Melintas di Purwakarta, pencinta soto bisa puaskan selera dengan semangkuk soto sapi legendaris. Ada yang kuahnya bening dan santan dengan isian daging hingga jeroan sapi. Slurpp!
Racikan soto unik dan enak mudah ditemukan di berbagai daerah Indonesia, tak terkecuali di Purwakarta. Di sini ada hidangan Soto Sadang yang namanya diambil dari nama daerah Sadang di Purwakarta.
Soto Sadang Lama berlokasi di bawah Jembatan Layang Sadang. Bangunannya begitu ikonik karena menempati area bekas rumah dinas kepala stasiun kereta api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari luar terlihat tirai bertuliskan "Soto Sadang 1977". Soto ini sebenarnya sudah ada sejak 1974, namun baru kondang di kalangan penikmat kuliner pada tahun 1977.
Kepada tim d'foodspot (10/4), Wawan selaku generasi kedua pengelola Soto Sadang Lama menceritakan usaha yang diwariskan dari orang tuanya ini. "Dari dulu di sini tempatnya. Dulu orang tua kerja di stasiun, orang kereta api. Jadi kepala stasiun, punya rumah dinas di sini. Tahun 1963 pertamanya pas saya lahir, menempati rumah dinas," katanya.
![]() |
Wawan mengatakan sang ibu yang memiliki banyak anak hendak membantu suaminya dengan cara jualan makanan. "Ibu dari Bogor, dia pintar masak. Akhirnya bikin usaha Soto Sadang," katanya.
Wawan melanjutkan, "Usaha soto itu tahun 1974. Awalnya masih di belakang, bangunannya pakai saung bambu. Terus ada perkembangan, maju ke depan. Dulu tempat makannya lebih luas lagi sampai depan. Karena ada pembangunan jembatan, jadi kena pangkas. Jembatannya dibangun tahun 1992."
Sebelum terkenal dengan nama Soto Sadang Lama atau Soto Sadang Jembatan Layang, rumah makan ini dikenal dengan nama Soto Sadang Pintu Kereta Api karena di dekat pintu lintasan kereta api.
Menu soto sapi yang istimewa dengan 2 pilihan kuah
![]() |
Sederhananya, Soto Sadang menyajikan soto sapi dengan dua pilihan kuah yaitu santan dan bening. Wawan mengaku masih mempertahankan resepnya sejak dulu.
Isian semangkuk soto bisa aging ayam, daging sapi, babat, kaki, dan jeroan sapi lainnya. Soto lalu disajikan bersama irisan daun bawang, tomat, dan emping.
Pelengkapnya berupa acar mentimun, perasan jeruk limo, dan sambal merah. Semangkuk soto yang gurih, segar, dan nikmat ini dibanderol Rp 35.000.
"Untuk bumbunya, kebetulan ibu dari Bogor, jadi mungkin ada pengaruh racikan soto kuning Bogor, tapi diracik lagi sama ibu terutama yang santan," tutur Wawan.
Slurpp! Racikan kuah sotonya terasa gurih nikmat karena kaldu dimasak dengan api kecil dalam waktu lama. Soto ini sebenarnya sudah nikmat, tanpa perlu ditambahkan banyak bumbu.
Ia mengatakan soto ini jadi primadona para pemudik di musim lebaran. "Peminatnya kebanyakan dari luar kota. Kalau orang lokal Purwakarta ada, tapi jarang-jarang. Kebanyakan tahu dari internet. Kadang tahu dari orang tuanya, cari lagi pas udah gede," kata Wawan.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Penjualan mulai merangkak naik setelah pandemi Covid-19
![]() |
Diakui Wawan, penjualan Soto Sadang menurun sejak pandemi Covid-19. "Peminatnya saat ini masih kurang bagus. Kalau waktu belum Covid-19, masih stabil. Tapi setelah Covid-19, tahun 2021, ke sini rada lambat naiknya (penjualannya)," katanya.
Ia lantas berharap pada musim mudik lebaran tahun ini untuk meramaikan bisnis kulinernya. Biasanya pengunjung Soto Sadang akan ramai pada H-5.
Kini Wawan mengelola bisnis Soto Sadang bersama adiknya. Tadinya sang kakak lah yang menjalani usaha ini.
"Total anak ibu ada 14, saya anak ke-12. Sekarang tinggal saya dan adik saya. Sebelumnya kakak saya yang jalanin usaha ini, tapi kakak-kakak sudah pada meninggal," tutupnya.
dβfoodspot Review
Ulasan lengkap rekomendasitempat makan untukmu