Inovasi atau Promosi, Mana Lebih Ampuh Kembangkan Bisnis Kuliner?

Erika Dyah Fitriani - detikFood
Kamis, 05 Agu 2021 20:55 WIB
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Ada berbagai cara yang bisa digunakan untuk membuat bisnis lebih berkembang, termasuk bisnis kuliner. Dua cara yang biasa jadi andalan untuk mengembangkan bisnis antara lain inovasi dan promosi, tapi mana sih yang lebih unggul antara dua hal ini?

Founder & Owner Bittersweet by Najla, Najla Bisyir mengatakan inovasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan olehnya, terlebih dalam menghadapi berbagai kompetitor dalam bisnis. Ia mengungkap seringkali menemukan banyak 'tiruan' dari produk miliknya tak lama setelah produk itu diluncurkan. Kendati demikian, ia mengatakan sudah legowo jika hal itu terjadi.

"Kita pernah officially kerja sama bareng salah satu produk cokelat, sorenya itu sudah ada (yang serupa). Awalnya aku berpikir kok gini sih, develop produk itu kan ngga gampang. Ngga mudah. Tapi setelah sekarang, masa pandemi, mungkin mereka dapatkan rezeki itu lewat Bittersweet by Najla. Kita sudah lebih legowo, yang penting kita inovasi terus, inovasi tiada henti, karena memang kita selalu berinovasi dari setiap produk yang ada di Bittersweet by Najla," jelas Najla dalam webinar Trik Bikin Konten Kuliner Jadi Viral yang Bikin Panen Profit yang disiarkan live di detikcom, Kamis (5/8/2021).

Menurut Najla, inovasi harus terus dilakukan tanpa henti terlebih ia melihat banyak brand-brand super besar yang juga menjadi kompetitor dari bisnisnya. Tak hanya berinovasi dalam membuat produk, Najla juga kerap berinovasi dalam mempromosikan bisnisnya dengan memanfaatkan media sosial.

Bahkan, baru-baru ini Najla melebarkan sayap untuk memasarkan Bittersweet by Najla melalui konten di platform TikTok

"Sekarang brand-brand super besar udah nyorot ke kita dan udah bikin yang mirip-mirip kita jadi kita udah harus lebih main cantik lagi. Fokus ke depan jangan nengok-nengok. Inovasi nomor satu dan yang menjadi keunggulan kita adalah bisnis yang memang ada jiwanya. Bisnis yang ada si Najlanya," ujarnya.

Sementara itu, CMO & Co-Founder Kopi Kenangan, Cynthia Chaerunnisa mengungkap pihaknya juga terus melakukan inovasi salah satunya dengan membuat aplikasi khusus Kopi Kenangan. Adapun inovasi ini telah melalui serangkaian riset dari tim Kopi Kenangan sebelum diluncurkan.

"Adakah kompetitor yang punya aplikasi juga seperti kita yang dijadikan sebagai channel untuk bertransaksi. Di situ kita lihat, ternyata ada tapi di Indonesia nggak begitu banyak karena ada food aggregator. Dari situ kita mikir, kalau lewat food aggregator kita kena komisi nih. Apa yang bisa bikin kita tetap stand on our own kalau misalnya lagi pandemi sekarang omzet menurun? Nah (lewat aplikasi) kita tetap punya sales channel yang bisa bergantung tanpa adanya komisi," terangnya.

Kendati demikian, Cynthia tak memungkiri inovasi ini juga sekaligus menjadi kanal promosi baru dari Kopi Kenangan. Sebab, melalui aplikasi ini pihaknya bisa lebih mengenal habit pelanggan untuk kemudian menawarkan berbagai produk dan promo yang diminati pelanggan. Baik berupa diskon, cashback, serta promo lainnya.

Ia pun mengatakan inovasi berupa pengembangan untuk aplikasi ini selalu dikerjakan di setiap kuartal.

Berdasarkan kisah Najla dan Cynthia dalam berbisnis, baik inovasi juga promosi ternyata bisa dijalankan secara beriringan untuk mengembangkan bisnis kuliner. Cara manapun yang dipilih, tentu harus disertai dengan strategi dan perencanaan yang matang baik dari riset hingga pelaksanaannya.

Pemaparan dari Najla dan Cynthia ini disampaikan dalam acara webinar yang diselenggarakan oleh Kraft Heinz Food Service Institute bekerja sama dengan detikcom. Untuk gelarannya yang kedua ini, webinar dari Kraft Heinz Food Institute mengangkat tema Trik Bikin Konten Kuliner Jadi Viral yang Bikin Panen Profit.



Simak Video "Mengintip Bisnis Kuliner Japanese Fusion Rieta Amilia di Kemang"

(prf/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork