Jalani hidup yang tak mudah, Budiono bin Sukim berkisah masa kecilnya yang keras. Namun siapa sangka dirinya kini berhasil gabung di MasterChef Inggris.
Tidak ada jalan hidup yang mudah dan mulus-mulus saja. Untuk mencapai suatu kesuksesan ada pengorbanan yang harus dilakukan, baik fisik maupun psikologis.
Keberhasilan tidak bisa didapatkan dengan mudah atau tanpa perjuangan yang dilakukan. Bahkan untuk seorang chef profesional berkelas Internasional sekalipun, ada perjuangan yang membentuk dirinya seperti saat ini.
Adalah Budiono bin Sukim, Warga Negara Indonesia yang sukses bergabung sebagai peserta di MasterChef The Professional Inggris. Saat dihubungi oleh detikcom (2/11) beliau berkisah panjang tentang kehidupannya di masa muda yang tak mudah.
Jualan Gulai Hingga Otak-Otak
Masa muda yang dilewati oleh Budiono bin Sukim, yang kini dikenal dengan nama Chef Budi, sungguh tidak mudah. Hidup di sebuah desa di Jawa Tengah, chef budi menghabiskan masa mudanya dengan membantu sang kakek berjualan gulai.
Chef Budi yang waktu itu masih tinggal di Pemalang, mengaku hobi memasaknya ini memang berawal dari kebiasaan ikut jualan gulai kambing. Hampir setiap hari ia membantu sang kakek menyiapkan bahan-bahan untuk gulai kambing hingga ikut menyajikan gulai kepada para pelanggan.
"Hobi memasak udah dari awal dengan bantuin kakek yang jualan gulai kambing di kampung, di Pemalang, Jawa Tengah," kata Chef Budi kepada detikcom.
Hingga suatu hari, chef Budi hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya. Ternyata kepindahannya ini bukan membuat hidupnya menjadi lebih santai. Dirinya bahkan harus berjualan otak-otak untuk biaya sekolah semasa SMEA.
"Aku jualan otak-otak untuk biaya sekolah SMEA di Jakarta Selatan. SMEA YP Dwi Jaya di Radio Dalam. Sepertinya sekarang sudah nggak ada," kata chef Budi. Menuntut ilmu hingga tamat sekolah menengah diakui menjadi awal perjalanan karirnya hingga saat ini.
Baca juga: Kabur ke Pekalongan, Ini Kisah Narji 'Cagur' yang Kini Sukses Jadi Petani
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
(dfl/adr)