Akibat perang yang belum usai, beberapa restoran menutup gerainya di Rusia. Tak ingin berhenti beroperasi, pengusaha ini merencanakan pergantian nama untuk McDonald's.
Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina masih belum menemui titik tengah. Konflik antara kedua negara masih terus terjadi setelah Ukraina menyampaikan keinginannya untuk bergabung dengan NATO.
Perang tersebut memunculkan dampak begitu luas, termasuk pada bisnis kuliner yang juga melibatkan banyak gerai-gerai makanan dan minuman besar yang harus tutup. Salah satu diantaranya McDonald's Rusia yang angkat kaki dari negeri beruang merah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang miliarder yang memiliki McDonald's Rusia bahkan tengah mengupayakan agar gerai-gerai McDonald's di sana bisa tetap beroperasi. Bahkan disebutkan ada rencana pergantian nama yang akan dilakukan demi mempertahankan McDonald's tetap buka di Rusia.
![]() |
Mengutip Daily Star (3/6), bulan lalu lebih dari 850 gerai McDonald's dikabarkan terjual kepada seorang miliarder bernama Alexander Govor. Perpindahan kepemilikan McDonald's Rusia ini membuat Govor tengah mengupayakan berbagai cara untuk mempertahankan kehadiran McDonald's di Rusia.
Mendengar keluhan dari masyarakat Rusia yang kecewa setelah McDonald's mengumumkan penutupannya membuat Govor memilih melakukan pergantian nama agar McDonald's tetap buka di Rusia. Govor sudah menyiapkan beberapa nama pengganti mulai dari "The Same One", "Fun and Tasty", "Open Checkout" atau bahkan "The Only Way".
"Kami sedang berupaya mendaftarkan sebuah brand baru dan sudah mengirim beberapa nama alternatif untuk didaftarkan. Kedepannya, salah satu nama yang terdaftar akan dipilih dan digunakan (sebagai merek baru)," ungkap juru bicara McDonald's Rusia.
Perlu diketahui bahwa sebelum terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina, McDonald's sudah hadir sejak 32 tahun lalu di Rusia. Tidak hanya mempertahankan kehadirannya dengan berganti nama, Govor juga mengaku siap untuk terus membayar gaji seluruh pekerja McDonald's yang berjumlah sekitar 62.000 orang.
![]() |
Kabar ini tentunya disambut baik sekaligus menjadi bahan candaan di media sosial. Pengumuman bahwa McDonald's akan kembali hadir di Rusia dengan wajah baru ternyata menarik begitu banyak perhatian netizen dengan berbagai responnya.
Salah satu pengguna Twitter mengatakan bahwa merek terbaru McDonald's seharusnya bernama "McGenocide". Tidak hanya mereknya tetapi ada slogan yang juga harus diubah. Jika McDonald's pada umumnya menggunakan slogan "I'm loving it" maka McDonald's Rusia dinilai lebih cocok menggunakan slogan "I'm killing it".
Hal ini lantaran netizen menyesuaikan kondisi Rusia yang masih melakukan invasi kepada Ukraina sehingga menimbulkan banyak korban dan kerugian. Menurut pengakuan pihak McDonald's secara global, ada beberapa batasan yang nantinya akan ditetapkan jika McDonald's tetap beroperasi di Rusia dan menggunakan nama yang baru.
Sajian khas McDonald's seperti McCafe, McFlurry hingga Big Mac dilarang disajikan untuk seluruh gerai McDonald's Rusia. Hilangnya McDonald's di Rusia ini menjadi momok mengerikan bagi masyarakatnya. Bahkan saat pertama kali McDonald's mengumumkan penutupan seluruh gerainya di Rusia banyak warganet yang melakukan panic buying hingga menjual kembali kemasan dan makanan McDonald's dengan harga yang tinggi dan menyebutnya sebagai benda langka.
(dfl/adr)