Di kawasan Bangka, Jakarta Selatan ada warkop yang viral disambangi YouTuber. Menunya mie instan dengan tambahan bumbu unik yang bisa laku 250 porsi per hari!
Warkop atau warung kopi identik dengan berbagai sajian seperti mie instan, bubur kacang ijo, bubur ayam dan camilan lainnya. Tetapi di kawasan Bangka, Jakarta Selatan ada warkop yang memiliki konsep unik bahkan ditiru oleh banyak tempat makan.
Bukan makanan yang mewah, di sini ada mie instan yang dikemas dengan bentuk unik dan menarik. Hidangan khas Warkop Mang Ade sampai viral di media sosial dan dikunjungi oleh banyak YouTuber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyambangi warkop yang tengah viral tersebut, detikfood membuktikan kelezatan racikan mie galunggung ala Mang Ade ini. Berbincang langsung dengan Mang Ade, ternyata ada kisah panjang hingga ia berhasil membuka warkop yang kini memiliki tiga cabang.
Detail Informasi | |
Nama Tempat Makan | Warkop Galunggung Mang Ade |
Alamat | Jalan Bangka III A, Pela Mampang, Jakarta Selatan |
No Telp | 08130121402067 |
Jam Operasional | Setiap hari, 07.00 - 01.00 WIB |
Estimasi Harga | Rp 7.000 - Rp 20.000 |
Tipe Kuliner | Tradisional, makanan selingan |
Fasilitas |
|
![]() |
Berawal dari hobi dan cita-cita
Warkop pertama milik Mang Ade ternyata tak berlokasi di Bangka, Jakarta Selatan. Mang Ade mengatakan bahwa warkop miliknya pertama kali buka tak jauh dari kelurahan Mampang Prapatan.
Memanfaatkan sebuah bangunan kecil, Mang Ade mulai mengoperasikan warkopnya. Ide untuk membangun warkop juga tidak didapat begitu saja. Mendiang kakek Mang Ade konon juga pernah membuka warkop dan laris diantre para pembeli.
"Saya buka cabang di Bangka awalnya dari mintain nomor telepon pembeli. Pas saya list kok Bangka banyak banget, yaudah akhirnya saya cari tempat dan buka di Bangka. Saya pada prinsipnya, kalo orang itu kan bikin warung nunggu pembeli, nah kalo saya ditunggu pembeli," kata Ade kepada detikcom (15/11).
Ade juga sempat menyebutkan bahwa memiliki bisnis warkop dengan banyak cabang merupakan impiannya sejak kecil semasa duduk di sekolah menengah pertama. Ia menambahkan bahwa walaupun hanya sekadar warkop tetapi dirinya memiliki target untuk membuka sekitar 100 cabang warkop atas kepemilikannya.
"Target saya mau bikin cabang 100 tempat. Karena ini cita-cita saya dari waktu SMP. Cuma pas waktu kuliah itu kan harusnya saya jurusan Tarbiyah, makanya saya jadi ambil manajemen," kata Ade.
Habiskan lebih dari 250 porsi per hari
![]() |
Menu bernama Mie Galunggung diakui oleh Ade yang membuat warkopnya menjadi laris dan viral. Untuk Mie Galunggung sendiri, Ade mengaku dirinya menggunakan mie instan merek Indomie dengan varian rasa tertentu.
Ade menyediakan Indomie Mie Aceh hanya untuk menu mie galunggung lainnya. Tetapi untuk pelanggan yang ingin varian mie lain, juga tersedia lengkap di sini dan bisa diolah menjadi mie instan pada umumnya.
Untuk menu Mie Galunggungnya sendiri Ade mengaku di cabang Bangka ia bisa menghabiskan 5-6 dus mie instan yang berisi 40 bungkus. Hitungan mie instan tersebut belum termasuk dengan varian mie instan lain yang juga tak kalah banyak dipesan pelanggannya.
Saat menya menyambangi Warkop Galunggung Mang Ade, kami membuktikan langsung antusias para pelanggan yang bahkan rela mengantre hanya untuk masuk ke warkop. Ada sekitar 5 orang yang mengantre di belakang kami dan sebagian yang memilih untuk memesan dibungkus karena tak sabar sudah mengantre terlalu lama.
