62 Tahun Warung Martumi Sajikan Lodeh Tewel dan Ayam Kampung Sedap

Street Food 101

62 Tahun Warung Martumi Sajikan Lodeh Tewel dan Ayam Kampung Sedap

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Minggu, 23 Okt 2022 15:00 WIB
62 Tahun Warung Martumi Sajikan Lodeh Tewel dan Ayam Kampung Sedap
Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Blitar -

Bersantap di Warung Martumi, Blitar dijamin istimewa sebab kamu bisa menengok dapur tradisionalnya. Menu andalannya, lodeh tewel dan ayam lodeh yang manis pedas. Dijamin ketagihan!

Warung Martumi atau dikenal juga Depot Bu Martumi bukanlah warung makan biasa. Lokasinya cukup jauh dari pusat kota Blitar, tepatnya di Jalan Raya Dayu, Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok.

Meski jaraknya jauh, peminat warung makan ini rupanya tak pernah surut sejak puluhan tahun lalu. Pelanggannya bukan hanya orang biasa, melainkan juga para pejabat terkenal seperti bupati dan gubernur Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita Warung Martumi berawal pada 1960. Hal ini disampaikan Ita, generasi ketiga pengelola Warung Martumi kepada detikfood (30/9).

"Dulu awalnya mbah (Martumi) hanya menawarkan masakan biasa, tapi dari lidah ke lidah, dicari orang (karena rasanya enak)," ujar Ita. Ia kini dibantu 7 karyawan dan beberapa anggota keluarganya untuk melanjutkan Warung Martumi.

ADVERTISEMENT

Proses masak di dapur tradisional dengan tungku kayu bakar

62 Tahun Warung Martumi Sajikan Lodeh Tewel dan Ayam Kampung SedapDapur Warung Martumi yang masih sangat tradisional dengan tungku kayu bakar. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Satu hal yang menarik, jika kamu datang untuk santap langsung di Warung Martumi, bisa mengintip area dapurnya. Kesibukan karyawan di area ini seolah tak berhenti dari pagi hingga sore hari.

Mereka sibuk mengolah berbagai masakan rumahan di atas wajan lebar yang pemanasnya berupa api kayu bakar. Kepulan asap pun sudah jadi 'teman sehari-hari' karyawan di sini.

Ita beberapa kali meminta maaf pada detikfood karena area dapur yang gelap. Ia bilang, dinding-dinding dapurnya menghitam begitu saja karena sejak dulu terpapar api dan asap dari proses masak.

Meski begitu, hal inilah yang justru ia pertahankan. Ita tak mau mengubah resep, termasuk proses masak secara tradisional, yang memang dilakukan Mbah Martumi sejak 1960.

Ia enggan beralih ke proses masak lebih modern karena menurutnya bakal mengubah cita rasa menunya. "Lagi pula mana ada kompor yang bisa muat wajan segede itu mba?" ujarnya seraya tertawa.

Lodeh tewel dan ayam lodeh istimewa

62 Tahun Warung Martumi Sajikan Lodeh Tewel dan Ayam Kampung SedapLodeh tewel (nangka muda) yang pedas gurih ini jadi menu favorit di Warung Martumi. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Warung Martumi menawarkan lebih dari 10 menu berbahan ayam, ikan, dan sayuran. Namun ada 2 menu favorit yang selalu dicari pengunjung yaitu lodeh tewel dan ayam lodeh.

Lodeh tewel sejatinya adalah olahan nangka muda berbumbu santan. Tekstur nangkanya super empuk dengan bumbu gurih pedas yang meresap.

Ita bilang, dahulu Mbah Martumi kerap membeli sendiri nangka muda dari Kediri, tapi sekarang ada pemasok yang mengantar setiap hari ke rumahnya. Mengolah nangka muda butuh ketelatenan karena ada getahnya.

"Habis dikupas, dilap getahnya. Direbus dulu biar getahnya hilang. Lama itu proses bikin lodeh tewel. Nanti kalau getah nangka muda sudah hilang, baru bisa dimasak," katanya.

Untuk ayam lodeh, Ita bisa mengolah sekitar 50 ekor ayam kampung setiap hari. Ayam ini direbus 2 kali sampai empuk sebelum dibalut bumbu lodeh.

