Di Pekalongan, pencinta durian bisa merasakan sensasi seru menikmati buah favoritnya. Durian bisa dipetik sendiri dari pohonnya. Jenisnya dari montong hingga Musang King.
Makan durian yang baru dipetik sudah biasa, tapi bagaimana jika kamu sendiri yang memetiknya? Sensasi seru ini bisa ditemui saat mampir ke Desa Rogoselo, Pekalongan, Jawa Tengah
Di kawasan ini, 80% warganya memiliki kebun durian. Pengunjung bisa memasuki kebun itu untuk memetik buah durian sendiri. Harganya dikenakan berdasarkan berat jenis durian itu per kilogram (kg).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak perlu khawatir kesulitan memetik buah durian sendiri. Sebab durian yang ada di pohon hanya berjarak sejengkal dari tanah. Karenanya cukup mudah untuk mengambil buah durian.
Saronto, Kepala Desa Rogoselo, Kecamatan Doro, Pekalongan, mengungkapkan bahwa wilayah Kecamatan Doro, merupakan sentra produksi durian, salah satunya desanya.
"Di Kecamatan Doro, ada 14 desa, memiliki kebun durian semuanya. Di sini saja, Desa Rogoselo, 80 persen warga memiliki kebun durian," ungkapnya pada detikJateng, saat ditemui di kebun miliknya, Senin (8/1/2024).
Ia sendiri kemudian menggagas pesta kebun durian miliknya, untuk mengundang pengunjung sekaligus sebagai edukasi terkait pohon durian. Dari rencana seribu pohon, baru 400 pohon berbagai jenis varian telah ditanam di lahan miliknya, yang seluas 2,5 hektare.
"Satu pohon yang berumur 4 tahun ini, bisa menghasilkan sekitar 50 buah durian, selama musim panen," ungkap Saronto.
![]() |
Jenis durian yang ditanamnya antara lain jenis Montong Bawor, Montong Cani, Matahari, Duri Hitam, Super Tembaga, dan Musang King. Juga ada durian lokal yakni Madu dan Kunir yang tidak kalah enaknya.
"Wisata kebun durian petik sendiri, sistem penjualannya tetap per kilo. Jadi, penjualannya per kilo, pengunjung petik sendiri, ditimbang, dan dinikmati dimakan di bawah pohon," katanya.
Menurutnya, saat ini harga kisaran untuk durian Bawor Rp 100 ribu per kilo, Musangking Rp 300 ribu dan yang tertinggi Super Tembaga, bisa sampai Rp 800 ribu per kilo.
"Aneka durian ada, dari buahnya yang sejengkal dari tanah, sampai buahnya harus dipanjat, ada semua," katanya.
Sementara itu, Muhtarom (39), warga Kota Pekalongan, yang berkunjung ke lokasi kebun durian, mengaku pada detikJateng merasa senang dan puas saat berkunjung langsung ke kebun durian.
"Ada edukasi bagaimana cara menanam, merawat dan memetik buah durian. Buah durian yang kita petik pun, bergaransi, jika gak bagus bisa ditukar. Tapi semuanya tadi bagus-bagus semua," kata Tarom.
Tarom sendiri merasa kagum dengan buah durian yang hanya berjarak sejengkal dari tanah, hingga cara memetiknya harus dilakukan dengan cara duduk. Ini pengalaman pertama kalinya ia sebagai pecinta buah durian.
"Rebahan pun, bisa memetik pohon durian. Bayangan saya buah durian akan menjulang tinggi-tinggi," katanya.
![]() |
Sementara itu diketahui, bahwa para petani sepakat akan menggelar festival durian pada 13-14 Januari mendatang. Warga hanya perlu membeli tiket Rp 15 ribu per orang, dan bisa ditukar dengan satu buah durian.
"Festival durian ada arak-arakan durian, ada juga pesta durian. Tiket hanya Rp 15 ribu, pengunjung akan menukar tiket dengan satu buah durian. Kita siapkan ribuan durian, agar tidak terjadi saling berebut durian," jelas Baehaqi warga Lemahabang di lokasi yang sama.
Selain untuk kebutuhan wisatawan dan pasar lokal, buah durian dari wilayah Kecamatan Doro, Pekalongan ini juga dikirim hingga ke luar kota sesuai dengan permintaan pemesan, seperti Jakarta, Bandung, dan Tasikmalaya.
Artikel ini sudah tayang di detikjateng dengan judul Nikmatnya Makan Durian di Pekalongan, Langsung Petik di Kebun-Tinggal Hap!
(aqr/adr)