Ratusan Tahun Silam Roti dari Tulang Manusia Populer di Paris

Ratusan Tahun Silam Roti dari Tulang Manusia Populer di Paris

Sonia Basoni - detikFood
Selasa, 18 Agu 2020 19:00 WIB
Ratusan Tahun Silam Roti dari Tulang Manusia Populer di Paris
Foto: Atlas Obscura/Visual iStock

4. Roti Tanpa Pilihan

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratusan Tahun Silam Roti dari Tulang Manusia Populer di ParisRatusan Tahun Silam Roti dari Tulang Manusia Populer di Paris Foto: Atlas Obscura/Visual iStock

ADVERTISEMENT

Menurut Gabriel Venel selaku ahli kimia di Prancis, menjelaskan bahwa konsep menghaluskan tulang manusia menjadi bubuk berasal dari kelaparan dan rasa frustasi manusia.

"Tulang manusia meski dihaluskan teksturnya tidak seperti tepung. Apalagi mereka sudah berada di dalam tanah yang lembab dalam waktu lama, tentunya hal ini sangat tidak layak untuk dimakan," jelas Gabriel.

Namun di masa pengepungan dan situasi Prancis yang genting, warga miskin di sana tak memiliki pilihan lain. Pilihan mereka adalah membuat roti dari tulang manusia, atau mati kelaparan.

5. Berakhir dengan Ribuan Kematian

Ratusan Tahun Silam Roti dari Tulang Manusia Populer di ParisRatusan Tahun Silam Roti dari Tulang Manusia Populer di Paris Foto: Atlas Obscura/Visual iStock

Rasa roti dari campuran tulang manusia ini jauh dari kata enak. Ada aroma tanah hingga pahit yang dirasakan oleh orang-orang yang menyantapnya. Karena makanan ini tidak mengandung nutrisi, banyak orang-orang yang meninggal dunia.

Menurut data yang ada sekiranya wabah kelaparan di Paris pada tahun 1590, menelan korban jiwa dari 40 ribu hingga 50 ribu orang. Karena tingkat kematian warga yang tinggi membuat Raja Henri akhirnya menyadari kesalahannya dalam memimpin.

Tak lama setelah wabah kelaparan itu, Raja Henri mencabut pengepungan di kota Paris. Ia juga menyuruh para prajuritnya untuk memberikan makanan kepada warga Paris.

Baca Juga: Budaya Ngopi di Kafe Ternyata Sudah Ada di Dunia Sejak Berabad Lalu



Simak Video "Hasil Uji BPOM Roti Aoka Aman, Tapi Roti Okko Ditarik dari Peredaran"
[Gambas:Video 20detik]

(sob/odi)

Hide Ads