Sambal menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Bahkan, beberapa wilayah di Indonesia memiliki ciri khas sambal masing-masing. Sebut saja seperti sambal matah khas Bali, sambal dabu-dabu khas Manado, hingga sambal roa khas Makassar.
Keanekaragaman jenis sambal inilah yang terkadang membuat banyak masyarakat tak puas jika menyantap makanan tanpa cocolan sambal. Hal ini pula yang dimanfaatkan oleh berbagai pengusaha kuliner untuk menyajikan beragam jenis sambal, salah satunya seperti Novitasari, pemilik usaha kuliner Dapoer Ummi Asa 354.
Melihat kondisi masyarakat yang cinta sambal, Novitasari akhirnya berniat terjun ke dunia bisnis kuliner untuk menjual bermacam jenis sambal. Bedanya, sambal-sambal produksinya dibuat dalam kemasan sehingga dapat dibawa ke mana saja, dan disantap kapan saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyaknya masyarakat pencinta pedas memberikan peluang bagi kami hadir dengan memberikan produk berbagai olahan sambal kemasan. Dengan mengusung konsep sambal kemasan yang praktis, higienis dan tetap enak, sambel kami mampu diterima pasar. (Hal ini) terbukti dengan permintaan pasar yang semakin naik, dan semakin banyak varian rasa sambal yang kami hadirkan, membuat pelanggan selalu repeat order," ujarnya kepada detikcom belum lama ini.
Saat ini, Dapoer Ummi Asa 354 telah menjual berbagai macam varian sambal mulai dari sambal teri cabe ijo, sambal jengkol, sambal teri pete, sambal teri medan premium, sambal cumi asin, hingga sambal bawang.
Dari sekian banyak varian, sambal bawang, sambal teri cabe ijo, sambal jengkol, sambal cumi dan sambal teri pete menjadi yang paling difavoritkan konsumen.
"Salah satu sambal yang difavoritkan banyak orang ini emang punya aroma yang bisa bikin selera makan langsung naik. Apalagi kalau rasa pedasnya maksimal. Dijamin makan bakal jadi lebih semangat," paparnya.
Tak hanya punya banyak varian, sambal Dapoer Ummi Asa 354 pun telah hadir di berbagai marketplace seperti Shopee, Tokopedia.
"Produk kami sudah menjangkau seluruh wilayah Indonesia," ungkapnya.
![]() |
Novitasari mengatakan produknya dibanderol dengan harga Rp 20 ribuan saja. Dengan harga yang terjangkau ini, ia menyebut dirinya bisa memperoleh omzet hingga Rp 70 juta per bulannya.
"Penjualan per bulan Rp 65 juta - 70 juta," katanya.
Meski saat ini usahanya sudah terbilang maju, Novitasari menyebut dirinya akan terus mengembangkan usahanya dengan memperbanyak varian.
"Memperbanyak variant sambal khas dari berbagai daerah Indonesia dan menonjolkan keunikan masing-masing," ungkapnya.
Ke depan, dirinya juga berencana untuk bekerja sama dengan berbagai mitra dan UMKM lainnya. Ia berharap agar dapat melakukan ekspor ke luar negeri sehingga sambal Indonesia dapat dikenal luas.
"Kami akan melakukan penjualan secara retail melalui berbagai minimarket dan supermarket untuk memenuhi kebutuhan permintaan di seluruh Indonesia, dan melakukan kerjasama/mitra dengan UMKM sekitar," katanya.
"(Kami juga ingin) melakukan ekspor untuk memperkenalkan kuliner khas Indonesia (sambal) di mata dunia, (dan) membuat pabrik berstandar internasional untuk memenuhi permintaan pasar," tutupnya.
Sebagai informasi, Dapoer Ummi Asa 354 adalah salah satu peserta webinar 'Kembangkan Bisnis Kulinermu vol. 2' yang digelar KraftHeinz Food Service Institute bersama detikcom. Berbeda dari sebelumya, webinar kali ini membahas tentang pembuatan konten yang menarik, serta pentingnya laporan keuangan untuk bisnis kuliner, dan cooking demo untuk memberikan ide-ide menarik bagi para pebisnis kuliner.
KraftHeinz Food Service juga memilih 10 foodpreneur yang berkesempatan mendapatkan modal usaha senilai puluhan juta rupiah, konten promosi gratis di detikcom, hingga business coaching session dengan para pakar bisnis kuliner.
(fhs/ega)