Budaya minum kopi yang kental bukan hanya di Italia saja, melainkan juga di Korea Selatan yang kini dipenuhi puluhan ribu kafe penyedia kopi. Begini sejarah dan keunikan budaya menikmati kopi di negeri ginseng.
Mengutip Asia Exchange (20/1), sejarah kopi di Korea bermula tahun 1896 ketika King Gojong mencicipi kopi pertama kali. King Gojong atau Sang Kaisar Gwangmu adalah raja ke-26 dari Dinasti Joseon dan Kaisar pertama dari Kekaisaran Han Raya.
Pada awal 1900-an kemudian muncul kafe pertama di Korea yang menyajikan kopi. Namanya Dabang. Awalnya hanya orang-orang kaya saja yang bisa membeli "minuman Barat" itu. Kopi pada masa itu juga menjadi lambang modernisasi.
Seiring waktu, Dabang menjadi tempat bagi negarawan, pebisnis dan seniman berkumpul. Mereka mengagumi suasana yang modern di kafe itu. Mereka juga merasakan hal baru dimana minum kopi di cangkir alih-alih menyeruput sup dari mangkuk adalah pengalaman menyenangkan.
Saat ini, kopi begitu mudah didapatkan di Korea Selatan. Banyak convenience store, termasuk 7-Eleven, menjual kopi dengan harga murah sehingga membuat kopi semakin bisa dinikmati semua kalangan.
Orang Korea sangat mencintai kopi. Hal ini terbukti dari angka konsumsi kopi yang naik drastis di sana. Menurut Korean Economic Institute of America, orang Korea Selatan rata-rata minum 12.3 cangkir kopi per minggu pada tahun 2019.
Untuk jumlah konsumsi kopi per kapita di sana mencapai 2.3 kg pada tahun yang sama. Jumlah ini melonjak dari 1.8 kg pada tahun 2006.
Korea Selatan bahkan merupakan 6% dari bagian pasar kopi di Asia Pasifik secara keseluruhan. Pendapatan pasar kopi Korea Selatan diperkirakan mencapai USD 10.281 juta pada 2020. Selain itu, diharapkan ada peningkatan sebesar 10,9% per tahun.
Uniknya, meski Korea Selatan tidak menanam kopi sendiri, negara ini terkenal dengan budaya kopinya yang unik. Banyak kafe memiliki roastery sendiri untuk mengolah biji kopi.
Tingginya minat orang Korea pada kopi membuat kafe atau kedai kopi menjamur di sana. Diperkirakan sudah ada lebih dari 70.000 kafe di Korea Selatan. Jaringan kedai kopi terbesar di sana, Ediya Co yang punya sekitar 2.200 gerai.
Sementara Starbucks memiliki sekitar 1.140 gerai di 75 kota. Fakta menarik lain, Seoul memiliki lebih banyak gerai Starbucks daripada kota lain mana pun di dunia. Seoul adalah ibu kota kopi dengan 18.000 kafe pada tahun 2016. Akibatnya, Seoul menjadi kota dengan jumlah kafe per kapita lebih banyak daripada negara lain mana pun di dunia.
Budaya ngopi di Korea Selatan juga menarik dibahas akibat 'ledakan' kemunculan kafe di sana. Jika pencinta kopi menikmati minuman favoritnya di Seoul, mereka tak sekadar minum kopi enak, melainkan juga merasakan pengalaman istimewa.
Ada kafe kopi yang menghadirkan konsep kucing, anjing, hingga rakun. Tak sedikit juga yang menggabungkan kopi dengan konsep permainan papan, musik K-pop, tema pabrik, hingga bunga yang menggemaskan.
Pebisnis kafe kopi di Korea Selatan juga kreatif dalam hal menu. Mereka menciptakan banyak menu unik berbasis kopi dan nonkopi. Sebut saja popcorn latte atau Jollypong latte, lalu ada selfie latte dimana seseorang bisa mencetak wajahnya di atas kopi.
Untuk minuman selain kopi, strawberry matcha latte atau teh Chrysanthemum menjadi incaran di sana. Selain itu, ragam cake dan pastry tersedia dalam berbagai warna dan desain lucu seperti donat hewan atau kue pelangi yang bisa menemani waktu minum kopi.
Simak Video "Video: Sensasi Nyeduh Kopi Langsung dari Kebun di Puncak Gunung Muria"
(adr/odi)