5 Trik Kemasan Produk Makanan Sehat Agar Terkesan Lebih Meyakinkan

5 Trik Kemasan Produk Makanan Sehat Agar Terkesan Lebih Meyakinkan

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Senin, 28 Okt 2019 16:00 WIB
5 Trik Kemasan Produk Makanan Sehat Agar Terkesan Lebih Meyakinkan
Foto: Istimewa
Jakarta - Trik kemasan produk makanan sehat begitu dipikirkan para produsen. Semua ini bertujuan agar produk makanan sehat terlihat lebih meyakinkan di mata konsumen.

Pengemasan produk makanan adalah langkah penting dalam memasarkan produk tersebut. Dengan memikirkan desain kemasan yang tepat, produk makanan bisa lebih menarik perhatian para konsumen. Bukan hanya itu, desain kemasan juga memainkan efek psikologis konsumen.

Penggunaan warna atau bahan kemasan tertentu bisa membuat konsumen lebih yakin tentang produk yang akan dibelinya. Tak terkecuali untuk produk makanan sehat. Semakin menjamurnya produk makanan sehat di supermarket, para produsen 'berlomba-lomba' meyakinkan calon konsumen untuk lebih memilih produk mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

South China Morning Post (26/10) mengutip The Washington Post mengenai trik pengemasan produk makanan sehat yang jamak dilakukan. Mulai dari pemakaian bentuk kemasan yang ramping sampai penggunaan kantong kertas ramah lingkungan. Apa maksudnya?

Baca Juga: Psst! Camilan Berlabel Sehat Belum Tentu Menyehatkan

1. Kemasan ramping

Foto: Istimewa financesonline.com
1. Kemasan ramping
Trik kemasan produk makanan sehat pertama adalah menggunakan kemasan ramping. Jadi bukan kebetulan kalau Anda melihat minuman rendah kalori dikemas dalam botol pipih atau tinggi. Siluet itu mendorong pesan kalau produk tersebut bisa melangsingkan tubuh.

Hal ini didasarkan pada penelitian yang mengungkap orang-orang menganggap makanan dan minuman dalam kemasan ramping memiliki kalori lebih sedikit ketimbang makanan dan minuman dalam kemasan besar. Tak hanya itu, penelitian dalam jurnal 'Food Quality and Preference' juga menemukan hal menarik.

Ketika kemasan ramping itu memiliki lengkungan, orang-orang mempersepsikan produk makanan itu lebih sehat terutama wanita yang Indeks Massa Tubuh (IMT)nya tinggi. Hal ini bisa jadi benar adanya, tapi kembali lagi semua bergantung pada komposisi bahan makanan seutuhnya. Belum tentu kemasan ramping menampung produk makanan sehat yang benar-benar rendah kalori.

2. Gambar ladang, pertanian, biji-bijian, atau bahan makanan segar

Foto: Istimewa
2. Gambar ladang, pertanian, biji-bijian, atau bahan makanan segar
Gambar yang dipakai pada kemasan produk makanan sehat ingin mengungkapkan lebih banyak tentang apa yang produsen ingin sampaikan. Terkadang gambar tersebut lebih berkaitan pada citra yang ingin diciptakan saja, bukan kualitas makanan itu sendiri.

Misalnya saja ada gambar gandum utuh dalam sekam pada produk wafer yang ternyata hanya dibuat dari tepung olahan. Begitu juga gambar buah atau sayur utuh pada snack bar yang diklaim sehat padahal mengandung lebih banyak gula dibanding buah atau sayur yang ditampilkan.

Gambar-gambar pada kemasan bisa menjadi isyarat kuat yang tidak disadari, berkonotasi dengan makanan alami tanpa pemrosesan, alami, dan dikemas dengan manfaat sehat. Padahal ketika dilihat label nutrisinya, belum tentu produk makanan sehat itu benar-benar sehat sepenuhnya.

3. Warna tidak mencolok

Foto: Istimewa
3. Warna tidak mencolok
Trik kemasan produk makanan sehat selanjutnya adalah menggunakan warna-warna yang tidak terlalu mencolok. Ketika produsen makanan ingin menghadirkan kesan makanan lebih sehat dan natural (minim proses atau bebas bahan pengawet), mereka sering menghindari warna-warna berani pada kemasannya. Sebaliknya produsen makanan memilih warna yang lebih ringan dan tidak mencolok.

Hal itu karena penelitian mengungkap orang-orang mengasosiasikan warna lebih pucat dengan produk lebih sehat. Sedangkan warna-warna cerah citranya lebih kuat dan kemungkinan makanan menggunakan bahan-bahan artifisial.

Sebagai contoh, produk makanan sehat di Amerika Serikat cenderung berwarna putih pucat, hijau, dan nuansa cokelat atau kuning. Rupanya permainan warna sangat memengaruhi persepsi seseorang, bahkan lebih kuat dari yang diperkirakan.

Misalnya saja ketika kemasan makanan manis memakai warna hijau untuk informasi kalorinya dinilai lebih sehat daripada makanan manis serupa yang informasi kalorinya diberi warna merah. Hal ini dibuktikan lewat sebuah penelitian.

4. Kemasan ramah lingkungan

Foto: Istimewa
4. Kemasan ramah lingkungan
Bukan hanya warna, pemilihan material kemasan juga memberi banyak pengaruh. Misalnya saja kemasan ramah lingkungan seperti kaca atau kardus dan kertas cokelat. Hal tersebut bisa meyakinkan konsumen kalau makanan di dalamnya lebih baik.

Ditambah lagi dengan anggapan makanan memiliki kualitas lebih tinggi, merupakan produk berkelanjutan, dan tentu saja lebih sehat. Hal ini juga dikuatkan dengan kesadaran konsumen akan kelestarian lingkungan yang meningkat.

Mereka rela membayar lebih untuk atribut-atribut ramah lingkungan seperti kemasan yang bisa didaur ulang. Hal inipun dimanfaatkan produsen untuk menawarkan produk yang sama dalam harga lebih mahal.

5. Transparansi

Foto: Istimewa
5. Transparansi
Trik kemasan produk makanan sehat terakhir adalah bahan transparan. Semakin banyak produsen memanfaatkan unsur transparansi dalam pengemasan makanan.

Dengan bahan transparan atau tembus pandang, konsumen diajak untuk melihat kualitas sebuah produk sebelum membelinya. Sekaligus memberi tahu apakah produk tersebut tepat atau tidak untuk konsumen.

Penelitian menunjukkan makanan dalam kemasan transparan dianggap lebih berkualitas, lebih menarik, lebih segar, dan lebih sehat dibanding makanan dalam kemasan tertutup. Secara keseluruhan, teknik desain ini sebenarnya tak melulu buruk. Bisa jadi produsen benar-benar menawarkan produk makanan berkualitas.

Sebagai konsumen, jadilah konsumen cerdas yang jangan hanya menilai makanan dari kemasannya saja. Biasakan untuk selalu membaca daftar bahan atau label nutrisi sebelum memilih produk makanan sehat.

Baca Juga: Penting! Ini 4 Hal pada Kemasan Makanan yang Harus Anda Baca Teliti
Halaman 2 dari 6
(adr/odi)

Hide Ads