Kerupuk warung yang gurih renyah favorit sejuta umat. Imbas kenaikan harga minyak goreng, usai lebaran harganya dari Rp seribu naik jadi Rp. 2 ribu per buah.
Kerupuk warung atau kerupuk kaleng ini biasa dijual di warung-warung dan ditaruh kaleng seng bercat hiau tau biru. Kerupuk bundar terbuat dari kanji dan sejumlah bumbu ini rasanya renyah gurih.
Saking gurihnya, jika dikucuri dengan kecap manis bisa jadi lauk nasi putih hangat. Meski kurang bernutrisi, tetapi digemari banyak orang. Belum lagi jadi pelengkap wajib soto dan rujak cingur.
Kerupuk itu harganya Rp 1.000 per buah di daerah DKI Jakarta dan sekitarnya. Tetapi kemarin (18/4) resmi diumumkan oleh Ikatan Pengusaha Kerupuk DKI Jakarta, harga kerupuk akan naik jadi Rp 2.000 setalh lebaran. Berlaku mulai 6 Mei mendatang.
Hal tersebut dinyatakan oleh Juru Bicara Ikatan Pengusaha Kerupuk DKI Jakarta, Kemal Mahmud. Dengan kenaikan harga tersebut isi kerupuk per kaleng hanya 20-25 buah dari yang sebelumnya 35-40 buah. Hal ini dilakukan untuk membedakan antara harga lama dengan harga baru.
"Untuk membedakan antara harga lama dengan harga baru, supaya konsumen nggak kaget. Tadi kita sepakat kira-kira 6 Mei sudah berlaku harga baru," kata Kemal kepada wartawan dikutip detikcom, Senin (18/4/2022).
Baca juga: Minyak Goreng Mahal, Harga Kerupuk Naik 100% |
Kenaikan harga kerupuk tersebut dipicu oleh naiknya harga minyak goreng dan bahan baku lainnya. Kenaikan itu disebut sudah menjadikan biaya produksi naik 100%.
"Kita sepaham mendeklarasikan kenaikan kerupuk sehabis Lebaran dengan harga baru yaitu Rp 2.000 di warung-warung. Kita paham dengan kesulitan seperti ini, tapi pahami kami juga dengan keadaan seperti ini ya kami tidak bisa hidup kalau tidak menaikkan harga karena harus nombok berapa lagi, sudah hampir 6 bulan," tuturnya.
"Kan bumbu-bumbu juga naik tuh seperti bawang putih, penyedap rasa, sampai garam yang sekecil pun naik semua. Jadi kan kalau mau hidup ya secara otomatis, harus kita ambil keputusan pahit ini," tambahnya.
Kenaikan harga eceran kerupuk kaleng juga dilakukan demi keberlangsungan usaha para pelaku UMKM. Keputusan ini juga untuk meningkatkan bagi hasil dengan pedagang keliling dan pengecer di warung.
"Kenaikan kerupuk bukan di pihak pengusaha aja, pedagang keliling juga dia omzetnya akan bertambah, warung juga demikian. Bukan pengrajinnya aja, pengecer sampai warung juga ada bagi untung juga," tutup Kemal.
Simak Video "Kerupuk Atom 'Si Bolang' Kini Melek Digital"
(odi/odi)