5 Makanan yang Bikin Sering Kentut, Nomor 3 Paling Banyak Dikonsumsi!

5 Makanan yang Bikin Sering Kentut, Nomor 3 Paling Banyak Dikonsumsi!

Sonia Basoni - detikFood
Rabu, 19 Nov 2025 15:30 WIB
Closeup portrait headshot woman pinches nose with fingers hands looks with disgust something stinks bad smell situation isolated on gray wall background. Human face expression body language reaction
Foto: thinkstock
Jakarta -

Kentut atau buang angin sebenarnya merupakan proses alami tubuh, tapi beberapa jenis makanan dapat membuat frekuensinya meningkat dan aromanya lebih menyengat. Ini daftarnya!

Tanpa disadari, makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari seperti kacang-kacangan, makanan berlemak, minuman bersoda, makanan ultra-proses, hingga buah-buahan tertentu ternyata dapat memicu produksi gas berlebih di saluran pencernaan.

Setiap jenis makanan memiliki mekanisme berbeda dalam menghasilkan gas pada tubuh, mulai dari kandungan gula kompleks yang sulit dicerna, lemak yang memperlambat pencernaan, hingga serat dan pemanis tertentu yang mengalami fermentasi di usus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari Healthline (17/11/2025), berikut lima makanan yang bisa membuat orang sering kentut.

ADVERTISEMENT

1. Kacang-kacangan

Various kinds of vegan protein sources on beige background. Set of food supplements. Gluten free cereals as ground hemp seeds, quinoa. Nuts and legumes (green mung beans, chick-pea, red lentil, kidney bean, almonds, hazelnuts). Flat lay, top viewAneka kacang. Foto: Getty Images/Tanja Ivanova

Kacang-kacangan dikenal sebagai salah satu pemicu kentut atau gas dalam tubuh yang cukup umum. Jenis seperti lentil, kacang polong, hingga kacang tanah mengandung gula kompleks dalam jumlah tinggi. Jadi, tubuh memerlukan usaha lebih besar untuk mencernanya.

Selain itu, kandungan serat yang melimpah turut meningkatkan produksi gas. Sebuah penelitian dalam Nutrition Journal menunjukkan bakteri usus memecah gula kompleks ini dan menghasilkan beragam gas, termasuk hidrogen, metana, hingga belerang yang menyebabkan bau menyengat.

Penelitian lain dalam US National Library of Medicine mencatat bahwa kacang panggang dan kacang pinto cenderung memicu pembentukan gas lebih besar dibanding kacang hitam. Memilih jenis kacang dan mengatur porsinya dapat membantu mengurangi efek samping tersebut.

2. Makanan Berlemak

Makanan berlemak, terutama daging merah dengan kandungan lemak tinggi, dapat memperlambat proses pencernaan ketika dikonsumsi dalam jumlah besar. Ketika pencernaan melambat, makanan berisiko mengalami fermentasi di dalam usus dan memicu produksi gas berlebih.

Daging berlemak juga mengandung metionin, yakni asam amino yang membawa unsur belerang. Saat dipecah oleh bakteri usus, metionin menghasilkan hidrogen sulfida, yakni gas dengan aroma khas menyerupai telur busuk. Kondisi ini menjadikan kentut lebih berbau menyengat.

Meski daging tetap menjadi sumber protein yang penting, membatasi porsinya dan menyeimbangkannya dengan sayur atau sumber serat larut dapat membantu tubuh mengolahnya lebih efisien tanpa menimbulkan gas berlebihan.

3. Buah-buahan

healthy beautiful attractive long black hair woman happiness smile hand hold red apple with foreground of fruit bowl white room interior background Buah-buahan. Foto: iStock

Buah merupakan sumber nutrisi penting, tapi konsumsi beberapa jenis buah dapat memicu kentut karena mengandung fruktosa dan sorbitol, dua jenis gula yang sulit dicerna tubuh. Apel, pir, persik, dan prune termasuk buah yang paling sering menimbulkan efek tersebut.

Banyak buah juga mengandung serat larut yang harus melewati usus besar sebelum diurai oleh bakteri, menghasilkan hidrogen, metana, dan karbon dioksida. Proses inilah yang dapat meningkatkan frekuensi kentut.

Sorbitol juga banyak ditemukan pada produk bebas gula sebagai pemanis alternatif. Konsumsinya berlebihan dapat memperburuk produksi gas. Meski demikian, buah tetap tidak boleh dihilangkan dari pola makan sehari-hari kecuali atas saran ahli gizi, karena manfaat nutrisinya jauh lebih besar.

4. Minuman Bersoda

Minuman bersoda juga menjadi penyumbang gas dalam tubuh yang cukup signifikan. Kandungan karbon dioksida di dalamnya menghasilkan gelembung gas yang masuk ke tubuh saat diminum, kemudian terperangkap di saluran pencernaan sehingga memicu buang angin atau kentut.

Menurut pakar nutrisi Maggie Moon, penulis The Mind Diet, gas yang naik ke kerongkongan biasanya dilepaskan sebagai sendawa. Namun sebagian lainnya bergerak ke saluran cerna bawah dan dikeluarkan sebagai kentut.

Ia menjelaskan minuman soda melepaskan gas karbon dioksida, menambah udara di esofagus yang kemudian keluar sebagai sendawa.

Kebiasaan mengonsumsi soda secara rutin membuat akumulasi udara semakin besar. Mengurangi soda dan menggantinya dengan air putih atau infused water dapat membantu mengurangi produksi gas.

5. Makanan Ultra-Proses

Potato chips, delicious BBQ seasoning spicy for crips, thin slice deep fried snack fast food in open bag.Potato chips,Makanan Ultra-Proses. Foto: Getty Images/iStockphoto/sasirin pamai

Makanan olahan yang tergolong dalam kategori ultra-proses seperti camilan kemasan, sereal manis, kue siap saji, sosis dan berbagai jenis roti sering mengandung kombinasi fruktosa, laktosa, serta gula tambahan.

Bahan-bahan tersebut dapat memicu peningkatan gas karena tubuh tidak selalu mampu mencernanya secara optimal. Kandungan gula tambahan juga memperbesar peluang fermentasi di usus, sehingga produksi gas meningkat. Meski demikian, tidak semua makanan proses harus dihindari.

Beberapa justru memberi manfaat, seperti Greek yogurt, susu, sayuran siap olah, kacang, hingga tahu. Membaca daftar bahan pada kemasan dan mencatat makanan apa yang memicu gas dapat membantu menjaga pola makan tetap seimbang tanpa perlu menghilangkan makanan bernutrisi yang sebenarnya aman dikonsumsi.

Halaman 2 dari 2
(sob/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads