Tak seperti sate Padang, sate danguang danguang khas Payakumbuh menawarkan kenikmatan berbeda. Sate ini bisa dicicipi di festival yang berlangsung di Jakarta ini
Membicarakan budaya Minang tentunya tak lengkap jika tidak membahas kekayaan kuliner dari tanah Minang. Jenisnya beragam dan banyak yang sudah mendunia karena keunikan dan cita rasanya yang enak.
Salah satunya sate danguang danguang. Sekilas orang-orang mungkin berpikir ini adalah sate Padang. Tapi bagi orang Minang sendiri, terutama yang berasal dari Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, sate danguang danguang berbeda dengan sate Padang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau orang umum mungkin bilang ini jenis sate Padang. Tapi kalau orang Minang asli ya pasti tau, ini sate danguang danguang berbeda dengan sate Padang. Jadi Padang itu kan nama kota, bukan keseluruhan. Ada Payakumbuh, Pariaman, Solok, hingga Bukittinggi itu tergabung dalam Sumatera Barat, bukan Padang," ungkap Yumra, pemilik restoran Rang Kubang ke detikFood saat ditemui di Festival Budaya Luhak Nan Tigo 2022 (22/07).
![]() |
Yumra merupakan satu dari 53 penjual kuliner Minang yang meramaikan Festival Budaya Luhok Nan Tigo tahun ini. Festival ini berlangsung 22-24 Juli 2022 dari pukul 09.00 - 22.000. Berlokasi di lapangan bola Al Azhar Jakarta, Kebayoran Baru.
Baca Juga: Ini Sate Danguang Danguang Khas Payakumbuh yang Berbumbu Royal" selengkapnya
Yumra adalah pemilik restoran Rang Kubang yang ada di Kemayoran, Jakarta Pusat. Ia begitu semangat menceritakan tentang asal usul sate danguang danguang yang merupakan menu utama di restorannya.
"Saya berjualan sate danguang danguang dari tahun 2015. Sate ini berasal dari daerah Danguang Danguang di Payakumbuh. Perbedaanya sate ini memiliki kuah yang kuning, kemudian potongan daging sapi dan lidah sapi ini menggunakan serundeng kelapa asli sebagai bumbu marinasinya, jadi rasanya lebih gurih saat dibakar," ungkap Yumra yang merantau ke Jakarta dari tahun 1990.
![]() |
"Kuah sate danguang danguang ini selain menggunakan rempah seperti kunyit dan lainnya, kita juga menggunakan tiga jenis cabe berbeda. Ada cabe rawit merah yang pedas, cabe ijo, dan cabe merah keriting," tuturnya.
Kalau di Payakumbuh, sate danguang-danguang ini disajikan dengan kuah terpisah, bukan diguyur seperti sate Padang. Namun Yumra mengatakan, karena orang Jakarta sudah terbiasa makan sate dengan kuah atau bumbu yang dicampur langsung jadi dia menyesuaikan.
"Dari segi harga juga lebih mahal sate danguang-danguang ketimbang sate Padang. Karena kita mengutamakan rasa. Pertama potongan dagingnya lebih besar, bumbu yang digunakan lebih banyak, kalau bagi saya yang penting pelanggan suka dan puas dengan rasanya," sambung Yumra.
![]() |
Untuk masalah rasa, sate danguang danguang dai Rang Kubang memang tak perlu diragukan lagi. Perpaduan gurih kelapa serundeng kuning dengan gurih empuk daging sapi yang 'smokey' dari bakaran serta kuah kental sate yang bikin nagih pas untuk penggemar kuliner Minang.
Seporsi sate danguang danguang di Rang Kubang dijual dengan harga Rp 35.000. Sate ini sudah dilengkapi potongan ketupat yang legit.
Selain menjual sate danguang danguang, gerai Rang Kubang di Festival Budaya Luhok Nan Tigo juga menyajikan Martabak Mesir Rang Kubang dengan isian daging yang melimpah. Lalu ada juga roti cane keju coklat dan teh talua tapai yang enak creamy menggunakan telur bebek asli.
Bagi yang tak sempat mampir ke festival ini untuk mencoba sate danguang-danguang, di Jabodetabek ada beberapa tempat makan lainnya yang menyajikan sate danguang danguang.
Seperti gerai Sate Padang Danguang Danguang Salero Rajo di Bekasi hingga Sate Padang Danguang Dapua Datuak di Cipinang.
Baca Juga: Nasi Padang Diwujudkan dalam Kue Menggiurkan Oleh Baker Bandung" selengkapnya s
(sob/adr)