Tak kalah dengan budaya ngopi di Italia, Indonesia juga punya ragam seduhan tradisional. Budaya minum kopi dari berbagai daerah ini patut untuk dibanggakan.
Kekayaan tanah Indonesia salah satunya ialah dari penghasilan biji kopinya. Hal ini membuat budaya minum kopi begitu kaya dan berkarakter pada setiap daerahnya.
Menilik lebih jauh tentang budaya minum kopi secara tradisional, ada banyak teknik menyeduh kopi yang bisa ditemukan di Indonesia. Bahkan terbilang budaya kopi lokal jauh lebih banyak dibandingkan kopi dari Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak sedikit juga teknik penyeduhan kopi yang menyampurkan beberapa bahan tertentu ke dalamnya. Racikan-racikan kopi tradisional tersebut takkan pernah ditemukan di negara atau tempat lain.
Baca juga: Wanita Dihina Calon Mertua Gegara Bawa Bekal Saat Jamuan Makan
Melansir Instagram @ugolcoffeeroasters berikut 5 seduhan kopi tradisional Indonesia:
![]() |
1. Kopi Talua
Racikan kopi yang satu ini tak hanya menyeduh kopi hangat. Tetapi ada juga tambahan kuning telur, kental manis, dan bubuk kayu manis dalam secangkir kopinya.
Untuk membuat kopi talua, racikan kopi akan dikocok hingga mengembang yang ditandai perubahan warna menjadi putih pucat. Kopi panas secara tak langsung mematangkan kuning telur sehingga mengurangi aroma amisnya.
Racikan kopi ini muncul dan populer di Sumatera Barat. Masyarakat setempat percaya bahwa racikan kopi talua punya khasiat khusus bagi kesehatan.
2. Bajigur
Racikan rempah yang satu ini bahkan memiliki rasa yang tak terlalu kuat kopinya. Didominasi oleh ragam rempah-rempah seperti jahe, santan, serta tambahan gula aren membuat rasanya menjadi legit.
Minuman khas Jawa Barat bernama bajigur awalnya dikonsumsi oleh para petani di masa lampau. Campuran kopi dan rempah di dalamnya dipercaya dapat menjadi penambah energi sebelum bekerja.
Biasanya bajigur tak diminum sendirian. Melainkan ada hidangan pelengkap seperti ubi-ubian atau pisang rebus yang disantap selagi hangat.
Seduhan kopi tradisional lainnya berlanjut di halaman berikutnya.
3. Kopi Joss
Ada sensasi sendiri yang dihadirkan dengan menikmati secangkir kopi joss. Bagi orang Yogyakarta dan penikmat kopi lokal, aroma smoky dari arang pada kopi ini menambah kenikmatannya.
Untuk membuat kopi joss pertama-tama diawali dengan menyeduh kopi dengan metode tubruk. Tetapi setelah kopi diaduk rata dimasukkan arang yang telah menyala apinya ke dalam gelas.
Suhu kopi joss bisa menyentuh 250 derajat celcius. Ada kepercayaan bahwa arang yang dimasukkan ke dalam kopi akan menjadi karbon aktif anti racun yang baik untuk tubuh.
4. Kopi Kothok
![]() |
Kopi kothok merupakan teknik menyeduh kopi tradisional yang dilakukan di Jawa Tengah. Khususnya pada masyarakat Cepu yang ingin kopinya lebih kental dan beraroma khas.
Kopi kothok tidak menyeduh kopi dan gula di dalam cangkir. Melainkan bubuk kopi akan direbus bersamaan dengan gula hingga mengeluarkan aroma khas yang menandakan kopi sudah matang.
Lambat laun, kopi akan berubah teksturnya menjadi kental baru kemudian dituangkan ke dalam cangkir. Budaya kopi kothok ini tak tercatat pasti sejak kapan telah dilakukan, yang diingat hanya sejak zaman nenek moyang masyarakat Cepu sudah menggunakan metode ini.
5. Kopi Rarobang
Menyeberang pulau, ada racikan kopi yang tak kalah enak dari Ambon. Racikan kopi ini memadukan bubuk kopi dengan ragam rempah-rempah yang biasa ditemukan dengan mudah di wilayah setempat.
Dalam secangkir kopi rarobang menggunakan campuran bubuk kopi, jahe, cengkeh, kayu manis, gula, dan serai. Semua bahan akan direbus secara bersamaan hingga matang dan mendidih.
Kemudian kopi akan dituangkan ke dalam cangkir dengan menggunakan saringan guna memisahkan rempah-rempahnya. Setelah kopi siap disajikan akan diberi taburan kacang kenari di bagian atasnya.
Baca juga: Gangnom: Serunya Makan Omurice Ditemani Anjing Bichon di Kafe Korea
Simak Video "Sharp Microwave Oven: Serbaguna untuk Segala Masakan"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)