Indonesia kaya akan kuliner tradisional. Namun tahukah kamu bahwa beberapa di antaranya ada yang mendapat pengaruh dari Portugis.
Setiap daerah di Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke memiliki kuliner khas. Kuliner tradisional itu sudah menjadi budaya dan identitas daerah asalnya.
Terciptanya kuliner tradisional memiliki sejarah panjang. Ada yang tercipta asli dari masyarakat Indonesia, dan ada pula yang mendapat pengaruh dari negara lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya Portugis. Mengingat Portugis pernah datang ke Indonesia pada masa lampau untuk mencari rempah-rempah. Kedatangan mereka rupanya juga memberi pengaruh pada keragaman kuliner Indonesia.
Berikut ini beberapa fakta pengaruh Portugis pada kuliner Indonesia:
1. Awal Portugis Datang ke Indonesia
![]() |
Bangsa Portugis tertarik datang ke Indonesia karena kekayaan rempah-rempahnya. Mereka tiba di Indonesia pada 1509 dengan dipimpin oleh Vasco da Gama.
Mereka datang ke Indonesia untuk menyebarkan agama Kristen sambil berdagang rempah-rempah, seperti lada, kayumanis, pala dan cengkeh. Pada tahun 1512 mereka datang ke Maluku.
Maluku merupakan salah satu daerah di Indonesia yang banyak tumbuh rempah-rempah. Saat itu, Portugis mulai menjajah Maluku dan mengubahnya menjadi bandar dagang untuk mereka.
Baca Juga: Jejak Budaya Luso Asia dalam Racikan Rendang Minang
2. Meninggalkan Jejak Kuliner di Maluku
![]() |
Pada masa penjajahan itu, bangsa Portugis meninggalkan jejak kuliner di Maluku. Salah satunya ada olahan ikan yang dimasak dengan campuran jeruk.
Hidangan itu mirip makanan Portugis bernama petisie. Selain itu, mereka juga meninggalkan proses pengawetan makanan dengan membuat acar yang diberi larutan cuka.
Selain itu, ada olahan srikaya dan beberapa kudapan renyah seperti pastel, panada risoles pun konon mendapat pengaruh dari Portugis.
3. Jejak Kuliner Portugis di Tanah Jawa
Pada tahun 1575, benteng Portugis di Ternate, jatuh atas pemberontakan putra Sultan Harun. Kemudian di tahun 1590 mereka meninggalkan Maluku, lalu beralih ke pesisir Utara Jawa.
Kedatangan Portugis di tanah Jawa pun turut mempengaruhi kuliner Betawi. Salah satunya adalah pada pemakaian rempah-rempah seperti lada, cengkeh dan pala dalam kuliner Betawi.
Bukan hanya itu, ada juga pengaruh lain berupa teknik memasak dengan bumbu bakar dan disangrai sebelum dicampur dalam racikan masakan. Di kuliner Betawi ada bumbu yang perlu dibakar saat pengolahannya.
Baca Juga: Sejarah Lomba 17 Agustus Makan Kerupuk, Sudah Ada Sejak 1950-an
4. Menciptakan Kuliner Gado-gado
![]() |
Bangsa Portugis saat itu juga mendatangi Kampung Tugu di Koja, Jakarta Utara. Pada saat itu, mereka menyebarkan agama Protestan, seperti yang dikutip dalam buku 'Batavia 1740: Menyisir Jejak Betawi'.
Kemudian, keturunan Portugis saat itu menciptakan kuliner khas berupa gado-gado yang kini populer sebagai kuliner khas Betawi. Kata 'gado' diambil dari bahasa Portugis 'gadu'.
Artinya adalah hidangan untuk ternak karena proses pembuatannya dicampur dan diaduk-aduk. Kuliner Betawi lainnya yang mendapat pengaruh dari Portugis adalah pindang bandeng serani.
5. Pengaruh Portugis pada Rendang Minang
![]() |
Rendang merupakan kuliner khas Minang yang sudah mendunia. Ternyata kuliner ini juga dipengaruhi oleh budaya Luso, istilah untuk menyebut budaya liberia termasuk Portugis.
Mengingat kuliner Luso banyak yang merupakan olahan daging. Rendang mirip dengan Karmanaci, kari daging khas Portugis yang banyak ditemukan di Timor.
Selain itu, jejak Luso pada rendang juga dikaitkan dengan tradisi bekal orang Minang saat merantau. Dulu, orang Minang kalau merantau untuk mengadu nasib.
Nah, saat itulah mereka membawa bekal makanan yang awet untuk dimakan dan dijadikan stok selama berbulan-bulan.
Baca Juga: Kuliner Tradisional Warisan Nenek Moyang yang Kini Tetap Lezat Dinikmati