62 Tahun Warung Martumi Sajikan Lodeh Tewel dan Ayam Kampung SedapSatu ekor ayam lodeh utuh yang terbuat dari ayam kampung. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

"Sekali rebus bisa 15 ekor ayam dalam wajan besar itu," kata Ita. Setelahnya, ia memasak ayam kampung dengan bumbu lodeh yang disebutnya sangat simpel.

"(Bumbunya) bawang merah, bawang putih, cabe, sama bawang merah goreng. Sudah itu tok! Sama santan. Nggak pakai pengawet," katanya. Proses memasak ayam yang lama menghasilkan tekstur ayam yang super empuk dan lembut.

Uniknya, ada paduan sedikit rasa manis pada olahan ayam lodeh. Ita pun bilang kalau itu merupakan ciri ayam lodeh buatan Warung Martumi.

Cerita Warung Martumi digemari pejabat terkenal ada di halaman selanjutnya.

Olahan ikan bumbu rujak hingga ceker ayam pedas

62 Tahun Warung Martumi Sajikan Lodeh Tewel dan Ayam Kampung SedapOlahan ikan bumbu rujak yang tak kalah enak. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Selain lodeh tewel dan ayam lodeh, Warung Martumi juga menyediakan aneka olahan ikan. Mulai dari ikan gabus, ikan patin, ikan bandeng, hingga ikan lele. Semuanya dibalut bumbu rujak yang pedas, gurih, dan agak manis.

"Bumbu utamanya itu bawang merah, bawang putih, cabe, sama pakai kemiri," ujarnya. Olahan ikan bumbu rujak dibanderol mulai dari Rp 10.000 sampai 35.000an.

Lalu ada juga ceker ayam bumbu pedas yang jadi favorit, lodeh kentang, lodeh kikil, sampai perkedel kentang. Semua menu ini bisa dinikmati dengan padu padan sesuai selera.

Warung Martumi bakal menyediakan semua lauk yang sudah matang di area depan rumah. Lauk bakal ditaruh dalam wadah dan disusun rapi. Nantinya pengunjung yang mau makan, bisa ambil nasi dan lauk sendiri.

Harga sayur bisa sesuai permintaan

62 Tahun Warung Martumi Sajikan Lodeh Tewel dan Ayam Kampung SedapIta, generasi ketiga pengelola Warung Martumi. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Mengenai harga, Warung Martumi mematok Rp 100.000 untuk seekor ayam kampung lodeh. Meski begitu, pembeli bisa 'request' kalau mau beli setengah ekor atau bahkan sepotong saja.

Pun untuk sayurannya, seperti lodeh tewel dan lodeh kentang, pembeli bisa membeli sesuai permintaan. "Rp 5.000 juga boleh," kata Ita.

Selain menjual satuan lauknya, ia juga menjual paket nasi dengan lauk. "Misal ada yang pesan nasi pakai ayam lodeh, lodeh tewel, atau lauk lainnya, itu bisa," katanya.

Jadi langganan Khofifah Indar Parawansa

62 Tahun Warung Martumi Sajikan Lodeh Tewel dan Ayam Kampung SedapSepiring nasi dengan lodeh tewel dan lodeh kentang yang menggugah selera. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Kelezatan menu Warung Martumi diakui semua kalangan, termasuk Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Gubernur sebelumnya, Soekarwo atau akrab disapa Pakde Karwo juga jadi langganan.

Khofifah biasanya memesan lewat ajudan. "Kadang ajudannya ke sini, beliau sukanya ayam lodeh dan lodeh tewel," jelas Ita. Sedangkan Pakde Karwo suka olahan ikan gabus.

Setiap hari Warung Martumi buka mulai pukul 08.00 hingga 19.00. Setelah jam itu, mereka membuka lapak di Pasar Ngentak. Bakal ada dua karyawan yang bertugas jualan di sana.

Ke depannya, Ita bilang bakal terus mempertahankan usaha mbah-nya ini, termasuk mewariskan ke anak cucunya nanti. Beruntung Mbah Martumi punya banyak cucu perempuan.

"Cucu laki-lakinya sedikit. Dulu Mbah saya bilang, paling suka kalau dapat cucu perempuan. Katanya (kalau cucu perempuan) usahanya ada yang nerusin," pungkas Ita.




(adr/odi)

Hide Ads