Kasus 'penistaan' makanan ini membuat netizen resah. Ada yang menyangkut seblak, ayam geprek, hingga bubur ayam. Begini ceritanya!
Ketika seseorang memasak makanan atau mengonsumsinya tidak seperti yang seharusnya, tindakan ini sering disebut 'penistaan' terhadap makanan. Ada banyak kasus 'penistaan' makanan yang ditemui sekarang.
Netizen Twitter dengan akun @Nomenkrotus (27/6) membuat thread soal hal ini. Ia menyebut, "Mulai dari penistaan ayam geprek yg cuma dioles sambel, trus pecel lele yang gk ada pecelnya sama skali, seblak diguyur, bakso tusuk padahal cilok, apalagi? Baru nemu itu, tolong kasih paham."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netizen kemudian banyak yang membalas thread ini dengan penistaan makanan menurut mereka. Misalnya saja rawon berkuah kuning dan bubur ayam yang cara makannya banyak dimodifikasi.
Melihat hal ini, banyak netizen menjadi sangat resah karena makanan tersebut dimasak atau dimakan tidak seperti seharusnya. Berikut 5 kasus 'penistaan' makanan yang membuat netizen bertanya-tanya:
1. Ayam geprek hanya dioles sambal
Ayam geprek kini sangat populer di Jakarta. Olahan ayam goreng yang digeprek dengan lumuran sambal ini aslinya dari Yogyakarta. Konon Warung Makan Bu Rum adalah pelopor ayam geprek. Namun kini dalam penyajiannya, ayam geprek banyak mendapat 'penistaan'.
Pasalnya ayam geprek tidak disajikan seperti seharusnya. Misalnya sambal yang hanya dioles di permukaan ayam, padahal harusnya sambal tersebut melumuri seluruh bagian ayam yang sudah digeprek di atas cobek.
Ada juga tempat makan yang menyajikan ayam geprek tapi ayamnya tidak digeprek atau diremukkan. Hal ini membuat netizen resah karena menyalahi 'pakem' ayam geprek yang utama. Lebih parah lagi, ayam geprek pernah 'dinistakan' karena diberi paduan Oreo dan susu kental manis!
Baca Juga: Kreasi Baru, Ayam Geprek Oreo dan Krim Kental Manis!
2. Seblak diguyur
![]() |
Pencinta makanan pedas pasti sudah tak asing dengan seblak. Jajanan khas Bandung ini terbuat dari kerupuk yang direbus bersama bumbu gurih pedas hingga lembek. Seblak kemudian dipadukan bersama topping dan pelengkap lain.
Ada seblak yang ditambahkan bakso, sosis, ceker, tulang muda, mie, kwetiau, dan banyak lainnya. Ciri khas seblak asli Bandung ialah memakai kencur yang banyak sehingga aroma dan rasanya khas.
Untuk memasak seblak, kerupuk dan topping seblak lain harusnya dimasak jadi satu bersama kuah, namun ada penjual seblak hits di Jakarta yang tidak melakukan hal ini. Pihaknya malah mengguyur kuah seblak ke atas kerupuk yang sudah direbus lebih dulu. Netizen pencinta seblak pun menganggap hal ini sebagai 'penistaan'.
Baca Juga: 5 Seblak Paling Enak di Bandung, Ada yang Jualan di Gang Sempit!
3. Pecel lele tanpa bumbu kacang
Netizen juga banyak yang mempertanyakan pecel lele dan pecel ayam yang jamak ditemui di Jakarta dan sekitarnya. Menggunakan kata pecel, namun sajian ini tidak mengandung sayuran dan bumbu pecel.
Pecel lele dan pecel ayam tak ubahnya lele dan ayam goreng biasa yang disajikan bersama sambal dan lalapan. Sajian ini biasanya dinikmati bersama nasi uduk. Banyak orang dari Jawa kemudian bingung dengan versi pecel ini.
Di benak mereka, pecel adalah olahan sayuran rebus yang disirami bumbu kacang. Hal ini sangat berbeda jauh dengan pecel lele dan pecel ayam versi orang Jakarta. Nah, bagaimana menurutmu?
Baca Juga: Meski Namanya Sama, Pecel Ayam di Jakarta dan Jawa Tengah Beda Racikannya
4. Rawon tanpa kuah hitam
![]() |
Rawon identik sebagai makanan khas Jawa Timur yang berkuah hitam karena memakai campuran keluak. Isian rawon adalah daging dengan pelengkap tauge pendek, sambal terasi, telur asin dan kerupuk udang.
Namun rawon seperti itu tidak akan kamu temui di warung-warung Tegal (Warteg). Sebab mereka mengenal 'rawon' versi berbeda. Rawon di Warteg kuahnya kuning oranye mirip gulai sehingga banyak disebut sebagai penistaan terhadap rawon.
Perbedaan versi rawon ini pernah dibahas Alvin Kapau dan Mariyo Suniroh. Alvin Kapau adalah seorang street food enthusiast dan Mariyo Suniro merupakan pendiri Kafha Paramadina, Laboratory for Humanity & Culture.
Menurut Mariyo, orang Tegal itu inklusif dan terbuka. "Jadi penyebutan rawon ini bisa jadi pas masak, ada orang: 'Wah ini rasanya apa ya?' (lalu dijawab) 'oh rawon aja ya'," katanya.
Ia juga bercerita kalau keluarganya mengenal rawon itu bukan hidangan berkuah hitam dari Surabaya, melainkan sebutan potongan daging. "Waktu aku remaja, kalau ikut nenek ke pasar, dia itu nyebut daging tetelan itu 'rawon sekilo'." Lalu untuk bumbunya kuning, berupa bumbu gulai.
Baca Juga: Netizen Debat Sengit Soal Rawon Warteg Berkuah Kuning
5. Bubur ayam dimakan pakai nasi
![]() |
'Penistaan' terhadap bubur ayam ditandai dari banyaknya sekte dalam menikmati bubur ayam. Ada yang suka diaduk, tidak diaduk, toppingnya dimakan terpisah, disedot, kerupuknya direndam ke bubur, dan masih banyak lagi.
Salah satu yang juga menarik perhatian adalah makan bubur pakai nasi. Hal ini dilakukan netizen TikTok @saucylooney. Padahal bubur sendiri sudah merupakan olahan nasi yang lembut. Tak heran banyak orang terkejut mengapa ia masih makan bubur pakai nasi?
Netizen pun menyebut aliran makan bubur ini sebagai aliran sesat. Tak sedikit juga yang kesal dengan tingkah netizen yang makan bubur pakai nasi.
Baca Juga: 5 Sekte Bubur yang Bikin Geger, Ada yang Dipisah sampai Disedot!
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/odi)