Lamongan punya nasi rawon enak dan sedap. Namanya nasi rawon daun jati. Disajikan panas mengepul di atas alas daun jati. Mantul!
Ya, nasi rawon yang ada di Desa Sukobendu, Kecamatan Mantup ini memang disajikan dengan ciri khusus. Di atas piring beralaskan daun jati. Aroma kuah rawon racikan ibu Kusmiati (62) yang khas ditambah alas daun jati semakin menggugah selera makan pengunjung.
"Awal mula saya bikin nasi rawon daun jati ini karena memang banyak sekali daun jati di tempat saya dan sangat mudah dicari," kata Kusmiati ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (17/6/2021).
![]() |
Selain mudah didapat dan gampang dikenal oleh pengunjung, Kusmiati menyebut, ia ingin warungnya yang sudah berdiri sejak tahun 1990 ini bernostalgia dengan masa kecil. Ketika itu, kenang Kusmiati, ia sering sekali makan dengan beralaskan daun jati.
"Saya tak ingin menghilangkan begitu saja kenangan waktu kecil dulu sering makan dengan diberikan alas daun jati seperti ini. Rasa-rasanya, dulu waktu kecil itu kok lebih sedap ketika makan beralaskan daun jati," kenang Kusmiati.
Sejak buka warung di tahun 1990 hingga kini, Kusmiati selalu menyajikan nasi rawonnya dengan diberikan alas daun jati. Sajian nasi rawon Kusmiati yang menggunakan daun jati ini semakin menambah ketertarikan pelanggan karena tampilannya yang berbeda dengan yang lain.
![]() |
Bungkus daun jati ini tidak hanya berlaku bagi pelanggan yang makan ditempat, pelanggan yang membawa pulang juga akan mendapat perlakuan sama, yaitu dibungkus memakai daun jati. "Di sini memang banyak mas warung nasi rawon, tapi nasi rawon yang beda ya di tempat saya, karena memakai alas daun jati," jelasnya.
Sama seperti masakan rawon lainnya, bumbu masakan rawon ibu 3 anak ini juga menggunakan kluwak sehingga berwarna gelap. Padu padan yang pas antara bumbu-bumbu racikan Kusmiati dengan kluwaknya membuat aroma dan rasa rawon daun jati ini semakin gurih sedap.
Tetapi memang ada yang berbeda pada racikan rawon Kusmiati. Ia tidak memakai kemiri untuk membuat rawon jadi kental dan gurih. Alhasil, nasi rawon daun jati Kusmiati memang cenderung bening namun tidak mengurangi rasa enak rawonnya sama sekali.
![]() |
Sebelum pandemi, Kusmiati bisa menghabiskan daging antara 6 kg - 7 kg dalam satu hari. Sekarang, ia bisa menghabiskan 3 sampai 4 kg daging sapi sehari sampai waktu tutup warung di sore hari. Selama pandemi ini, warungnya paling ramai di akhir pekan antara hari Jumat, Sabtu dan Minggu.
"Di akhir pekan biasanya rame, banyak rombongan pesepeda dan lainnya yang mampir makan. Kalau hari biasa ya ada tapi tak seramai akhir pekan," imbuhnya.
Pengunjung dan pelanggan nasi rawon daun jati Kusmiati memang tidak hanya datang dari wilayah sekitar Kecamatan Kembangbahu dan Mantup saja. Namun banyak juga yang datang dari daerah dan kota-kota di sekitar Lamongan seperti Mojokerto dan Jombang serta kecamatan-kecamatan lain yang ada di Lamongan.
"Saya tahunya dari medsos mas, karena penasaran akhirnya bersama teman-teman serombongan gowes dan mampir di tempat ini," aku Hanif, pelanggan dari kota Lamongan.
![]() |
Hanif menyebut, paduan kuah rawon dan dagingnya yang empuk pada rawon daun jati ini terasa pas. Aroma rawon yang khas dipadu dengan aroma harum daun jati, membuatnya berasa kembali ke masa lalu. "Racikan bumbunya pas sekali dan terasa hingga ke dagingnya. Aroma rawon dan daun jati membuat nasi rawon ini semakin nikmat," ungkap Hanif.
Tertarik untuk mencicipi nasi rawon daun jati bu Kusmiati ini? Lokasinya yang berada di perbatasan antara Kecamatan Kembangbahu dan Kecamatan Mantup membuat warung ini sudah dikenal warga dan gampang untuk dicari. Warung nasi rawon daun jati, buka pagi dan tutup jam 15.00.
Simak Video "Gurih Berempah Rawon Kiroman di Malang"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)