Bertahan Puluhan Tahun, Ini Kue Keranjang Legendaris di 5 Daerah Indonesia

Kuliner Imlek

Bertahan Puluhan Tahun, Ini Kue Keranjang Legendaris di 5 Daerah Indonesia

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Kamis, 23 Jan 2020 16:30 WIB
Bertahan Puluhan Tahun, Ini Kue Keranjang Legendaris di 5 Daerah Indonesia
Foto: dok. detikFood
Jakarta - Kue keranjang jadi sajian wajib saat Imlek. Kenyal legitnya kue keranjang sudah diproduksi puluhan tahun di 5 daerah Indonesia ini.

Kue keranjang memiliki nama 'nian gao' dalam bahasa China. Kue keranjang termasuk kue tradisional yang banyak ditemui di Indonesia, terlebih di minggu-minggu jelang Imlek seperti sekarang.

Kue keranjang dibuat dari bahan utama tepung ketan dan gula. Karena teksturnya kenyal dan lengket, banyak orang menyebut kue keranjang sebagai dodol China. Orang Tionghoa meyakini makan kue keranjang saat Imlek adalah simbol persaudaraan yang erat, kekeluargaan, dan harapan keberuntungan.

Di Indonesia, kue keranjang atau dodol keranjang merupakan adaptasi kuliner China. Karenanya dipakai bahan gula Jawa dan diproduksi oleh penduduk di berbagai daerah. Lima daerah berikut bahkan memiliki kue keranjang legendaris yang sudah diproduksi sejak puluhan tahun lalu. Berikut daftarnya.

1. Mojokerto

Foto: dok. detikFood
1. Mojokerto
Di Mojokerto, Jawa Timur, kue keranjang diproduksi dalam skala rumahan oleh Atik Susiana Wati Elisa. Ia mempertahankan resep kue khas Imlek ini dari kakek dan neneknya sekitar 60 tahun lalu. Mereka asli keturunan China.

Membuat kue keranjangpun sudah jadi tradisi keluarganya. Elisa sendiri merupakan generasi ketiga pembuat kue keranjang. Ia hanya membuatnya tiap Imlek. Tak heran permintaan kue keranjang untuknya bisa mencapai lebih dari 500 buah.

Sejak awal Januari banyak pedagang kue di Mojokerto sudah memesan kue keranjang dengannya. Kue keranjang itu kemudian dipasarkan sampai ke Surabaya hingga Malang. Kue keranjang buatan Elisa menggunakan campuran ketan dan gula pasir dengan perbandingan 1:1 sehingga rasanya tak terlalu manis.

Baca Juga: Kue Keranjang Buatan Mojokerto yang Pertahankan Resep Asli

2. Tegal

Foto: dok. detikFood
2. Tegal
Tegal merupakan salah satu kota populer penghasil kue keranjang. Salah satu pembuat kue keranjang ternama di sini adalah Mindayani Wirdjono atau Oey Tong Gwat, warga keturunan China berusia 79 tahun.

Sudah lebih dari 40 tahun ia membuat kue keranjang. Jelang Imlek, produksi kue keranjang di tempatnya mencapai 3 kwintal. Menurutnya Imlek tanpa kue keranjang seperti tidak ada mood-nya. Ia juga meyakini moodnya harus bahagia ketika membuat kue keranjang agar hasilnya maksimal.

Tak hanya di Tegal, kue keranjang buatan Mindayani juga diburu pelanggan dari Semarang, Pekalongan, Bandung dan Solo. Ia menjual kue keranjang dalam ukuran satuan atau seperempat kilogram seharga Rp 5.000, sedangkan satu dus berat 10 kilogram harganya Rp 100.000.

Baca Juga: Kue Keranjang Tegal Ini Dilestarikan Sejak 40 Tahun Lalu

3. Kudus

Foto: dok. detikFood
3. Kudus
Masih dari Jawa Tengah, di Kudus ada kue keranjang legendaris buatan Panjunan. Toko roti di Jalan Wahid Hasyim, Desa Panjunan ini mengalami lonjakan pesanan kue keranjang setiap Imlek.

Pegawainya memiliki tugas masing-masing seperti mengolah adonan, memasukkan adonan ke cetakan, sampai memasukan cetakan ke kukusan yang sudah mendidih airnya. Pesanan kue keranjang Panjunan dikirim ke Semarang, Jepara, Pati, Kudus, dan daerah lain.

Dalam sehari, mereka bisa mengolah 200 kilogram bahan mentah kue keranjang. Untuk harganya terjangkau sekitar Rp 38.000 untuk 1 kilogram kue keranjang. Rasanya yang beragam juga jadi daya tarik seperti vanili, cokelat, dan pandan. Usaha kue keranjang Panjunan sudah berjalan lebih dari 10 tahun.

Baca Juga: Kue Keranjang Panjunan dari Kota Kudus yang Laris Manis

4. Semarang

Foto: dok. detikFood
4. Semarang
Dari Semarang, ada kue keranjang legendaris buatan Eng Hwat. Ia adalah generasi ketiga pembuat kue keranjang di Jalan Kentangan Tengah 67. Pesanan kue keranjang di sini sudah mulai dibuat 10 hari menjelang imlek.

Meski skalanya rumahan, kue keranjang di sini bisa diproduksi hingga 10 ton. Pembelinya tidak hanya dari Semarang, tapi juga dari Bandung, Jakarta, dan Tulungagung. Yang unik, kue keranjang di sini dibungkus daun pisang seperti zaman dulu.

Meski ada juga kue keranjang yang dibungkus plastik dengan banyak varian rasa. Misalnya cokelat, vanili, prambos, pandan, kacang dan durian Untuk harga, per kilogram kue keranjang berbalut daun pisang sekitar Rp 56.000.

Baca Juga: Kue Keranjang Legendaris Berbungkus Daun Pisang dari Semarang

5. Tangerang

Foto: dok. detikFood
5. Tangerang
Menyebut kue keranjang legendaris tak bisa meninggalkan kue keranjang Ny Lauw di Tangerang. Sejak sejak tahun 1962, ia menjalankan usaha rumahan kue keranjang di Jalan Bouraq. Dirinya adalah generasi ketiga yang menjalankan bisnis keluarga ini.

Proses pembuatan kue keranjang di sini masih tradisional. Beras ketan ditumbuk, cetakannya dilapisi daun pisang, dan sebagainya. Tak hanya kue keranjang, Ny Lauw juga memproduksi dodol. Tiap hari ia bisa memproduksi 1 ton adonan kue keranjang.

Ny Lauw memiliki lebih dari 100 karyawan yang bertugas membuat kue keranjang jelang Imlek. Nantinya kue-kue itu dipasarkan di sekitar Jabodetabek. Selain kue keranjang daun pisang, ada juga yang berbungkus plastik.

Baca Juga: Bikin Kue Keranjang Legendaris yang Enak, Ini Rahasia Ny. Lauw!
Halaman 2 dari 6
(adr/odi)

Hide Ads