggap makanan untuk rakyat jelata, tapi kini sudah naik kelas:
1. Truffle
Pada masa Romawi kuno, jamur truffle dikenal sebagai makanan lezat yang dihargai kalangan elite. Namun pada Abad Pertengahan, jamur mahal ini sempat mengalami penurunan reputasi karena dianggap makanan yang berhubungan dengan sihir dan nafsu.
Pihak gereja memandang truffle sebagai makanan tidak suci karena tumbuh dari dalam tanah, sehingga hanya kaum miskin yang mengonsumsinya sebagai alternatif dari keterbatasan pilihan makanan.
Perubahan besar terjadi ketika Raja Louis XIV dari Prancis mulai menghidangkannya dalam jamuan kerajaan. Meski upayanya untuk membudidayakan truffle tidak berhasil, popularitas truffle meningkat pesat pada abad ke-19 dan terus berkembang hingga kini. Bahkan kini truffle masuk ke dalam daftar salah satu bahan makanan termahal di dunia.
2. Foie Gras
Foie gras merupakan olahan makan dari hati bebek atau angsa yang digemukkan secara paksa. Makanan ini pertama kali ditemukan di Mesir kuno. Lukisan di makam Mesir menunjukkan praktik pemberian makan paksa terhadap unggas, tetapi saat itu foie gras tidak dianggap sebagai makanan mewah. Hidangan ini lebih banyak dikaitkan dengan masyarakat kelas pekerja atau bahkan budak.
Bangsa Romawi kemudian mulai menghargai foie gras sebagai seni kuliner. Praktik ini dilestarikan dan disebarluaskan oleh komunitas Yahudi yang bermigrasi ke Eropa.
Namun sekali lagi Raja Louis XIV dari Prancis berperan penting dalam menjadikan foie gras simbol kuliner mewah yang dikenal luas dengan nama Prancisnya. Hingga kini, foie gras tetap menjadi hidangan prestisius meskipun terus menuai kontroversi karena prosesnya yang dianggap menyiksa hewan.
3. Kaviar
Kaviar atau telur ikan sturgeon menjadi contoh perubahan status kuliner paling drastis. Selama ribuan tahun, kaviar sangat melimpah dan umumnya dikonsumsi oleh para nelayan yang menangkap ikan tersebut.
Bahkan pada abad ke-19, bar-bar di Amerika menyajikan kaviar secara cuma-cuma sebagai camilan asin untuk mendorong konsumsi minuman beralkohol.
Namun karena eksploitasi kaviar yang berlebihan, pembatasan perdagangan, dan faktor komersial lainnya membuat ketersediaan kaviar menurun drastis. Kelangkaan ini berujung pada kenaikan nilai kaviar hingga menjadi salah satu makanan paling mewah dan mahal di dunia.
(sob/adr)