Makanan kuno yang sudah ada sejak ratusan tahun ini ternyata masih eksis hingga sekarang. Tentunya dengan tampilan yang lebih modern.
Zaman atau era kuno tak hanya dipenuhi dengan catatan sejarah saja, tapi juga banyak makanan yang diciptakan pada masa-masa tersebut.
Salah satu zaman kuno yang paling terkenal ada masa Kekaisaran Mongol, Dinasti Qing, hingga Kekaisaran Ottoman yang sudah runtuh ratusan tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sisa-sisa peninggalan dari zaman kuno ini ternyata masih bisa ditemukan lewat makanan. Beberapa makanan kuno ini berhasil bertahan dan masih dilestarikan hingga sekarang.
Dilansir dari List Verse (04/07), berikut lima makanan kuno yang dikonsumsi hingga sekarang.
1. Dormouse
![]() |
Dormouse merupakan hewan pengerat mirip tikus yang berada di dalam keluarga Nesomyidae. Spesies ini dikenal sebagai primata terkecil di dunia, yang menyerupai tikus dan berbulu.
Di era Romawi kuno, hewan dormouse merupakan makanan populer yang dulu jadi makanan sehari-hari. Biasanya dormouse bagian kepala dan buntutnya dibuang, lalu dagingnya dipanggang hingga dijadikan sup.
Meski kini popularitas makanan ini sudah menurun jauh, tapi di daerah Korasia dan Slovenia, daging dormouse masih dikonsumsi. Bahkan di daerah Hvar, Kroasia, daging dormouse dipanggang dan disantap dengan roti.
2. Daun Maple
![]() |
Pohon maple disebut juga sebagai pohon acer yang banyak ditemukan di wilayah Eropa, Afrika Utara, dan Amerika Utara. Sejak ratusan tahun lalu, bagian daunnya dikonsumsi karena dipercaya baik untuk kesehatan.
Di Jepang, sekitar 1,300 tahun lalu ada hidangan daun maple goreng yang dibalut dengan tepung. Hanya daun maple kuning yang bisa digunakan, dan wajib direndam di dalam air garam selama setahun sebelum dimakan.
Setelah direndam, baru daun maple dicampurkan ke dalam adonan tepung dan gula. Kemudian ditaburkan wijen. Sampai sekarang daun maple masih menjadi camilan khas di kota Minoh, Jepang.
3. Chewy Milk
![]() |
Di era Irlandia kuno, susu memang jadi makanan populer yang digemari di sana. Tapi susu yang mereka konsumsi jauh berbeda dengan susu yang ada kini. Tekstur susu di Irlandia saat itu berwarna kuning, dengan buih yang cukup banyak sehingga harus diminum secara perlahan.
Teksturnya pun lebih kental dan kenyal mirip seperti tekstur keju lembut. Bahkan jauh sebelum tahun 1600, susu kenyal ini dijadikan makanan utama sebelum mereka bertani kentang.
Budaya susu kenyal ini mampu bertahan selama berabad-abad. Di Irlandia, susu ini masih banyak dikonsumsi dan sekarang sudah diolah menggunakan teknologi yang lebih modern dan higienis.