Bangkit dari pandemi Covid-19, seorang Muslim di Singapura buka kafe khusus roti bagel. Menggandeng mantan chef restoran, kafenya laris diantre pelanggan saat hari pertama pembukaan.
Pandemi yang mulai terkendali membuka banyak kesempatan baru termasuk bagi mereka yang ingin memulai bisnis kuliner. Memanfaatkan momen tersebut, seorang Muslim di Singapura sengaja mendirikan kafe yang khusus sajikan roti bagel.
Tidak hanya melakukannya sendiri, pria Muslim ini juga mengajak beberapa teman terdekatnya untuk menjalankan bisnis bersama. Ia menganggap saat ini adalah kesempatan emas baginya dan waktu yang tepat untuk menjamu masyarakat yang sudah bosan di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perencanaan bisnisnya dilakukan dengan sangat matang dan presisi. Tidak hanya menu makanan dan minumannya saja yang diperhatikan, tetapi juga aspek kenyamanan kafe.
![]() |
Mengutip 8 Days (24/5), pria Muslim di Singapura ini hanya menyajikan roti bagel dengan berbagai varian dan beberapa pilihan minuman sebagai pendampingnya. Tidak sendirian, pria ini dibantu oleh tiga orang temannya yang salah satunya adalah mantan chef di restoran.
Kafe bagel bernama The Beigelhouse ini ternyata didirikan oleh sosok-sosok yang ahli dibidang makanan dan minuman. Mohd Shahrom yang berusia 40 tahun, selaku pendiri The Beigelhouse, mengambil alih bagian dapur.
Mohd Shahrom sebelumnya sempat bekerja sebagai chef di restoran Eropa bernama Lolla. Pada bagian penyajian minuman, Mohd Shahrom dibantu oleh adiknya yang bernama Mohd Shahrizal yang juga merupakan mantan bartender yang ahli dibidang mixologist atau peracikan minuman.
Keduanya juga dibantu oleh kakak beradik lainnya yang secara khusus menangani manajemen operasi kafe bahkan salah satunya sambil menjalankan profesinya sebagai seorang ahli IT. Tidak disangka bisnis yang kini dikelola secara bersama ternyata mendapatkan antusias yang tinggi dari masyarakat sekitar.
![]() |
Kafe bagel yang baru berdiri pada pertengahan April 2022 ini sudah diantre pelanggan yang membludak sejak hari pertama pembukaannya. Sebagai salah satu kafe yang dimiliki dan dikelola oleh Muslim, tentunya kafe ini mengedepankan kehalalan makanan dan menjadi alternatif tempat hangout bagi Muslim di Singapura.
Ternyata tidak hanya oleh masyarakat Muslim saja, kafe ini juga digemari oleh seluruh masyarakat termasuk pada nonmuslim. Antrean pelanggan terlihat lebih membludak ketika waktu makan siang.
Kafe yang didominasi warna hitam didesain dengan elegan ditambah beberapa hiasan yang dilengkapi lampu sehingga menambahkan estetikannya. Tidak sedikit juga para pelanggan yang diakui mengabadikan beberapa foto dari sudut-sudut tertentu di dalam kafe.
Menu favorit yang paling banyak dipesan bernama The Pink Loxy yang terbuat dari campuran salmon dan cream cheese. Untuk sekelas menu yang dibuat oleh mantan chef dan bartender ini harga yang dibanderol juga relatif murah. Makanan dipatok harga mulai dari 6 Dollar Singapura atau setara dengan Rp 63 ribu dan minumannya dibanderol mulai 5,50 Dollar Singapura atau setara dengan Rp 57 ribu.
(dfl/adr)