Termasuk dalam kekayaan budaya, kuliner di Indonesia banyak dipengaruhi budaya lain. Beberapa makanan ini disebut sebagai contoh hasil akulturasi budaya.
Kekayaan kuliner di Indonesia tidak terlepas dari budaya yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lainnya. Sejarah panjang berdirinya negara Indonesia dengan berbagai budaya asing yang masuk ternyata membuat tanah air semakin kaya.
Masuknya budaya dari bangsa lain membuat banyak pengaruh dan hasil cipta yang berujung menjadi warisan dan kekayaan budaya Indonesia. Termasuk beberapa sajian makanan Indonesia yang memiliki tempat spesial di hati dan lidah masyarakatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia pernah disinggahi saudagar China, Arab, hingga Eropa. Hal ini membuat banyak makanan Indonesia yang tak sepenuhnya berasal dari tanah air. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF) mencatat ada beberapa hidangan yang berasal dari akulturasi budaya asing.
Baca juga: So Sweet! Guru Ini Penuhi Keinginan Siswanya untuk Buka Puasa Bersama
Berikut ini 5 makanan hasil akulturasi budaya asing menurut KEMENPAREKRAF:
![]() |
1. Bakso
Bola-bola daging yang menjadi comfort food bagi orang Indonesia dalam segala situasi ini ternyata bukan asli dari Indonesia. Bakso merupakan hidangan hasil akulturasi budaya Tionghoa yang dibawa oleh orang China masuk ke Indonesia.
Ada beberapa versi catatan sejarah dengan yang paling populer melibatkan sosok Meng Bo. Meng Bo awalnya berinisiatif untuk menumbuk daging dan membentuknya menjadi bulat agar ibunya dapat makan daging dengan mudah.
Awalnya bakso terbuat dari daging babi, sesuai dengan arti kata 'bak' dalam bahasa Tionghoa. Tetapi setelah berkembang dan diminati orang Indonesia, bakso justru lebih awam dibuat dengan daging sapi.
2. Bakpia
melipir ke kota Sultan, Yogyakarta, identik dengan berbagai merk bakpia yang dijual disana. Camilan tradisional ini terkenal dengan kulitnya yang tipis dan isian berupa kacang hijau yang padat dan legit rasanya.
Ternyata bakpia berasal dari akulturasi hidangan Jawa dan China di masa lampau. Bakpia berasal dari dialek Hokkian yang berarti kue atau roti berisi daging.
Ketika pertama kali dibuat di Yogyakarta, bahan dasar bakpia sebenarnya menggunakan daging dan minyak babi. Tetapi demi menyesuaikan dengan selera dan lidah masyarakat lahirlah bakpia yang dibuat dengan isian kacang hijau dan dalam bentuk yang halal.
Makanan hasil akulturasi budaya lainnya ada di halaman berikutnya.
3. Semur
Olahan berbagai bahan makanan yang diberi kuah kecap rasanya begitu manis dan nikmat. Apalagi ketika semur disantap dengan nasi putih yang hangat dengan berbagai isian yang menggugah selera.
Semur, walaupun ada veri khas Betawi, ternyata berasal dari budaya kuliner Belanda. Orang Belanda yang saat itu datang ke Indonesia memasak hidangan bernama 'smoor' yang menggunakan tomat dan bawang yang direbus secara perlahan.
Dari segi isian, baik semur khas Indonesia maupun Belanda sama-sama menggunakan daging sapi. Tetapi perbedaan keduanya ada pada kombinasi rempah seperti cengkeh, pala, dan kayu manis sehingga citarasanya memiliki keunikan dan kelezatan yang berbeda.
4. Perkedel
![]() |
Selain kentang goreng, orang Indonesia mengenal perkedel sebagai pendamping lauk makan. Ada dalam deretan menu nasi Padang hingga pelengkap soto ayam atau soto daging.
Ternyata perkedel menjadi salah satu warisan hasil akulturasi budaya Indonesia dengan Belanda lainnya. Perkedel dalam bahasa Belanda dikenal dengan nama frikadel yang berarti daging cincang yang dihaluskan dan digoreng.
Tetapi karena daging lebih mahal di Indonesia sehingga bahan utamanya lebih umum diganti dengan kentang yang dihaluskan. Walaupun komposisi daging tetap dipertahankan tetapi kadarnya diubah menjadi sebagai isian atau campurannya saja.
5. Soto Betawi
Creamy gurih kuah soto Betawi ternyata bukan berasal dari tanah Si Pitung. Namanya memang Betawi yang menunjukkan sebuah suku penghuni asli kota Jakarta, tetapi hidangan ini tidak berasal atau dibuat oleh orang Jakarta.
Menurut KEMENPAREKRAF soto Betawi merupakan hasil akulturasi dari budaya Indonesia dan India. Aslinya soto Betawi menggunakan berbagai rempah dan bumbu asal India seperti ghee atau mentega.
Demi menyesuaikan dengan ketersediaan bahan di tanah air, Soto Betawi dibuat dengan racikan yang lebih baru. Banyak racikan yang menambahkan minyak samin untuk menggantikan ghee dalam menghasilkan rasa yang gurih dan creamy.