5 Makanan Tradisional Indonesia yang Punya Latar Belakang Unik

5 Makanan Tradisional Indonesia yang Punya Latar Belakang Unik

Diah Afrilian - detikFood
Kamis, 30 Jan 2025 10:30 WIB
Resep Wingko Babat
Foto: Detikfood
Jakarta -

Beberapa makanan tak hanya punya rasa yang unik tetapi juga latar belakang menarik. Ternyata ada makanan tradisional yang disajikan dengan alasan tertentu.

Sebagai negara yang kental dengan adat istiadat, Indonesia kaya akan budaya dari setiap daerah yang berbeda-beda. Hal ini juga yang menjadi latar belakang kekayaan kuliner Indonesia dengan tiada tandingan.

Hidangan-hidangan yang dibuat oleh nenek moyang dan masih dihidangkan hingga sekarang tidak serta merta dibuat untuk dinikmati. Tetapi ada perjalanan dan fakta menarik dibalik pemilihan bahan hingga cara penyajiannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada yang berkisah disajikan untuk menyelamatkan rakyat yang kelaparan hingga berawal dikonsumsi sebagai penyebaran agama. Merangkum dari berbagai catatan sejarah, ada sebagian makanan yang memiliki nilai histori tinggi dalam penyajiannya.

Berikut ini 5 makanan Indonesia dengan latar belakang dan makna unik:

Menyimpan Sisa RendangRendang awalnya dibikin sebagai bekal untuk merantau. Foto: detikfood

1. Rendang dibuat untuk bekal

Indonesia Kaya mencatat bahwa rendang sebenarnya adalah makanan yang terinspirasi dari cara pedagang India membawa bekal. Rendang aslinya ialah gulai khas Sumatera Barat namun dimasak lebih lama.

ADVERTISEMENT

Tujuan gulai dimasak hingga kering menjadi rendang ialah agar lebih awet di perjalanan. Untuk mengubah gulai menjadi rendang diperlukan waktu hingga 6-7 jam memasaknya tanpa henti hingga benar-benar kering.

Budaya ini diyakini sudah dipraktikan sejak tahun 1550 dan tercatat dalam Jantra, Jurnal Sejarah & Budaya, Vol. 9 no 1, Juni 2014, Struktur Simbolik Kuliner Rendang di Tanah Rantau oleh Martian dan Robby Hidajat. Sampai sekarang rendang menjadi pilihan bagi orang Indonesia, khususnya Minangkabau, membawa bekal dalam perjalanan jauh.

2. Nasi Padang lebih banyak jika dibungkus

Nasi Padang selayaknya nasi bungkus dengan perpaduan nasi, lauk, dan pelengkapnya hanya saja lauk yang dibubuhkan adalah hidangan khas Padang. Namun ada kegelisahan yang menyebutkan bahwa porsi nasi Padang dibungkus akan lebih banyak daripada yang makan di tempat.

Menurut catatan sejarahnya, orang Minang di masa lampau berusaha mengatasi krisis ekonomi melalui nasi Padang yang dibungkus. Dahulu, banyak masyarakat yang kesulitan makan sehingga ketika membeli nasi bungkus penjualnya akan menambahkan porsinya agar seluruh anggota keluarga di rumah ikut makan dari satu bungkus saja.

Namun Reno Adam Suri, pakar kuliner Minang, menyebut adanya pertimbangan estetika dalam pembungkusan nasi Padang. Jika diisi dengan porsi yang besar maka tampilannya akan padat dan kokoh hingga bagus dilihat.

Makanan Indonesia dengan latar belakang unik lainnya ada di halaman berikutnya.

3. Asal mula rujak cingur

Rujak cingur yang unik berasal dari bagian utara Jawa Timur atau sepanjang sungai Brantas atau Surabaya. Olahan mulut sapi yang unik ini merupakan salah satu makanan khas Jawa Timur yang ikonik.

Namun dibalik kebanggaannya orang Jawa Timur akan rujak cingur sempat beredar guyonan atau kisah jenaka yang dikarang tentang rujak cingur. Sempat ramai diperbincangkan bahwa rujak cingur berasal dari Mesir.

Dalam narasinya disebut bahwa ada pria bernama Abdul Rozak yang membawakan olahan mulut unta kepada Firaun. Mengambil dari nama pria tersebut, hidangannya kemudian diberi nama rujak dari kata Rozak. Walaupun memang hasil akulturasi dari etnis Jawa, Tionghoa, Arab, dan Madura tetapi rujak cingur murni dari Jawa Timur.

4. Soto Kudus jadi media penyebaran agama

Sarapan Soto Kudus Legendaris Dalam Mangkuk Mungil di Jantung JakartaSoto Kudus disajikan oleh Sunan Kudus sebagai media penyebaran agama Islam. Foto: detikFood

Berbeda dengan soto yang biasanya disajikan baik menggunakan daging ayam atau sapi, soto Kudus justru menggunakan daging kerbau. Soto ini pertama kali dimasak oleh seorang Sunan Kudus Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan.

Saat itu di daerah Kudus banyak penganut agama Hindu yang sudah terlebih dahulu menetap. Kedatangan Sunan Kudus yang ingin menyebarkan agama Islam lantas memutar otak untuk mendapatkan perhatian warga.

Mengingat umat Hindu tak mengonsumsi sapi, maka Sunan Kudus mengubah racikan sotonya dengan daging kerbau sebagai bentuk toleransi. Bahkan di masanya Sunan Kudus sempat mengganti penyembelihan sapi saat Idul Adha menggunakan kerbau untuk menghargai umat Hindu.

5. Wingko babat makanan pengungsi

Wingko babat yang populer sebagai oleh-oleh khas Semarang ternyata tak datang dari Jawa Tengah. Wingko babat berasal dari Kecamatan Babat, Lamongan yang dibuat sejak 1898.

Pada jurnal Intangible Conservation: Keberadaan Wingko Babat Kuliner Khas Semarang Tahun 1946-2019 disebutkan bagaimana wingko babat menjadi kudapan yang populer. Ada imigran dari China yang berlabuh di Lamongan namun harus mengungsi ke Semarang saat Babat terdampak Perang Dunia II.

Ketersediaan kelapa di Semarang akhirnya diandalkan sebagai bahan baku makanan guna menyambung hidup. Sampai lah ide Loe Lan Hwa, imigran keturunan China yang mengungsi, menjajakan wingko babat buatannya di Stasiun Tawang sampai populer dan dikenal sebagai oleh-oleh khas Semarang.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Santai Bareng Keluarga di Rumah Makan dengan Suasana Perkampungan"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads