Bubur Ayam Kampung Jadul The Legend Pertahankan Kelezatan Selama 50 Tahun

Kuliner Kaki Lima Legendaris

Bubur Ayam Kampung Jadul The Legend Pertahankan Kelezatan Selama 50 Tahun

Warung Makan - detikFood
Minggu, 19 Feb 2023 17:00 WIB
Bubur Ayam Jadul The Legend Pertahankan Kelezatan Selama 50 Tahun
img-alt

Atiqa Rana

4
β€œBubur ayam kampung yang legendaris bisa ditemukan di lampu merah Palmerah ini. Menawarkan rasa bubur ayam yang konsisten sejak tahun 70 dengan topping melimpah.” - aqr
BAGIKAN
Foto: Detikcom / Atiqa Rana
Jakarta -

Salah satu bubur ayam legendaris di Jakarta adalah Bubur Ayam Kampung Jadul The Legend. Bubur ayam yang ada sejak1970an ini dikenal punya topping ayam melimpah.

Bukan hanya nasi saja, melainkan bubur ayam juga banyak digemari banyak orang. Ada banyak penjual bubur ayam kaki lima dengan beragam racikan yang berjualan pagi hingga malam.

Namun salah satu yang bertahan dengan kelezatannya adalah Bubur Ayam Kampung Jadul The Legend di kawasan Palmerah. Bukan sekedar legendaris, bubur ayam di tempat ini juga sempat viral karena buburnya kental serta topping suwiran ayam kampung yang melimpah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lokasinya hanya di pinggir jalan saja dengan area tempat duduk yang terbatas. Namun sejak dibuka pukul 17.30 sore, gerobak kaki lima ini sudah diantre pelanggan setianya.

Detikfood sempat menyambangi Bubur Ayam Jadul The Legend untuk membuktikan kenikmatannya dan berbincang dengan pemiliknya, Afif.

Detail Informasi Bubur Ayam Kampung Jadul The Legend
Nama Tempat MakanBubur Ayam Kampung Jadul The Legend
AlamatJl. Palmerah Barat No.23, RT.2/RW.11, Palmerah, Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11480
No Telp-
Jam Operasional05.30 WIB - 00.00 WIB
Estimasi HargaRp 25.000 - Rp 35.000
Tipe KulinerBubur Ayam
Fasilitas
  • Meja makan

    ADVERTISEMENT
  • Aneka minuman

1. Mulai Dijual Tahun 1970an

Bubur Ayam Jadul The Legend Pertahankan Kelezatan Selama 50 TahunBubur ayam ini memang sudah melegenda sejak tahun 1970an. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

Kenikmatan Bubur Ayam Kampung Jadul The Legend sudah diakui sejak dulu. Kuliner bubur ayam kaki lima ini awalnya dirintis oleh pemilik asli, bang Tatang yang sudah mulai berjualan sejak tahun 1970an.

"Wah kalau mang Tatangnya mah udah jualan dari dulu banget sekitar tahun 70an lah. Ini emang racikannya sendiri dari dulu," pungkas pak Afif selaku pemilik sekarang.

Bang Tatang merupakan pemilik asli bubur legendaris ini yang meracik buburnya sejak dulu hingga bisa melegenda seperti sekarang. Sayangnya, pemilik asli tersebut meninggal dunia pada sekitar tahun 2013.

Menurut pemilik sekarang, sejak Bang Tata meninggal dunia, bisnis bubur ayam ini sempat dilanjutkan oleh anaknya. Namun tidak bertahan begitu lama.

"Almarhum meninggal tahun 2013 an, sempet dilanjutin sama anaknya juga. Tapi gak lanjut," ucap Alif kepada detikfood.

2. Diteruskan oleh Mantan Karyawannya

Bubur Ayam Jadul The Legend Pertahankan Kelezatan Selama 50 TahunSejak pemilik aslinya meninggal dunia, mantan karyawannya pun membangun kembali bisnis ini. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

Sejak pemilik asli meninggal dan gagal dilanjutkan oleh anaknya, akhirnya mantan karyawannya pun meneruskan bisnis bubur ayam yang melegenda ini.

Pak Afif selaku pemiliknya sekarang lalu membuka bubur ayam kaki lima ini pada tahun 2018 dengan nama berbeda yaitu Bubur Ayam Jadul The Legend. Lokasinya masih sama di sekitar lampu merah kawasan Palmerah.

Pemiliknya yang sekarang merupakan mantan karyawan almarhum Bang Tata. Sudah ikut jatuh bangun bersama mang Tatang, membuat pak Afif ingin mempertahankan bubur ayam legendaris ini.

"Kalau ini didirikan sekitar tahun 2018 an lah. Ya mau melanjutkan jualan bubur ayam ini aja,"

Butuh waktu yang cukup lama bagi pak Afif untuk menyukseskan kembali bisnis bubur ayam ini. Awalnya Afif mengaku hanya bisa menjual bubur ayam dengan jumlah porsi sedikit.

Namun pada akhirnya, Bubur Ayam Kampung Jadul The Legend mampu diterima baik oleh pelanggan, sampai racikannya dikenal punya rasa yang sama dengan racikan asli.

3. Rasa Bubur Ayam Konsisten Sejak Dulu

Bubur Ayam Jadul The Legend Pertahankan Kelezatan Selama 50 TahunMeskipun berpindah tangan, tetapi rasanya dikenal tetap konsisten sejak dulu. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

Meskipun sudah berpindah tangan, namun banyak pelanggan setia yang mengungkap jika racikannya masih sama seperti yang dulu.

Pengalaman pak Afif bersama Mang Tatang mungkin telah membuatnya mengetahui bumbu-bumbu rahasia di balik kenikmatan bubur ayam tersebut.

Pak Afif sendiri mengungkap jika ia tetap harus meracik ulang bubur ayamnya. Tanpa berharap banyak, rupanya racikan pak Afif berujung mirip dengan yang dibuat oleh pemilik asli. Ini dibuktikan dari komentar para pelanggan yang jadi pelanggan setia.

"Ya namanya jualan kan pasti bakal beda racikannya. Kita sih serahkan saja ke pelanggan. Tapi alhamdulillah banyak yang bilang kalau rasanya sama," pungkas pak Afif kepada detikfood (16/02).

Tak heran jika hingga saat ini, bubur ayamnya masih ramai pembeli. Saat pandemi sekalipun, bubur ayam jualannya masih ramai diantre.

Kepada detikfood pak Afif mengungkap, "Wah waktu pandemi ke dua tahun 2021 itu malah rame banget. Orang-orang bisa pada antre sampe sana," tuturnya.

4. Habiskan 20 Liter Beras dan 25 Ayam Sehari

Bubur ayam di tempat ini memang dikenal punya porsi besar dengan topping suwiran ayam yang melimpah. Pantauan detikfood sekitar pukul 17.30, terlihat pak Afif sudah mulai menyiapkan banyak pesanan yang dibawa pulang.

Awal dibuka memang lebih banyak pelanggan yang membeli untuk dibawa pulang. Tetapi 30 menit setelahnya, warung bubur ayam yang terletak di gang ini pun mulai dipenuhi pelanggan yang makan di tempat.

Kepopulerannya tersebut telah membuat Bubur Ayam Kampung The Legend bisa menghabiskan 20 liter beras per harinya. Sementara untuk ayamnya, pak Afif mengaku bisa habiskan 25 sampai 26 potong ayam sehari.

"Ini sekarang bisa sampe 20 liter beras lah perharinya. Kalau ayam bisa 25 sampe 26 potong per hari," pungkasnya.

5. Bubur Ayam Tekstur Kental dan Topping Menggunung

Bubur Ayam Jadul The Legend Pertahankan Kelezatan Selama 50 TahunBubur Ayam di tempat ini dikenal punya konsistensi kental dan topping suwiran ayam yang menggunung. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

Jika datang ke tempat ini sepertinya harus menyiapkan perut yang kosong. Karena satu mangkuk bubur punya porsi cukup besar.

Mereka sebenarnya menawarkan dua pilihan, porsi setengah (Rp 25 ribu) dan porsi satu (Rp 35 ribu). Bisa disesuaikan dengan kemampuan perut.

Pak Afif langsung meracik buburnya dengan menggunakan kecap asin, bumbu rahasia lain, lalu menaruh topping suwiran ayam yang melimpah.

Di tempat ini, bubur ayamnya bukan dilengkapi dengan kerupuk melainkan dengan emping. Jika dirasa mangkuk terlalu penuh, empingnya bisa minta disajikan di mangkuk berbeda.

Satu porsi bubur dilengkapi dengan tongcai, kacang kedelai goreng, daun bawang, dan pastinya suwiran ayam. Saking banyaknya suwiran ayamnya menggunung di mangkuk, bubur ini pun sulit untuk diaduk.

Bubur Ayam Kampung Jadul The Legend menyajikan bubur dengan tekstur yang sangat kental. Kekentalan tersebut sampai membuat bubur ini tidak tumpah saat mangkok dibalik. Selain kental, buburnya juga padat sehingga membuat kenyang lebih cepat.

Buburnya hanya dibumbui dengan kecap asin dan bumbu sederhana. Tongcainya memberikan rasa renyah dan gurih asin yang pas.

Jangan terkejut ketika melihat ayamnya yang punya daging berwarna hitam, karena daging ayam yang digunakan adalah ayam jago kampung. Tekstur daging ayamnya lebih kokoh dan tidak mudah hancur. Daging ayamnya sendiri sudah dibumbui dengan rasa yang gurih.

Tanpa tambahan bumbu apapun bubur ayam ini sudah punya rasa yang pas. Namun jika ingin lebih pedas, bisa ditambah dengan sambal terpisah.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Sudah Ada Sejak 1958, Begini Penampakan Restoran Ayam Tjap Benteng"
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/odi)

Hide Ads