Meskipun menimbulkan bau, makan petai dan jengkol jadi sebuah kenikmatan tersendiri. Tapi, mengapa petai dan jengkol menimbulkan bau? Ini penjelasannya.
Petai dan jengkol adalah tumbuhan dari suku polong-polongan. Kedua tumbuhan ini yang dimakan dari adalah bagian bijinya atau yang disebut petai dan jengkol.
Keduanya kerap disandingkan sebagai pelengkap makanan, karena sama-sama bisa menimbulkan aroma kurang sedap, sehingga membuat aroma nafas dan urine jadi berbau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, petai dan jengkol merupakan makanan favorit orang Indonesia. Biasanya petai dan jengkol dijadikan pelengkap makan sambal. Namun, tahukah kamu mengapa keduanya bisa menimbulkan bau?
Baca Juga: Etika Makan Jengkol dan Petai dalam Ajaran Islam
1. Mengapa Petai Menimbulkan Bau?
![]() |
Petai atau dalam bahasa latin disebut parkia speciosa banyak ditemukan di negara-negara Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia. Bentuknya seperti permen dan berwarna hijau.
Petai mengandung zat penyebab bau tidak sedap seperti hexathionine, tetrathiane, trithiolane, pentathiopane, pentathiocane, dan tetrathiepane. Selain itu, juga terdapat konsentrasi asam amino.
Kandungan asam amino tersebut ada dalam jumlah yang tinggi dan menghasilkan gas metana atau gas penghasil kentut di dalam tubuh. Namun, zat tersebut tidak berbahaya jika tertelan.
Hanya saja efeknya jika masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan bau gas. Inilah yang menyebabkan aroma nafas, mulut dan urine menjadi berbau.
Baca Juga: Akibat Ulah Bocah Ini, Satu Rumah Bau Petai Selama 2 Minggu!