Mie galunggung yang berempah
![]() |
Mie galunggung yang menjadi ciri khas Warkop Mang Ade ini ternyata memiliki perjalanan yang panjang. Ade menempuh perjalanan hingga ke Bandung dan ke kedai milik teman dekatnya sampai akhirnya menemukan inspirasi untuk menciptakan 'Mie Galunggung' dan mulai menyajikannya di warkop.
"Saya dulu memang awal mulanya bikin mie galunggung itu, saya tadinya hobi kuliner. Suka masak lah. Saya main ke Bandung, itu ada namanya lupa mie merapi atau apa cuma memang nggak terlalu terkenal. Waktu saya main ke kedai tempat temen saya, Sadam Husein, dia ngajak ke kedai makan mie mercon namanya. Menurut saya itu menarik gitu kan," kata Ade.
Setelah mencoba mie tersebut Ade mulai membeli beberapa peralatan untuk membuat hidangan yang terinspirasi dari mie mercon. Mulai dari kompor lima tungku hingga berpuluh-puluh wadah yang terbuat dari tanah liat.
Ade pertama kali mencoba resep mie galunggung buatannya di rumah. Menggunakan rempah-rempah seperti cabai, daun jeruk dan bawang yang dicincang kasar ia menghasilkan sebuah mie dengan kuah merah yang harum aromanya.
"Saya kumpulin saudara saya, sama ponakan (untuk mencoba). adi kalau pakai mie ayam bawang rasanya kayak ayam bawang, kalo soto rasanya kayak soto. Saya pengen rasanya yang berbeda. Saya dulu awalnya pakai indomie rica-rica cuma sekarang susah, saya mikir. Terus kenapa mie aceh karena rasa rempahnya banyak dan menyatu sama rempah saya," jelas Ade.
Saat kami mencoba memesan dan mencicipinya, kami dibuat terkejut dengan rasa Mie Galunggung seharga Rp 17.000 yang unik. Perpaduan antara rempah pada Indomie Mie Aceh dengan bumbu khas buatan Ade berpadu sempurna memberikan rasa yang lebih gurih, pedas dan aroma daun jeruk yang membuat nyaman.
Cita rasa kuahnya yang merah tidak memiliki rasa pedas menyengat atau bau yang terlalu menusuk hidung. Jika merasa kurang pedas, Warkop Mang Ade juga menyajikan sambal tambahan di atas meja pelanggan untuk diaduk bersama Mie Galunggung yang sudah dipesan.
Seporsi mie galunggung akan dimasak dengan tambahan telur orak-arik, potongan bakso dan sawi sebelum dipanaskan dengan mangkuk tanah liat. Para pelanggan juga diperbolehkan untuk menambah topping misalnya seperti telur ceplok.
Nasi goreng dan roti bakar warkop yang khas
![]() |
Layaknya warkop yang lain, walaupun memiliki menu spesial tetapi Ade menolak untuk menghilangkan menu warkop pada umumnya. Di sini ada bubur kacang ijo, roti bakar hingga nasi goreng yang bisa dipesan selain Mie Galunggung.
Nasi goreng racikan Warkop Mang Ade dibuat dengan bahan-bahan yang sederhana. Di dalamnya hanya da telur orak-arik dan potongan bakso saja. Tetapi cita rasanya cukup unik.
Nasi goreng yang dibanderol Rp 13.000 terasa seperti nasi goreng kampung sederhana dengan rasa gurih, asin dan manis dari kecap yang berpadu sempurna. Nasi gorengnya juga dimasak cukup lama hingga berasap sehingga menimbulkan aroma smokey dan kecap yang berkaramelisasi.
Untuk roti bakarnya Ade memilih roti tawar jadul dengan bentuk yang panjang, tebal dan tak begitu lebar. Ada beberapa pilihan selai di sini, cokelat, kacang hingga parutan keju yang juga bisa dipesan oleh pelanggan dengan harga yang dipatok Rp 8.000 saja.
Tak hanya roti, selai yang digunakan juga selai jadul yang masih dikemas dengan gelas kaca dan tutup plastik. Cita rasa selai cokelat dan kacang yang dioleskan pada roti membuat nostalgia saat menikmati roti bakar buatan nenek semasa kecil.
Simak Video "Ahli Gizi Tak Sarankan Sahur Pakai Mi"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)
dβfoodspot Review
Ulasan lengkap rekomendasitempat makan untukmu