Jejak Budaya Luso Asia dalam Racikan Rendang Minang

Jejak Budaya Luso Asia dalam Racikan Rendang Minang

Sonia Basoni - detikFood
Jumat, 08 Jul 2022 18:02 WIB
Rendang
Foto: iStock
Jakarta -

Rendang khas Minang sudah mendunia.Kuliner ini ternyata juga dipengaruhi oleh budaya dari Luso Asia, yang kental dengan budaya dari Portugis.

Sebagai salah satu makanan paling enak dan terkenal di dunia, rendang asal Minang selalu memiliki berbagai aspek yang menarik dibahas.

Tidak hanya dari segi rasa, penggunaan bumbu, proses memasaknya saja yang menarik. Bahkan pengaruh budaya yang bisa ditemukan pada rendang juga tak kalah menarik untuk dibahas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lewat Bincang Redaksi edisi ke-51, digelar via online yang diselenggarakan oleh National Geographic Indonesia (07/06) membahas soal rendang Minang.Bahasannya tentang warisan cita rasa Luso Asia di Tanah Minang lewat rendang.

Sesi sharing dan diskusi ini dihadiri oleh Reno Andam Suri, selaku penulis buku 'Rendang: Minang Legacy to the World' sekaligus pemilik Rendang Uni Farah.

ADVERTISEMENT

Kemudian ada Asvi Warman Adam, perwakilan dari Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN). Lalu Ary Budiyanto, dosen Antropologi dari Universitas Brawijaya serta Mahandis Yonata Thamrin, Managing Editor National Geographic Indonesia.

5 Tips Masak Rendang Autentik Minang yang Empuk dan Hitam BumbunyaRendang Autentik Minang Foto: Getty Images/iStockphoto/LauriPatterson

"Berbicara tentang Luso Asia, Luso Asia itu merupakan orang-orang yang etnisnya sebagian atau seluruhnya merupakan orang Portugis dan leluhurnya ini tinggal di Portugal, Asia Tenggara, dan Asia Timur. Kalau di Asia Tenggara, istilahnya ini Portugis Melayu," ungkap Ary Budiyanto.

Lalu apa hubungan antara budaya Luso Asia terhadap kuliner Indonesia? Semuanya bisa dilihat dari hidangan rendang.

Baca Juga: 3 Resep Rendang Khas Padang yang Praktis dan Dijamin Empuk" selengkapnya

"Seperti yang kita ketahui, Indonesia ini memiliki ragam kuliner, namun kurang cerita. Tapi lewat rendang kita bisa melihat adanya sejarah tentang perkembangan rempah dan kuliner yang ada. Selain itu budaya kuliner di Indonesia, banyak dipengaruhi budaya Portugis yang sempat menduduki Indonesia," sambung Ary.

Masuknya budaya Portugis ini ke wilayah Asia, menghadirkan 'Luso Asia'. Karenanya tak heran, beberapa negara memiliki hidangan atau makanan yang mirip meski namanya berbeda.

"Misalnya di Minang, atau daerah Sumatra Barat. Semua orang familiar dengan rendang darek yang lebih kering. Lalu ada rendang kalio yang masih sedikit basah dengan bumbunya," tutur Ary.

Makanan ini mirip dengan hidangan Bafad atau Vindaloo yang banyak ditemukan di Kerala, India. Kemudian kalau beef sukka ini lebih mirip ke rendang kalio, dan hidangan ini banyak ditemukan di daerah Karnataka, India.

RendangRendang Foto: iStock

"Kalau dilihat dari tampilannya, makanan-makanan ini mirip meski beberapa bahannya berbeda. Atau misalnya ada hidangan Kamanaci, kari daging khas Portugis yang masih banyak ditemukan di Timor dan mirip rendang. Dari kesamaan ini, bisa ditemukan bahwa pengaruh Portugis atau proses kawin silang antar etnis ini menciptakan pengaruh pada budaya kuliner di Asia," komen Ary.

Hal serupa juga disampaikan oleh Asvi Warman Adam. Jika Ary membahas tentang jejak Luso Asia pada rendang. Asvi lebih membahas tentang proses pengolahan rendang.

"Rendang itu memang sebutan untuk proses masaknya, disebut juga slow braising. Artinya daging dimasak dengan api kecil dan lama. Proses rendang itu dari gulai, kemudian menjadi kalio baru lah proses akhir menjadi rendang. Semua proses ini memakan waktu berjam-jam," tutur Asvi.

Meski memang ditemukan pengaruh budaya Luso Asia pada rendang. Tapi Asvi menegaskan bahwa bahan-bahan boleh mirip, namun rasanya berbeda terutama rendang yang dibuat dengan kelapa dan cabe dari Sumatera Barat.

"Resep rendang atau makanan lainnya boleh sama atau mirip. Tapi dari kelapa dan cabe saja rasanya itu sudah pasti beda. Rendang ini dibuat dari santan, santan berasal dari kelapa. Di Minang, terutama di Pariaman, bahkan ada tradisi beruk (monyet) yang petik kelapa ini. Cabe atau ladonya juga beda ya," komen Asvi.

Meski Asvi belum tahu apakah ada hubungan antara rasa santan yang dipetik oleh beruk dengan manusia. Tapi hal ini sudah menjadi tradisi di sana.

Sementara jika dilihat dari sisi kuliner Minang, Reno Andam Suri melihat bahwa rendang ini merupakan makanan yang adaptif. Rendang yang merupakan proses masak, bisa menyesuaikan dengan lauk apa saja sesuai tempat tinggal kita.

"Rendang itu adalah harga diri orang Minang. Namun setelah saya telusuri, rendang merupakan menu makanan adaptif yang bisa dimodifikkasi atau di adaptasi. Misalnya Nagari Kapau, yang kita banyak temukan di sana malah rendang itik atau rendang ayam. Lalu di Batusangkar, yang populer malah rendang belut," ungkap Reno yang merupakan pakar kuliner Minang.

Jejak Luso Asia pada rendang juga dikaitkan Reno Andam Suri dengan tradisi bekal orang Minang saat merantau. Dulu orang Minang selalu merantau untuk mengadu nasib, mereka biasanya membawa bekal makanan yang awet untuk disantap selama berbulan-bulan.

5 Tips Masak Rendang Autentik Minang yang Empuk dan Hitam BumbunyaRendang Autentik Minang yang Empuk dan Hitam Bumbunya Foto: Getty Images/iStockphoto/LauriPatterson

Mereka membawa rendang ini. Kemudian ketika bangsa Portugis masuk ke Indonesia, dan menuju daerah Pariaman sekitarnya, mereka mendapatkan banyak bantuan dari pemandu yang merupakan orang Melayu hingga Gujarat. Sehingga pengaruh budaya campuran ini lah yang membuat rendang memiliki kemiripan dengan hidangan daging dari beberapa negara di Asia Tenggara dan Asia Timur.

Selain membahas tentang pengaruh budaya Luso Asia. Sesi sharing dan diskusi tentang budaya kuliner rendang ini juga membahas tentang perbedaan rendang darek dan rendang pesisir, hingga tradisi kurban yang dikaitkan dengan rendang.

Baca Juga: Bangga! Buku Tentang Rendang Jadi 'Best of the Best' di Gourmand Awards" selengkapnya




(sob/odi)

Hide Ads