Restoran yang sudah mendapatkan gelar bintang biasanya langsung menjadi tujuan para pemburu kuliner. Bintang Michelin dianggap sebagai penghargaan bergengsi yang membuktikan kualitas dari berbagai bidang kuliner.
Namun sayangnya, gelar bintang Michelin justru menjadi beban bagi beberapa chef. Tak heran ada chef yang bahkan sampai depresi dan tertekan setelah mendapatkan bintang Michelin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Menuai pro dan kontra
Foto: istimewa
|
1. Menuai pro dan kontra
Dahulu para chef berlomba menyajikan makanan terbaik agar layak mendapatkan gelar bintang Michelin. Berbagai upaya dilakukan demi menggaet perhatian publik dan perhatian para juri panelis yang menilai kualitas chef, makanan dan restoran tempatnya bekerja.
Mendapat predikat bintang Michelin juga dulunya jadi hal membanggakan. Para chef yang sudah memperoleh bintang ini dianggap paling berbakat. Tentu hal ini akan menaikkan gengsi dari para juru masak.
Di lain sisi, gelar bintang Michelin ini sebenarnya bukanlah standar baku untuk menilai kualitas seorang chef. Karena masing-masing chef pastinya memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda. Kini, gelar bintang Michelin bukan lagi jadi tujuan utama para chef karena nyatanya banyak chef yang kini ogah mendapatkan label bintang Michelin.
Baca juga : Restoran Mirip Rumah Tua Berhantu Ini Direkomendasikan Michelin Guide
2. Chef yang mengembalikan bintang Michelin
Foto: istimewa
|
2. Chef yang mengembalikan bintang Michelin
Bintang Michelin di kalangan chef seolah sudah mulai kehilangan kilaunya. Sejak 2017, satu per satu chef justru mengembalikan bintang Michelin dan ogah mendapat embel-embel sebagai chef terbaik versi Michelin.
Tercatat pada 2017 lalu, Chef Sebastien Bras yang asli Perancis meminta untuk dikeluarkan dari daftar chef penerima gelar bintang Michelin. Ia mengaku tidak bisa bekerja secara bebas karena gelar bintang Michelinnya. Ia juga merasa ada banyak masalah yang menghampiri setelah dirinya dinobatkan meraih bintang ini.
Kemudian pada Desember 2019, Chef Magnus Nilsson dari Swedia mengaku menutup restorannya justru setelah mendapat gelar bintang Michelin. Pemilik restoran Faviken ini merasa kelelahan dan ingin berhenti karena tak memiliki waktu untuk keluarga.
Jauh sebelum itu, pada tahun 1994, Marco Pierre White yang berusia 32 tahun menjadi koki termuda yang meraih tiga bintang di restorannya. Pada 1999, dia meninggalkan bintang ini dan memutuskan untuk berhenti dari restoran karena merasa terbebani.
3. Banyak chef merasa depresi dan tertekan
Foto: istimewa
|
3. Banyak chef merasa depresi dan tertekan
Beberapa chef yang meninggalkan gelar bintang Michelin ini mengaku merasa tertekan dan stres. Bintang Michelin yang melekat pada diri chef ternyata bukan hanya membuat para ahli kuliner ini dikenal dunia tapi juga menjadi perbincangan luas.
Hal inilah yang terkadang membuat para chef merasa muak dan tertekan. Belum lagi ratusan bahkan ribuan orang yang ingin dibuatkan makanan sambil menyebut-nyebut hasil olahan chef berbintang Michelin.
Belum lagi hal-hal yang harus dilakukan demi menjaga bintang Michelin. Ketika seorang chef tak bisa mempertahankan bintangnya maka orang-orang akan menganggap restorannya tidak lagi berkualitas.
"Saya ingin orang datang dan makan hasil masakan saya, tidak perlu karena gelar bintang Michelin," kata Emil Minev, direktur seni kuliner di Le Cordon Bleu London.
4. Ada chef yang menuntut karena mendapat bintang Michelin
Foto: istimewa
|
4. Ada chef yang menuntut karena mendapat bintang Michelin
Di saat orang-orang berlomba mendapatkan bintang Michelin justru ada chef yang menuntut karena tak senang restorannya masuk sebagai nominasi Michelin Guide.
Seorang chef asal Korea Selatan Eo Yun-gwon, menggugat Michelin karena memasukkan restorannya dalam Michelin Guide. Padahal sebelumnya ia sudah mengatakan tak ingin restorannya masuk dalam daftar panduan. "Michelin Guide adalah sistem yang kejam. Ini adalah ujian paling kejam di dunia. Ia memaksa para koki untuk bekerja sekitar satu tahun dan menunggu tes Michelin yang tak tahu kapan akan tiba," beber Eo.
Baca juga : Liao Fan Hawker Chan Kaki Lima Berbintang Michelin Paling Murah di Dunia
5. Ada tekanan untuk menjaga gelar Michelin
Foto: istimewa
|
5. Ada tekanan untuk menjaga gelar Michelin
Emil Minev, direktur seni kuliner di Le Cordon Bleu London mengatakan setiap chef yang sudah mendapat bintang Michelin pasti akan bersikeras mempertahankan gelarnya. Hal ini tidak mudah dan harus dilakukan secara terus menerus dalam jangka panjang. Kalau chef tidak kuat mental maka akan timbul stres.
"Ketika kamu memiliki tiga bintang Michelin, pada dasarnya kamu berjuang untuk mempertahankan bintang Michelin. Kamu memasak untuk tiga bintang Michelin, kamu menjadi tidak fokus pada pelanggan, karena yang penting adalah bintang Michelin kamu," beber Emil.
Secara sejarah, Michelin Guide diluncurkan pada awal abad ke-20 sebagai direktori atau petunjuk bagi pengendara kendaraan di Prancis. Panduan ini merinci hotel, pom bensin, dan tempat pemberhentian lainnya. Kemudian predikat Bintang Michelin awalnya hanya diberikan ke restoran mewah mulai tahun 1926.
Kini bukan hanya restoran mewah karena pedagang kaki lima juga berhak mendapatkan gelar bintang Michelin. Hingga kini predikat bintang Michelin masih jadi hal yang dianggap bergengsi.
Halaman 2 dari 6